Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
63
Pada umumnya revolusi terjadi karena adanya ketidakpuasan anggota masyarakat terhadap suatu sistem
pemerintahan yang ada. Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan yang besar dan berlangsung cepat.
Misalnya, revolusi yang terjadi bulan Oktober 1917 di Rusia, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
besar di negara tersebut. Pada mulanya negara tersebut berbentuk kerajaan yang absolut, berubah menjadi diktator
proletariat yang didasarkan pada doktrin Marxsisme. Segenap lembaga-lembaga kemasyarakatan, mulai dari
bentuk negara sampai pada keluarga batih mengalami perubahan-perubahan besar sampai ke akar-akarnya.
2 Faktor-Faktor Eksogen
Faktor-faktor eksogen adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan
sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain: a Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Masyarakat selalu mengadakan hubungan dengan masyarakat lainnya. Melalui hubungan itu menimbulkan
pengaruh timbal balik yang berarti masing-masing masyarakat memengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga
menerima pengaruh dari masyarakat yang lain sehingga terjadi penyebaran kebudayaan. Penyebaran kebudayaan
secara damai dapat melalui difusi, akulturasi, maupun asimilasi. Difusi yaitu penyebaran kebudayaan atau
pengaruh dari satu daerah ke daerah lain yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Akulturasi yaitu
merupakan dua buah kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak meng-
hilangkan unsur aslinya. Sedangkan asimilasi adalah bercampurnya dua buah kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru di mana kebudayaan setempat berangsur- angsur lenyap.
b Peperangan Peperangan dalam hal ini berarti pertikaian antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain di luar batas-batas negara. Dengan adanya peperangan dalam
suatu negara memunculkan implikasi negatif, misalnya rakyat mengalami kehidupan tegang dan mencekam,
kebutuhan hidup menjadi susah dipenuhi, harta benda menjadi hancur menimbulkan kemiskinan. Sebagaimana,
negara Jepang mengalami perubahan setelah kalah dalam pada Perang Dunia II. Hal ini terlihat dari negara agraris
militer berubah menjadi suatu negara industri.
c Kondisi Alam yang Berubah
Terjadinya gempa bumi, topan, banjir, tsunami, dan lain- lain menyebabkan masyarakat yang tinggal di daerah
tersebut terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya. Sebagai pengungsi yang menempati tempat tinggal baru
Penyebaran kebudayaan berlangsung sangat cepat.
Sebagai generasi muda kita harus senantiasa waspada
agar tidak terpengaruh dengan kebudayaan yang
tidak sesuai dengan kepribadian kita. Selain itu,
kita harus senantiasa memupuk rasa cinta akan
kebudayaan Indonesia yang sangat beragam bentuknya.
SOSIOLOGI Kelas X
64
menyebabkan mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik itu
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Kondisi ini mendorong timbulnya perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Seperti tampak pada masyarakat di pesisir
pantai Pangandaran, Ciamis. Akibat gempa dan gelombang tsunami mereka terpaksa
meninggalkan tempat tinggalnya dan untuk sementara waktu mereka tidak bekerja.
Akibatnya kondisi ekonomi keluarga menjadi berkurang.
Tepat tanggal 17 Juli 2006, pantai Pangandaran, Ciamis dihantam gelombang tsunami yang menimbulkan ribuan korban jiwa. Pantai wisata Pangandaran
mengalami kerusakan parah. Lebih dari 1.000 kios dan penginapan hancur diterpa gempa dan tsunami. Akibat peristiwa ini sektor bisnis pariwisata
mengalami keterpurukan. Hal ini dikarenakan tingkat kunjungan wisatawan mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan turunnya pendapatan
pemerintah Kabupaten Ciamis. Sepinya Pangandaran membuat lebih dari 130 hotel dengan pekerja sekitar 1.800 tidak menentu nasibnya. Dampak
yang sama dirasakan pula oleh sektor industri sekitar lebih dari 15.000 nelayan kehilangan pekerjaannya untuk sementara waktu dan 7.000 perahu
yang ada sebanyak 90 rusak berat. Selain itu, roda perekonomian di beberapa tempat pelelangan ikan TPI di Pangandaran dan Batu Karas
berhenti seketika.
Sumber: httpwww.gatra.comversi-cetak.php?id = 96366
Kasus di atas menunjukkan betapa besarnya dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi dan tsunami yang melanda pantai Pangandaran, Ciamis.
