36
Tabel 2. Jenis dan sumber data
Jenis Data Sumber Data
1. Data Primer
Atribut Ideotipe Padi Hibrida
• Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc. Peneliti padi pada Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
• Dr. Suwarno Pemulia padi pada Kebun Muara, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementrian Pertanian
Konsumen
a. Atribut kepentingan
konsumen b.
Penilaian tingkat kepentingan konsumen terhadap produk
dan kualitas layanan c.
Penilaian tingkat poin penjualan
d. Penilaian tingkat kepuasan
produk dan penilaian kepuasan dari produk kompetitor
Petani di Kecamatan Cianjur
Pemulia Padi Hibrida
a. Persyaratan teknik
b. Hubungan antar persyaratan
teknik c.
Derajat kesulitan tiap persyaratan teknik
d. Nilai sasaran setiap
persyaratan konsumen dan persyaratan teknis
Pemulia padi hibrida di Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat
2. Data Sekunder a. Dokumen Badan Penelitian
dan Kelompok Tani, Gambaran umum Balai
Penelitian dan Kelompok Tani • Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur
• Balai Besar Penelitian Padi b.
Konsep Quality Function Deployment QFD
Literatur
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan cara sengaja purposive. Metode ini dipilih karena tidak semua petani dalam kelompok tani yang mendapatkan
bantuan benih padi hibrida dari pemerintah menanam benih padi hibrida tersebut. Sampel dipilih mengikuti perbandingan jumlah petani di setiap desa yang terpilih.
37 Petani dalam penelitian ini didasarkan pada petani yang pernah menanam padi
hibrida dan padi varietas ciherang. Jumlah sampel sebagai responden petani sebagai konsumen dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan melakukan
screening terlebih dahulu Lampiran 6 terdiri dari 9 petani responden dari Desa Sayang, 4 petani responden dari Desa Nagrak, 9 petani responden dari Desa
Mekarsari dan 8 petani responden dari Desa Sukamaju. Penentuan padi varietas hibrida yang digunakan adalah varietas varietas
Intani-2 PT BISI dan varietas SL-8-SHS SLAgritech karena varietas-varietas tersebut adalah merupakan varietas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah
kepada Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu. Penentuan padi varietas inbrida yang digunakan adalah varietas inbrida ciherang dengan pertimbangan bahwa
varietas ciherang adalah varietas inbrida yang paling banyak ditanam di Indonesia. Hasil survei pada tahun 2008 menunjukkan areal tanam padi varietas Ciherang
meningkat menjadi 48,3 persen dari 41,5 persen pada tahun 2007. Padi varietas unggul baru lainnya yang mendominasi areal pertanaman padi adalah IR64 9
persen, Cigeulis 5,9 persen, Cibogo 3 persen, dan Ciliwung 5,2 persen. Departemen Pertanian, 2007
Jumlah responden dari sisi organisasi dalam hal ini pemulia padi adalah enam responden yang dapat dilihat pada Tabel 3.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk
memperoleh hasil yang dijadikan jawaban dari masalah penelitian. Dalam menganalisis kualitas mutu benih padi hibrida digunakan metode QFD melalui
matriks HOQ. Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data-data dalam penelitian ini adalah analisis Microsoft Office Excel 2007.
38
Tabel 3. Responden Organisasi
No. Nama Jabatan
Penentuan 1. Dr. Ir. Hajrial
Aswidinnoor, MSc. Peneliti padi pada
Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor Atribut ideotipe padi hibrida
2. Dr.
Suwarno Pemulia padi pada
Kebun Muara, Balitbang Kementrian
Pertanian Atribut ideotipe padi hibrida
3. Dr. Satoto
Penanggung jawab penelitian dan
pemuliaan padi hibrida Balai Besar Penelitian
Padi Merumuskan persyaratan teknik,
hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik,
hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai
sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik,
4. Indrastuti Apri
Rumanti Cand Dr. Peneliti pemulia padi
hibrida Balai Besar Penelitian Padi
Merumuskan persyaratan teknik, hubungan antara persyaratan
konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik,
penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan,
nilai sasaran persyaratan teknik, 5.
