19
Sosiologi sebagai Ilmu dalam Hubungan Masyarakat
h. Bukti
Bukti merupakan kenyataan atau gejala sosial yang cukup untuk memperlihatkan sesuatu hal. Wujud bukti berupa data atau fakta
yang relevan dengan permasalahan yang hendak dibuktikan. Namun, teknik dan metode penelitian yang tidak tepat dapat
menyebabkan kegagalan mendapatkan bukti yang akurat. Dalam penelitian mengenai kerusuhan sosial, terdapat bukti-bukti
adanya perusakan fasilitas-fasilitas umum, senjata tajam yang masih tertinggal, dan lain-lain.
i. Generalisasi
Generalisasi yaitu proses memperoleh suatu kesimpulan umum. Kesimpulan umum diperoleh seseorang karena berbagai
pengalaman atau hasil pengamatan yang berulang kali. Sebagai contohnya, pada kerusuhan di Ambon, ditemukan adanya pe-
rusakan fasilitas publik. Demikian pula kerusuhan yang terjadi di Makassar polisi menangkap oknum-oknum yang melakukan
tindakan perusakan. Sebagaimana di ibu kota akibat kerusuhan fasilitas-fasilitas publik menjadi rusak. Oleh karena itu, peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam kerusuhan selalu terdapat perusakan atau tindakan anarkis oleh para perusuhnya.
Suatu generalisasi tidak selamanya benar. Tidak jarang generalisasi menjadi salah karena pengambilan kesimpulan yang tergesa-gesa.
Sering kali peneliti langsung menarik kesimpulan hanya dengan melihat satu sebab saja, generalisasi semacam ini disebut hasty
generalization.
j. Teori
Teori yaitu prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumusan atau aturan yang berlaku umum, dapat menjelaskan
hakikat suatu gejala, hakikat hubungan suatu gejala, hakikat hubungan antara dua gejala atau lebih, relevan dengan kenyataan
yang ada dan operasional, alat untuk memperjelas, dapat diveri- fikasi atau dibuktikan, serta berguna dalam meramalkan suatu
kejadian. Teori berfungsi untuk menyimpulkan generalisasi dan fakta-fakta hasil pengamatan, memberi kerangka orientasi untuk
analisis dan klasifikasi fakta-fakta yang diperoleh, memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi, serta mengisi
lowongan-lowongan dalam pengetahuan tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.
k. Proporsisi
Proporsisi merupakan ungkapan yang dapat dipercaya, disang- sikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Hubungan yang
logis antara dua konsep disebut juga proporsisi. Contoh kenakalan anak ditentukan oleh kondisi atau keadaan keluarga anak itu
1. . . . .
. . . . 2.
. . . . . . . .
3. . . . .
. . . . 4.
. . . . . . . .
5. . . . .
. . . . No.
Rumusan Masalah Hipotesis
SOSIOLOGI Kelas X
20
sendiri. Latar belakang pendidikan orang tua dapat memengaruhi prestasi belajar anak. Dalam ilmu sosial, realitas sosial biasanya
dideskripsikan sebagai hubungan dua konsep.
l. Hukum
Hukum atau postulat sering terdapat pada ilmu pengetahuan alam atau matematika. Contoh 1 × 2 = 2. Dalam ilmu pengetahuan
sosial, sukar ditemukan pernyataan sampai pada tingkat postulat. Hal ini disebabkan asas sebab akibat dalam gejala sosial tidak
semata-mata disebabkan oleh satu faktor, melainkan oleh banyak faktor. Terlebih dalam kehidupan sosial yang bersifat dinamis,
sehingga sulit membuat suatu postulat yang bersifat mutlak. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
hukum atau postulat yaitu suatu pernyataan yang tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya sehingga tidak perlu diuji dalam
penelitian.
Merebaknya Kenakalan
Kenakalan lebih melekat pada remaja. Mencoret-coret dinding, bolos sekolah, dan kebut-kebutan adalah jenis-jenis kenakalan yang umum
dilakukan remaja kita. Dalam dekade terakhir, remaja cenderung sangat memprihatinkan. Media massa, baik cetak maupun elektronik sering
memberitakan aktivitas remaja yang membahayakan. Seperti perkelahian secara perorangan, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan,
pencurian, perampokan, penganiayaan, dan penyalahgunaan obat-obatan sepeti psikotropika, yang bisa berjuang dengan kematian.
Dapat dicatat kejahatan narkoba pada tahun 1999 tercatat 1.833 kasus, kemudian pada tahun 2003 meningkat menjadi 7.140 kasus. Hal ini berati
selama empat tahun kejahatan narkoba meningkat 58. Bahkan, kasus ini telah merambah di kalangan anak sekolah dasar SD. Pada tahun 2004
dari 25 juta murid SD seluruh Indonesia ternyata 500 anak telah mengonsumsi narkoba. Sebelumnya, tahun 2003 tercatat 173 siswa berusia
15 tahun menjadi konsumen narkoba. Tahun 1973, bahwa dari 13.710 siswa SD sampai mahasiswa sebanyak 3,9 mengaku pernah menggunakan
narkoba. Demikian juga narapidana dari 1.968, napi yang berada di sembilan lembaga pemasyarakatan LP dan satu tempat tahanan, ternyata 19,3
adalah penyalah guna dan pengedar narkoba.
Sumber: www.pikiran-rakyat.com
Dari kasus di atas dapat dilihat seberapa parah kondisi Indonesia akibat narkoba. Dengan menggunakan ilmu sosiologi kita dapat mengkaji
masalah ini bahkan mampu menciptakan suatu solusi yang terbaik. Bersama kelompokmu, lakukanlah penelitian sederhana mengenai kasus
di atas, tentukanlah rumusan masalah untuk memfokuskan objek penelitian yang kalian lakukan. Setelah itu buatlah suatu hipotesis-hipotesis yang
berkaitan dengan penelitianmu. Lakukan tugas ini secara kerja sama dengan teman-teman sekelompokmu. Hasilnya presentasikan di depan kelas,
sebagai bahan diskusi sederhana.