85
Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
berlangsung. Belajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan, belajar mengenal sesuatu. Pada intinya, sosialisasi tidak mungkin terhenti
selama individu tersebut masih hidup. Berdasarkan tahapannya, sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu sosialisasi
primer dan sekunder Mayor Polak: 1979. a.
Sosialisasi Primer Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah
lima tahun. Pada saat sosialisasi primer, seseorang akan dapat mengenal lingkungan terdekatnya, misalnya ibu,
bapak, kakak, adik, paman, bibi, nenek, kakek, teman sebaya, tetangganya, dan bahkan dirinya sendiri.
Dengan demikian, proses sosialisasi primer adalah proses sosialisasi di lingkungan keluarga. Pada proses
ini, seorang anak akan melakukan pengenalan akan dirinya sendiri, yang pada akhirnya si anak akan me-
miliki jati diri yang berbeda dengan orang lain.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung, namun sosialisasi primer merupakan
dasar dari sosialisasi sekunder. Sosialisasi ini berlangsung di luar keluarga. Dalam proses sosialisasi
sekunder, anak akan mendapat berbagai pengalaman yang berbeda dengan keluarga. Jika dalam sosialisasi
primer yang berperan adalah orang tua dan keluarga dekatnya, maka dalam sosialisasi sekunder yang
berperan adalah orang lain seperti teman sepermainan, teman sekolah, dan teman sebaya. Hal ini terlihat
setelah anak berumur lebih dari 5 tahun, anak akan memperluas pergaulan. Ia mulai mengenal guru di
sekolahnya, teman bermain, tetangganya, dan lain-lain.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 4.10 Teman bermain berperan besar dalam sosialisasi sekunder.
Sumber: quasar.net.id
Gambar 4.9 Keluarga berperan penting dalam so- sialisasi primer.
Sosialisasi
Menurut Hasan Mustafa, sosialisasi adalah sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir,
merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.
Peran sosialisasi dalam kehidupan manusia sangat penting, antara lain mampu memberikan dasar bagi manusia untuk berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat dan mampu melestarikan kehidupan masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya sosialisasi, mustahil manusia untuk
mengembangkan kehidupan sosial dengan sesamanya. Sementara itu, tanpa adanya sosialisasi nilai-nilai budaya maka generasi penerus akan kesulitan
menemukan identitas budayanya.
Ada beberapa syarat terjadinya sosialisasi, antara lain sebagai berikut. Pertama, secara biologis memungkinkan manusia untuk selalu mengadakan
pembelajaran. Ia lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Sosialisasi manusia senantiasa
berkembang seiring dengan perkembangan biologisnya. Kedua, lingkungan yang baik juga akan mempermudah manusia dalam bersosialisasi.
Sosialisasi dilakukan manusia sejak ia dilahirkan di dunia. Semenjak bayi, manusia telah hidup dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu, fungsi