Yuni Widyastuti, SP Peneliti pemulia padi
hibrida Balai Besar Penelitian Padi
Merumuskan persyaratan teknik, hubungan antara persyaratan
konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik,
penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan,
nilai sasaran persyaratan teknik,
4.4.1 Tabulasi Deskriptif
Tabulasi deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel
frekuensi. Data ditabulasikan dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama
39 kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah seluruh konsumen. Persentase
yang paling besar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Tabulasi deskriptif ini digunakan untuk mengetahui karakteristik
konsumen, ideotipe benih padi hibrida yang diinginkan konsumen persyaratan pelanggan, tingkat kepentingan, dan poin penjualan dari setiap persyaratan
pelanggan dan hasilnya digunakan dalam metode QFD kecuali karakteristik konsumen.
4.4.2 Quality Function Deployment QFD
QFD adalah sebuah alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam Quality
Function Deployment adalah House Of Quality HOQ. House Of Quality
menerjemahkan suara konsumen voice of customer ke dalam persyaratan desain yang memenuhi nilai tujuan spesifik dan mencocokannya, dengan bagaimana
perusahaan akan memenuhi persyaratan tersebut. Analogi untuk menggambarkan struktur QFD adalah suatu matriks yang
berbentuk rumah. Istilah yang sering digunakan adalah House Of Quality HOQ. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut
Besterfield, 1999 : 1.
Mendaftar Persyaratan Konsumen What QFD diawali dengan sebuah daftar tujuan. Daftar ini disebut sebagai apa
yang konsumen butuhkan atau harapkan dalam sebuah produk khusus. Daftar persyaratan konsumen terdiri dari dua yaitu persyaratan konsumen primer dan
persyaratan konsumen sekunder. Daftar persyaratan konsumen primer biasanya bersifat umum. Definisi lebih jauh dilakukan dengan mendefinisikan sebuah
daftar persyaratan konsumen sekunder baru dan lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan konsumen primer, dengan kata lain sebuah
persyaratan konsumen primer mungkin meliputi banyak persyaratan konsumen sekunder.
Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi oleh responden konsumen. Hasil dari kuesioner ini adalah daftar persyaratan konsumen.
Walaupun item dari daftar persyaratan konsumen sekunder menunjukkan detail yang lebih baik daripada persyaratan konsumen primer, persyaratan konsumen
40 sekunder sering tidak langsung dilakukan oleh staf teknisi dan masih
membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga mungkin dibutuhkan persyaratan konsumen tersier.
2. Mendaftarkan Persyaratan Teknik How
Tujuan dari HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain dari sebuah produk dalam cara yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Setelah kebutuhan dan harapan konsumen ditunjukkan dalam persyaratan konsumen, tim QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan teknik
bagaimana yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan konsumen. Daftar persyaratan teknik dibagi menjadi hierarki persyaratan teknik
primer, sekunder, dan tersier. Definisi lebih jauh dari persyaratan teknik dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan teknik sekunder yang mewakili
detail yang lebih baik daripada yang ada dalam daftar persyaratan teknik primer. Seringkali persyaratan teknik sekunder masih belum dapat langsung dilakukan
melainkan masih membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga dibutuhkan persyaratan teknik tersier.
3. Mengembangkan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen dan
Persyaratan Teknik Langkah selanjutnya adalah membandingkan persyaratan konsumen dan
persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik bisa menjadi
sangat membingungkan karena setiap persyaratan konsumen mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya.
