Nilai yang Bersumber dari Masyarakat

31 Nilai dan Norma dalam Masyarakat b. Nilai vital, merupakan nilai yang muncul karena daya kegunaan- nya. Contoh payung. Payung mempunyai kegunaan untuk menaungi tubuh dari air hujan. Apabila payung ini bocor maka nilai kegunaan payung menjadi berkurang. Nilai payung oleh karena kegunaannya dinamakan nilai vital. c. Nilai kerohanian, bersifat abstrak yang berguna bagi rohani manusia. Menurut beliau, nilai spiritual meliputi nilai kebenaran kenyataan yang bersumber dari akal manusia, nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia, nilai kebaikan yang bersumber pada unsur kehendak dan nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan yang bersumber pada kepercayaan keyakinan manusia. Selain itu, apabila dilihat dari segi orientasinya terdapat lima nilai mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu nilai mengenai hakikat hidup, nilai mengenai hakikat karya, nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesama, nilai mengenai hubungan manusia dengan alam, serta nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu. Kesemua nilai tersebut dicetuskan oleh seorang sosiolog yang juga seorang antropolog yang bernama Clyde Kluckhonn Arif Rohman dkk.; 2003. Berdasarkan fungsinya, nilai dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu nilai integratif dan disintegratif. a. Nilai integratif adalah nilai-nilai di mana akan memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencapai cita-cita bersama. Sifat nilai integratif dalam universal, misalnya sopan santun, tenggang rasa, kepedulian, dan lain-lain. b. Nilai disintegratif adalah nilai-nilai sosial yang berlaku hanya untuk sekelompok orang di wilayah tertentu. Jadi, sifat nilai disintegratif adalah lokal dan sangat etnosentris. Oleh karena itu, jika diterapkan pada lingkungan sosial budaya lain akan mengakibatkan konflik sosial, karena terjadi benturan-benturan nilai yang berbeda. Contoh: dalam hal memberi sesuatu kepada seseorang. Orang Prancis menerima atau memberi dengan tangan kiri adalah sesuatu yang wajar, namun bagi orang Indonesia memberi dengan tangan kiri diartikan sebagai penghinaan. 4. Ciri-Ciri Nilai Sosial Segala sesuatu mempunyai penanda khas atau karakteristik tertentu. Di mana melalui penanda itulah, sesuatu dapat diidentifikasi. Begitu pula dengan nilai sosial. Tidak semua hal atau sesuatu yang baik di mata masyarakat dapat dianggap sebagai nilai sosial. Oleh karena itu, tanda-tanda atau ciri-ciri nilai sosial antara lain sebagaimana dikutip Abdulsyani; 2002: a. Nilai merupakan hasil interaksi antaranggota masya- rakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir. b. Nilai sosial ditularkan di antara anggota-anggota masyarakat melalui pergaulan. Nilai sosial menurut Prof. Notonegoro: • Nilai material • Nilai vital • Nilai kerohanian Sumber: Dokumen Penulis Gambar 2.6 Berjabat tangan dengan menggunakan tangan kanan merupakan contoh nilai disintegratif. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 2.7 Interaksi sosial memunculkan nilai sosial.