Berdasarkan Jumlah Pelaku Penyimpangan Sosial Negatif

SOSIOLOGI Kelas X 112 Dan sebagian pendidikan masa kecil Durkheim hingga remaja, dihabiskan di sekolah Rabi. Kelak Durkheim dikenal dengan teori solidaritas atau konsensus sosialnya. Teorinya ini tidak terlepas dari berbagai peristiwa dan skandal yang ia saksikan di Prancis. Ia juga dipengaruhi oleh pemikiran Comte lewat tangan ahli filsafat bernama Boutrox. Mengenai minat Durkheim pada konsensus dan peran tradisi, sebagian laporan menyebutkan bahwa hal itu dimulai sejak ia berkenalan dengan Fustel de Coulanges, saat belajar di Ecole Normale Superieur. Teori Durkheim yang lain adalah gagasannya mengenai kesadaran kolektif conscience collective dan gambaran kolektif representation collective. Gambaran kolektif adalah simbol-simbol yang memiliki makna yang sama bagi semua anggota sebuah kelompok dan memungkinkan mereka untuk merasa satu sama lain sebagai anggota-anggota kelompok. Gambaran kolektif adalah bagian dari isi kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif mengandung semua gagasan yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat dan menjadi tujuan atau maksud kolektif. Karya Durkheim dapat disebutkan antara lain De la division du travail social: etude des societes superieur 1893, Le suicide: etude de sociologique 1877 yang mengupas soal bunuh diri dalam tinjauan sosiologi, serta sebuah karya mengenai sosiologi agama berjudul Les formes elementaires de la vie religique en Australie 1912. Karya-karya Durkheim antara lain memberikan pengaruh yang besar terhadap kajian sosiologi agama-agama dan moralitas masyarakat.

D. Upaya Penanggulangan Perilaku

Menyimpang Merebaknya perilaku menyimpang, tidaklah dibiarkan begitu saja tanpa adanya suatu tindakan penanggulangan. Demi terciptanya suatu konformitas dalam masyarakat, pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan penyimpangan. Namun, usaha ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerja sama antara individu dan pemerintah. Upaya-upaya tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Penanaman Nilai dan Norma yang Kuat

Penanaman nilai dan norma dilakukan melalui sosialisasi. Dalam hal ini, yang paling berperan adalah media-media sosialisasi yang ada. Adapun tujuan penanaman nilai dan norma pada diri individu yaitu pembentukan konsep diri, pengembangan keterampilan, pengendalian diri, pelatihan komunikasi, dan pembiasaan aturan. Tercapainya semua tujuan-tujuan tersebut menjadikan proses sosialisasi menjadi ideal, yang pada akhirnya seseorang tahu betul yang baik dan mana yang buruk, mana yang sesuai dengan norma dan mana yang melanggar norma. Dengan demikian, penanaman nilai dan norma yang kuat pada diri individu menjadikannya berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat.

2. Pelaksanaan Peraturan yang Konsisten

Keadaan yang nyaman dan aman dapat pula terbentuk melalui peraturan yang tegas. Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakikatnya adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan, sekaligus juga sebagai saranaalat penindak laku penyimpangan. Namun, apa yang akan terjadi jika peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten? Jelas, akan menimbulkan tindak penyimpangan. Menurut pendapatmu, bagai- mana cara yang paling tepat menanggulangi merebaknya perilaku menyimpang?