Salah satu cara untuk mengurangi kebingungan dalam menentukan hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik yaitu dengan
menggunakan sebuah matriks hubungan. Matriks ini diisi oleh tim QFD. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukkan dengan grafik derajat pengaruh antara
setiap persyaratan teknik dan setiap persyaratan konsumen. Sudah menjadi hal biasa untuk menggunakan simbol untuk menunjukkkan
derajat hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik, sebagai contohnya yaitu :
Δ : Sebuah segitiga menunjukkan hubungan kuat, bernilai 9
41 ○ : Sebuah lingkaran kosong menunjukkan hubungan medium, bernilai 3
● : Sebuah lingkaran penuh menunjukkan hubungan lemah, bernilai 1 □ : Sebuah kotak kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0
Matriks hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik
Persyaratan Konsumen
Persyaratan Pelanggan Primer Primer
Sekunder Sekunder
Sekunder Sekunder
Sekunder Sekunder
Primer Sekunder
Sekunder Sekunder
Primer Sekunder
Sekunder Sekunder
Setelah matriks hubungan telah lengkap, dilakukan evaluasi untuk baris dan kolom kosong. Sebuah baris kosong mengindikasikan bahwa sebuah
persyaratan konsumen tidak dituju oleh setiap persyaratan teknik. Oleh karena itu, harapan konsumen tidak terpenuhi. Persyaratan teknik tambahan harus
dipertimbangkan untuk memuaskan persyaratan konsumen tersebut. Sebuah kolom kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan teknik tidak
mempengaruhi setiap persyaratan konsumen dan setelah dilakukan penyelidikan secara hati-hati, mungkin dihilangkan dari HOQ.
4. Mengembangkan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik
Hubungan antar persyaratan teknik disebut matriks korelasi dan berada pada atap HOQ. Matriks ini digunakan untuk mengidentifikasi setiap hubungan
antar setiap persyaratan teknik. Persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lain. Matriks korelasi adalah
sebuah tabel segitiga yang menghubungkan persyaratan teknik. Simbol digunakan untuk menjelaskan kekuatan hubungan, sebagai contohnya yaitu :
√√ : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai +9 √ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai +3
42 X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai -3
XX : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai -9 □ : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0
5. Penilaian Kompetitif
Penilaian kompetitif adalah sepasang tabel bobot atau grafik yang melukiskan item demi item bagaimana produk kompetitif dibandingkan dengan
produk organisasi. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian konsumen dan penilaian teknik.
a. Penilaian Konpetitif Konsumen
Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan dari matriks
hubungan. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom evaluasi kompetitif untuk mengidentifikasikan sebuah peringkat dari 1 untuk terburuk
sampai 4 untuk yang terbaik. b.
Penilaian Kompetitif Teknik
Penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris berhubungan
dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ di bawah matriks hubungan kemudian produk organisasi dan pesaing dievaluasi untuk setiap persyaratan
teknik. Sama dengan penilaian kompetitif konsumen, uji data diubah menjadi angka 1 sampai dengan 4, dimana 1 untuk yang terburuk dan 4 untuk yang
terbaik. 6.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Konsumen Prioritas persyaratan konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan
dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif konsumen. Prioritas persyaratan konsumen ini mencakup kolom untuk
kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan sebuah bobot absolut.
a. Kepentingan bagi Konsumen
Meranking setiap persyaratan konsumen dengan menunjukkan sebuah rating. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom kepentingan bagi
konsumen untuk mengindikasikan sebuah rating 1 untuk tingkat kepentingan
43 paling rendah sampai dengan 4 untuk sangat penting. Semakin penting
persyaratan konsumen semakin tinggi ratingnya. b.
Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen
Kolom nilai sasaran berada pada skala yang sama dengan penilaian
kompetitif konsumen 1 untuk terburuk dan 4 untuk terbaik. Kolom ini adalah kolom dimana tim QFD memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan
produk mereka tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk lebih baik daripada kompetitor.
c. Faktor Skala Kenaikan
Faktor skala kenaikan adalah rasio antar nilai sasaran dengan rating
produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya, semakin banyak usaha yang dibutuhkan.
d. Poin Penjualan
Poin penjualan memberitahukan tim QFD seberapa baik sebuah
persyaratan konsumen akan menjual. Tujuannya adalah untuk mempromosikan persyaratan konsumen yang terbaik dan setiap persyaratan konsumen yang akan
menolong dalam penjualan produk. Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu :
1,0 = tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = cukup menolong dalam penjualan produk
1,5 = menolong dalam penjualan produk e.