Kenyataan ini dapatkah membentuk suatu dinamika sosial? Bersama teman sekelompokmu kaji dan analisislah peristiwa di atas dengan menjawab
pertanyaan di bawah ini. a.
Adakah proses perubahan sosial yang terjadi dalam peristiwa tersebut? b.
Perubahan sosial apakah yang mampu menimbulkan dinamika sosial dalam peristiwa tersebut?
c. Berdasarkan materi ini, faktor apakah yang mendorong terjadinya
perubahan sosial? Tulislah hasilnya dalam selembar kertas dan bentuk uraian bebas sesuai
dengan pemahamanmu terhadap materi ini.
C. Hubungan Antara Keteraturan Sosial
dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupan sosial setiap individu melakukan hubungan yang saling pengaruh-memengaruhi dengan individu lain. Hubungan
ini biasa disebut dengan interaksi sosial. Adanya interaksi sosial yang sesuai dengan nilai dan norma diyakini mampu membentuk
keteraturan sosial. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan suatu
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 3.12 Rumah rusak akibat gempa.
Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
65
kehidupan normatif dalam bermasyarakat. Inilah gambaran sederhana tentang hubungan interaksi sosial dengan terbentuknya keteraturan
sosial dalam masyarakat.
1. Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan di mana hubungan- hubungan sosial berlangsung dengan selaras, serasi, dan harmonis
menurut nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Artinya, setiap individu ataupun kolektif dapat memenuhi kebutuhan masing-masing
tanpa adanya pihak yang dirugikan. Selain itu, terciptanya keteraturan sosial dan masyarakat diperlukan tiga persyaratan yang mendasar,
yaitu pertama adanya kesadaran warga masyarakat akan pentingnya menciptakan keteraturan. Kedua adanya norma sosial yang sesuai
dengan kebutuhan serta peradaban manusia. Ketiga adanya aparat penegak hukum yang konsisten dalam menjalankan tugas fungsi dari
kewenangannya.
Namun, berbeda apabila dalam suatu masyarakat tidak terdapat salah satu atau keseluruhan persyaratan tersebut. Dalam masyarakat
akan terjadi suatu kekacauan. Di mana setiap individu berperilaku tanpa memerhatikan nilai dan norma. Orang
bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa memedulikan kepentingan orang lain. Di mana kesemua
ini akan menimbulkan pertikaian, pertentangan, kekacauan, dan ketidakselarasan. Kondisi inilah yang
dinamakan ketidakteraturan.
Bentuk konkret dari keteraturan sosial adalah adanya keselarasan yang diwujudkan dalam kerja sama antar-
anggota masyarakat. Contoh: kehidupan masyarakat yang saling membantu, saling menghargai, saling menghormati,
bergotong royong, dan lain-lain. Sedangkan contoh ketidakteraturan antara lain tidak adanya rasa kekeluargaan,
tidak menghormati perbedaan, dan lain-lain.
Kamu telah memahami apa itu interaksi dan keteraturan sosial. Nah, coba ungkapkan pengalamanmu berinteraksi sosial di dalam masyarakat serta
dampaknya terhadap kehidupan sosial. Apakah membentuk suatu keteraturan atau ketidakteraturan dalam masyarakat? Tulislah dalam bentuk uraian
sederhana dengan gaya bahasamu sendiri. Bacakanlah di depan kelas.
2. Pola Interaksi Sosial yang Membentuk
Keteraturan Sosial
Setiap individu melakukan hubungan sosial dengan individu lain. Hubungan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik jasmani maupun rohani. Dalam berhubungan sosial, tindakan individu diatur oleh aturan-aturan sosial yang dinamakan nilai dan
Sumber: www.bankbali.com
Gambar 3.13 Sikap antre wujud nyata dari keteraturan sosial.
SOSIOLOGI Kelas X
66
norma. Jika tindakan individu dalam berinteraksi sesuai dengan nilai dan norma maka akan terbentuk keteraturan sosial. Adanya keteraturan
sosial dalam masyarakat memungkinkan individu mencapai kebutuhannya dengan wajar tanpa merugikan pihak lain. Misalnya,
menjaga kebersihan, membayar pajak melaksanakan hak dan kewajibannya, menjaga keutuhan dan lain-lain. Dengan kata lain,
interaksi yang sesuai nilai dan norma membentuk keteraturan sosial. Secara umum terdapat tiga bentuk atau pola interaksi yang mampu
membentuk keteraturan sosial antara lain: