Lingkungan Pergaulan Terjadinya Perilaku Menyimpang

105 Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial pengawas saat itu. Kemudian beliau menegurnya dan memberikan nilai nol. Karena peristiwa itu, teman-teman mengejek dan mengolok-oloknya. Teman-teman selalu menceritakan kesalahan- nya kepada siswa lain. Lambat laun dia dicap sebagai penyontek. Label itu melekat pada dirinya dan seolah-olah menjadi identitas pribadi. Kini teman-teman menjulukinya ”tuan sontek yang gagal”. Sebagai reaksi pelabelan tersebut, dia berusaha membuktikan bahwa dia ”penyontek yang lihai” pada setiap kesempatan yang ada. Oleh karena itulah, menyontek kini menjadi kebiasaannya setiap kali ujian. Bahkan dia menyiapkan bermacam-macam cara menyontek agar tidak ketahuan guru pengawas ujian.

e. Gangguan Jiwa atau Mental

Gangguan jiwa atau mental seseorang mampu menjadi penyebab seseorang tersebut melakukan perilaku penyimpangan sosial. Pernahkah kamu melihat orang gila? Bagaimanakah tingkah laku mereka? Terkadang tindakan mereka aneh dan menggelikan serta memalukan. Berjalan tanpa tujuan, tertawa dan berbicara sendiri, mencerca dan memaki orang-orang di dekatnya. Bahkan bertelanjang badan tanpa seutas pakaian di sepanjang jalan. Pada kasus ini rusaknya kesehatan jiwa atau mental dapat menjadikan seseorang berperilaku menyimpang. Hal ini disebabkan dalam kondisi sakit jiwa seseorang tidak mampu lagi memahami nilai dan norma yang ada.

f. Pengaruh Media Massa

Di era globalisasi seperti saat ini perkembangan media massa mengalami kemajuan pesat. Pada hakikatnya, media massa mempunyai kemampuan kuat dalam memengaruhi perilaku seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjito Sastrodiharjo yang dikutip oleh Abdulsyani, jika seseorang menonton film tentang kekerasan, maka setelah selesai menonton film dia akan bersikap seperti pelaku dalam film tersebut. Belum lagi pengaruh global penyebaran narkoba serta gaya hidup permisif, materialistis dan konsumtif. Selain itu, masalah kecanduan rokok, minuman keras dan gaya hidup bebas sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja, namun anak-anak SD hingga bangku perguruan tinggi. Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan betapa besar pengaruh media massa bagi perilaku seseorang. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 5.9 Kehilangan kesadaran diri dapat pula mendorong se- seorang berperilaku me- nyimpang. Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Perilaku Anak Televisi merupakan salah satu bentuk media massa. Siapa yang tidak mengenal dengan media ini? Kecil, namun mampu memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Media ini mampu menampilkan segala cerita, peristiwa di mana pun di belahan dunia ini. Melalui media ini dunia seolah-olah mampu kita raih dengan hanya menekan tombol onoff. Media ini menyuguhkan berbagai acara sesuai dengan kebutuhan kita. Mulai dari acara anak-anak sampai acara orang dewasa disuguhkan. Bukan media ini yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang, namun bentuk acara yang disajikan film, sinetron, iklan dan lain-lain dalam televisi. SOSIOLOGI Kelas X 106 Apabila kita melihat keluar, begitu banyak film atau sinetron yang menampilkan kehidupan remaja yang penuh dengan kebebasan, percintaan, perebutan, dan persaingan yang pada akhirnya memunculkan perilaku penyimpang. Nilai kesopanan, ketaatan, mulai tidak diindahkan. Kehidupan glamor, merebaknya hp di kalangan anak-anak SD, berpakaian minim, melanggar aturan sekolah, budaya shopping pada anak-anak, tawuran pelajar, perkelahian, penyalahgunaan narkotik merupakan hal biasa pada saat ini. Selain itu, pengaruh media ini pun menyerang anak-anak kecil. Begitu banyak acara-acara televisi diperuntukkan untuk anak-anak mulai dari film, kuis, lagu-lagu dan lain-lain. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba menyuguhkan acara-acara yang menarik bagi anak-anak. Saat ini begitu banyak film-film kartun yang diputar. Mulai dari pagi sampai pada malam hari. Tidak semua film-film tersebut berdampak bagi pembentukan perilaku anak-anak. Seperti pada film ”Tom and Jerry”, kedua tokoh ini dalam setiap adegannya saling memukul satu sama lain. Sebagaimana film ”Popeye”, di setiap tayangannya terdapat tindakan kekerasan antara Brutus dan Popeye. Secara tidak langsung anak akan meniru perilaku tersebut. Contoh belum lama ini terjadi peristiwa yang mengakibatkan meninggal- nya beberapa anak akibat tayangan smack down. Banyak anak meniru adegan dalam tayangan tersebut ketika sedang bermain dengan teman sebayanya. Mereka begitu antusias mempraktikkan adegan-adegan kekerasan sebagaimana dalam tayangan tersebut, sehingga tidak menyadari bahwa temannya merasa kesakitan dan akhirnya meninggal. Selain itu, sebuah penelitian tentang pengaruh televisi dan kemampuan otak anak yang dilakukan para ahli dari University of Washington Seattle, Amerika Serikat menyebutkan bahwa televisi telah mengubah cara berpikir anak. Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi biasanya akan tumbuh menjadi sosok yang sulit berkonsentrasi dan kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar. Keadaan tersebut akan memengaruhi per- kembangan otak anak. Bersama teman sekelompokmu cobalah lakukan pengamatan secara sederhana di daerahmu mengenai perilaku menyimpang yang terjadi. Sebagai contohnya di lingkungan kumuh, sekolah, komunitas anak-anak jalanan, komunitas sopir taksi, tukang becak atau bahkan di lingkungan pejabat. Pada dasarnya di setiap komunitas tersebut selalu terdapat perilaku menyimpang. Temukan perilaku menyimpang yang sering terjadi. Selanjutnya, diskusikan apa yang menyebabkan mereka berperilaku menyimpang. Hasilnya tuliskan dalam bentuk laporan dengan judul yang menarik. Selanjutnya presentasikan di depan kelas.

C. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang

Cobalah menyimak berita di media massa. Begitu banyak tindakan- tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada. Seperti, seorang pelajar berani mencuri dompet di pasar, sekelompok pelajar yang terlibat dalam tawuran, seorang ibu yang membuang anak- nya sendiri, seorang mahasiswa yang menjadi pengedar narkoba, atau sekelompok orang tertangkap gara-gara judi. Faktor-faktor ini membukti- kan banyaknya perilaku menyimpang dalam masyarakat. Dari sini dapat terlihat, bagaimana masyarakat saat ini memandang norma dan nilai.