Bobot Absolut Persyaratan Konsumen
Bobot absolut dihitung dengan mengalikan kepentingan bagi konsumen,
faktor skala kenaikan dan poin penjualan :
Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, sebuah persentase dan
ranking untuk setiap persyaratan konsumen dapat ditentukan. Bobot kemudian dapat digunakan sebagai pedoman dalam fase perencanaan dari pengembangan
produk.
Bobot Absolut = Kepentingan bagi KonsumenFaktor Skala KenaikanPoin Penjualan
44 7.
Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap
persyaratan teknik dalam HOQ di bawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik ini mencakup derajat kesulitan teknik, nilai sasaran serta bobot
absolut dan relatif. Tim QFD mengidentifikasikan persyaratan teknik yang paling dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan konsumen dan yang membutuhkan
perbaikan. a.
Derajat Kesulitan Banyak pengguna HOQ menambahkan derajat kesulitan untuk
mengimplementasikan setiap persyaratan teknik yang ditunjukkan dalam baris pertama dari prioritas persyaratan teknik. Derajat kesulitan ditentukan dengan
memberikan nilai untuk setiap persyaratan teknik dari 1 paling tidak sulit sampai dengan 4 sangat sulit.
b. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik
Sebuah nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik dimasukkan di bawah
derajat kesulitan teknis. Hal ini merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknis.
Seberapa banyak nilai diambil untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen dijawab dengan mengevaluasi semua informasi yang dimasukkan ke dalam HOQ
dan memilih nilai sasaran. Nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik ditentukan menggunakan skala 1 terburuk sampai dengan 4 terbaik.
c. Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Sebuah metode yang populer dan mudah untuk menentukan
bobot adalah dengan menunjukkan nilai bernomor kepada simbol dalam simbol matriks hubungan. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ke-j kemudian
diberikan dengan : a
j
= ∑
ij Ci dimana :
a
j
= Vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik j = 1,..,m R
ij
= Bobot yang ditunjukkan oleh matriks hubungan i = 1,..,n, j = 1,..,m C
i
= Vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk persyaratan
45 konsumen i = 1,..,n
m = Nomor persyaratan teknik
n = Nomor persyaratan konsumen
d. Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Pada cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan
dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan konsumen dengan bobot absolut untuk persyaratan konsumen, yaitu :
b
j
= ∑ Rij di
dimana : b
j
= Vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan teknik j = 1,..,m d
i
= Vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan konsumen i = 1,..,n Rating absolut dan relatif yang lebih tinggi mengidentifikasi area dimana
usaha teknik butuh untuk dikonsentrasikan. Perbedaan utama antara kedua bobot ini adalah bobot relatif juga mencakup informasi faktor skala kenaikan dan poin
penjualan. Bobot ini menunjukkan dampak dari karakteristik teknis pada persyaratan
konsumen. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumberdaya untuk perbaikan kualitas.
Adapun proses penyusunan matriks HOQ Matriks Perencanaan Produk dapat dilihat pada Gambar 6.
Penerapan metode QFD pada produk pertanian memiliki kendala-kendala antara lain produk yang diinginkan oleh konsumen sesuai dengan hasil matriks
HOQ-nya tidak bisa langsung dihasilkan karena memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya tidak seperti produk non pertanian. Matriks HOQ
dasar dapat dilihat pada lampiran 7.
4.4.3 Analisis Sensitivitas Harga
Pada penelitian digunakan riset harga yang diharapkan konsumen, dimana limit harga dan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Dalam hal ini
konsumen menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal yang dikaitkan dengan kualitas dari produk tersebut.
Keunggulan dari menggunakan sistem pertanyaan tertutup adalah lebih mudah melihat range harga yang dipilih konsumen dalam menentukan titik
46 terendah dan tertinggi. Kelemahan dari penggunaan sistem ini adalah konsumen
cenderung dibawa langsung untuk memilih harga terendah dan tertinggi dari batas bawah dan atas.
Sedangkan keunggulan bila menggunakan sistem pertanyaan terbuka adalah konsumen lebih terwakili pendapatnya dalam menentukan range harga
menurut pendapatannya. Tapi kelemahannya bila terlalu luas range harga yang ditentukan konsumen bisa jadi titik harga yang diharapkan tidak terbentuk.
