101
Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial
B. Terjadinya Perilaku Menyimpang
Kamu telah memahami definisi perilaku menyimpang. Kamu juga mampu membedakan perilaku menyimpang dan tidak menyimpang.
Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tidak selamanya perilaku menyimpang bersifat negatif dan merugikan orang lain. Namun,
perilaku menyimpang sering kali disamakan dengan perilaku negatif yang melanggar aturan. Misalnya mencuri, membolos, menyontek
sewaktu ujian, memalak, tawuran pelajar, mencopet, pemakaian narkoba, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan dalam kenyataan sehari-
hari frekuensi terjadinya perilaku menyimpang negatif lebih tinggi dibanding dengan perilaku menyimpang positif. Lantas, yang menjadi
pertanyaannya sekarang, mengapa orang lebih sering melakukan tindakan melanggar norma?
1. Perilaku Menyimpang sebagai Hasil Sosialisasi
Tidak Sempurna
Melalui sosialisasi, individu mempelajari nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Lalu, apa yang akan terjadi jika individu
tersebut gagal melakukan sosialisasi? Individu tidak mempunyai kemampuan untuk memahami norma-norma yang berlaku. Kegagalan
dalam sosialisasi dapat disebabkan kurangnya komunikasi dengan masyarakat. Hal ini membuat individu tidak tahu apa yang menjadi
harapan masyarakat. Oleh karenanya, perilaku yang dihasilkan merupakan perilaku yang jauh dari harapan masyarakat. Orang yang
demikian tidak memiliki perasaan bersalah atau menyesal setelah melakukan pelanggaran hukum.
Selain itu, keragu-raguan memahami diri sendiri dapat juga menyebabkan seseorang mengalami proses sosialisasi yang tidak
sempurna, yang pada akhirnya menghasilkan perilaku menyimpang. Contoh, seorang guru adalah panutan dan teladan bagi murid-
muridnya. Namun, kadang kala terjadi seorang guru justru memberi contoh negatif seperti melakukan tindak kejahatan, korupsi, terlibat
perkelahian, dan lain-lain.
Proses sosialisasi tidak sempurna dapat pula timbul karena cacat bawaan, kurang gizi, gangguan mental, ataupun pengasingan diri.
Pengasingan diri dari pergaulan menimbulkan proses sosialisasi yang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan dalam belajar nilai-nilai dan
norma masyarakat menjadi tidak sempurna. Akibatnya terjadilah perilaku menyimpang.
menyimpang tersebut, berdasarkan materi yang telah kamu dapatkan. Kamu dapat mengangkat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, anak-
anak, atau pejabat-pejabat pemerintah. Setelah itu, kamu dapat memberi judul yang menarik atas kekritisan artikelmu. Hasilnya dapat kamu
kumpulkan kepada guru sebagai bahan penilaian atas prestasimu. Namun, sebelumnya bacakanlah di depan kelas.
Menurut James W. van der Zanden terdapat tiga faktor
utama seseorang berperilaku menyimpang antara lain:
1.
Longgar tidaknya nilai dan norma.
2. Sosialisasi tidak sem-
purna. 3.
Sosialisasi subkebuda- yaan yang menyimpang.