Harga benih padi hibrida di pasaran saat ini adalah Rp 50.000. Penentuan range
harga dari batas bawah Rp 5.000 sampai batas atas Rp 65.000 karena benih padi hibrida yang digunakan petani adalah merupakan bantuan dari pemerintah
tidak membeli. Range yang digunakan tidak seperti range harga produk lain, sehingga dibuka range harga batas bawah sama dengan harga benih varietas
unggul biasa di pasaran yang biasa petani gunakan yang berkisar antara Rp 5.000 – Rp 7.000. Sedangkan range harga batas atas ditentukan di atas harga benih padi
hibrida di pasaran saat ini yaitu Rp 65.000. Riset ekspektasi harga merupakan suatu teknik penetapan harga suatu
produk. Hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk grafik yang terdiri atas lima titik harga yang diharapakn konsumen dan kisaran harga yang normal menurut
konsumen. Lima titik harga tersebut adalah : 1.
Indifferent Pricing Point IPP Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu jumlah
konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah konsumen maksimum yang
perduli terhadap harga. 2.
Optimum Pricing Point OPP Titik perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah-sangat mahal
yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada tingkat harga ini
jumlah konsumen menganggap harga sangat mahal atau sangat murah, dengan kata lain harga tersebut optimum bagi produk.
47 3.
Range of Acceptible Price RAP Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik, yaitu antara perpotongan
distribusi kumulatif harga sangat mahal dan sangat murah dari perpotongan antara distribusi kumulatif mahal dan murah. Kisaran harga inilah yang dianggap sebagai
kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen. 4.
Marginal Cheap Price Point MCP Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi produk.
Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah dan murah. Kisaran harga inilah konsumen mulai
meragukan kualitas suatu produk. 5.
Marginal Expensive Price Point MEP Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi bagi produk.
Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan mahal. Kisaran harga inilah konsumen tidak
lagi mau membeli produk.
48
Gambar 6. Proses matriks HOQ Matriks Perencanaan Produk
Penyusunan atribut persyaratan konsumen
Hasil wawancara dengan ahli padi
Penentuan hubungan antar persyaratan teknik
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Penyusunan persyaratan pelanggan
Hasil wawancara dengan petani
Penyusunan persyaratan teknik
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Penilaian kompetitif konsumen
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
Penilaian kompetitif teknik Hasil wawancara dengan
pemulia padi hibrida
Penyusunan prioritas persyaratan konsumen :
1. Penilaian tingkat
kepentingan konsumen 2.
Nilai sasaran konsumen 3.
Penilaian Faktor skala kenaikan
4. Penilaian poin penjualan
5. Bobot absolut
persyaratan konsumen -
Poin 1, 3, 4 merupakan hasil
wawancara dengan petani
- Poin 2 merupakan
hasil wawancara dengan pemulia padi
hibrida -
Poin 5 dihitung menggunakan
microsoft excel 2007
Penyusunan prioritas persyaratan teknik :
1. Derajat kesulitan
2. Nilai sasaran teknik
3. Bobot abslot persyaratan
teknik 4.
Bobot relatif persyaratan teknik
- Poin 1 2 merupakan
hasil wawancara dengan pemulia padi
hibrida -
Poin 3 4 dihitung menggunakan
microsoft excel 2007
Penentuan hubungan persyaratan konsumen dan persyaratan teknik
Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida
49
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Wilayah dan Topografi
Kabupaten Cianjur terletak di tengah Propinsi Jawa Barat, berjarak sekitar
65 km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat Bandung dan 120 km dari Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta. Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak
di antara 6°21” – 7°25” Lintang Selatan dan 106°42” – 107°25” Bujur Timur, dengan batas wilayah yaitu sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Purwakarta, sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Kabupaten Cianjur meliputi areal seluas 350.148 Ha terdiri dari 32 kecamatan, 6 kelurahan dan 342 desa. Berdasarkan wilayah pembangunan
Kabupaten Cianjur dibagi menjadi Wilayah Pengembangan Utara WPU, Wilayah Pengembangan Tengah WPT, dan Wilayah Pengembangan Selatan
WPS, seperti disajikan pada lampiran 8. Wilayah pengembangan utara merupakan dataran tinggi yang terletak di
kaki Gunung Gede yang sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang dipergunakan untuk areal
dan persawahan. Wilayah pengembangan tengah merupakan daerah yang berbukit-bukit kecil dengan keadaan struktur tanahnya yang labil sehingga sering
terjadi tanah longsor, dataran lainnya terdiri dari areal dan persawahan. Wilayah pengembangan selatan merupakan dataran rendah akan tetapi terdapat bukit-bukit
kecil yang diselingi oleh pegunungan yang melebar sampai ke daerah pantai Samudera Indonesia. Seperti halnya dengan daerah Cianjur bagian tengah, bagian
selatan pun tanahnya labil dan sering terjadi longsor, di sini terdapat juga areal dan persawahan tetapi tidak begitu luas.
Keadaan topografi Kabupaten Cianjur sebagian besar berupa daerah pegunungan, berbukit-bukit dan sebagian merupakan dataran rendah, dengan
ketinggian 0 meter sampai dengan 2.962 meter di atas permukaan laut Puncak Gunung Gede, dengan kemiringan antara 1 sampai 40.
50 Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Kecamatan
Cianjur merupakan kecamatan yang mengalami defisit pada ketersediaan beras. Dikatakan demikian karena jumlah kebutuhan konsumsi beras tidak diimbangi
dengan adanya ketersediaan beras yang mencukupi. Menurut perhitungan baku dari rasio antara jumlah produksi dengan jumlah kebutuhan konsumsi per kapita
penduduk di Kecamatan Cianjur maka Kecamatan Cianjur mengalami defisit sebesar -7.584 ton. Namun demikian meskipun defisit, kenyataan di lapangan
beras tetap tersedia di pasaran karena adanya pasokan dari daerah lain. Secara geografis Kecamatan Cianjur meliputi lima desa dan enam
kelurahan yang berbatasan dengan : • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mande
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Warungkondang • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cugenang
• Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cilaku
Kecamatan Cianjur memiliki luas wilayah 2.444.684 hektar yang meliputi lahan sawah seluas 1.206.340 hektar dan lahan darat seluas 1.238.344 hektar. Data luas
lahan dapat dilihat pada Tabel 5.
51
Tabel 5. Data Luas Lahan
Luas Lahan Sawah No.
Jenis Pengairan Luas Lahan ha
1 Pengairan teknis
253 2
Pengairan ½ teknis 390
3 Pengairan pedesaan
448 4 Tadah
hujan -
Jumlah 1.091 Luas Lahan Darat
No. Jenis Penggunaan
Luas Lahan ha 1 Pemukimanpekarangan
876 2 Kolam
169 3 Tegalan
116 4 Lain-lain
186.684 Jumlah 187.845
Sumber : Data Monografi Kecamatan Cianjur
Keadaan topografi Kecamatan Cianjur terletak pada ketinggian 350 – 400 dpl dengan keadaan topografi terdiri dari dataran yang berada di Kelurahan
Bojongherang, Kelurahan Solokpandan, Kelurahan Sawahgede, Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Muka, Kelurahan Sayang, dan Desa Sukamaju. Keadaan
topografi miring berada di Desa Limbangansari, Desa Mekarsari dan Desa Nagrak, sedangkan keadaan berbukit berada di Desa Babakankaret.
Kecamatan Cianjur termasuk Zone Agroklimat B dengan bulan basah tujuh bulan dan bulan kering dua bulan dan memiliki temperatur maksimum rata-
rata 35°C dan temperatur minimum rata-rata 15°C serta memiliki curah hujan rata-rata lima tahun terakhir yang tertera pada Tabel 6.
52
Tabel 6. Curah Hujan Selama Lima Tahun Terakhir
No. Tahun
Jumlah Hari Hujan Jumlah Curah Hujan
Rata-rata 1 2006
92 1.825
19,4 2 2007
103 2.013
19,5 3 2008
89 1.102
12,4 4 2009
93 1.257
13,5 5 2010
153 2.872
18,7
Sumber : Data Monografi Kecamatan Cianjur
5.2 Keadaan Pertanian di Kecamatan Cianjur