SOSIOLOGI Kelas X
106
Apabila kita melihat keluar, begitu banyak film atau sinetron yang menampilkan kehidupan remaja yang penuh dengan kebebasan, percintaan,
perebutan, dan persaingan yang pada akhirnya memunculkan perilaku penyimpang. Nilai kesopanan, ketaatan, mulai tidak diindahkan. Kehidupan
glamor, merebaknya hp di kalangan anak-anak SD, berpakaian minim, melanggar aturan sekolah, budaya
shopping pada anak-anak, tawuran pelajar, perkelahian, penyalahgunaan narkotik merupakan hal biasa pada saat ini.
Selain itu, pengaruh media ini pun menyerang anak-anak kecil. Begitu banyak acara-acara televisi diperuntukkan untuk anak-anak mulai dari film,
kuis, lagu-lagu dan lain-lain. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba menyuguhkan acara-acara yang menarik bagi anak-anak. Saat ini begitu
banyak film-film kartun yang diputar. Mulai dari pagi sampai pada malam hari. Tidak semua film-film tersebut berdampak bagi pembentukan perilaku
anak-anak. Seperti pada film ”Tom and Jerry”, kedua tokoh ini dalam setiap adegannya saling memukul satu sama lain. Sebagaimana film ”Popeye”, di
setiap tayangannya terdapat tindakan kekerasan antara Brutus dan Popeye. Secara tidak langsung anak akan meniru perilaku tersebut.
Contoh belum lama ini terjadi peristiwa yang mengakibatkan meninggal- nya beberapa anak akibat tayangan
smack down. Banyak anak meniru adegan dalam tayangan tersebut ketika sedang bermain dengan teman
sebayanya. Mereka begitu antusias mempraktikkan adegan-adegan kekerasan sebagaimana dalam tayangan tersebut, sehingga tidak menyadari
bahwa temannya merasa kesakitan dan akhirnya meninggal.
Selain itu, sebuah penelitian tentang pengaruh televisi dan kemampuan otak anak yang dilakukan para ahli dari University of Washington Seattle,
Amerika Serikat menyebutkan bahwa televisi telah mengubah cara berpikir anak. Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi biasanya akan
tumbuh menjadi sosok yang sulit berkonsentrasi dan kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar. Keadaan tersebut akan memengaruhi per-
kembangan otak anak.
Bersama teman sekelompokmu cobalah lakukan pengamatan secara sederhana di daerahmu mengenai perilaku menyimpang yang terjadi.
Sebagai contohnya di lingkungan kumuh, sekolah, komunitas anak-anak jalanan, komunitas sopir taksi, tukang becak atau bahkan di lingkungan
pejabat. Pada dasarnya di setiap komunitas tersebut selalu terdapat perilaku menyimpang. Temukan perilaku menyimpang yang sering terjadi.
Selanjutnya, diskusikan apa yang menyebabkan mereka berperilaku menyimpang. Hasilnya tuliskan dalam bentuk laporan dengan judul yang
menarik. Selanjutnya presentasikan di depan kelas.
C. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
Cobalah menyimak berita di media massa. Begitu banyak tindakan- tindakan manusia yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada.
Seperti, seorang pelajar berani mencuri dompet di pasar, sekelompok pelajar yang terlibat dalam tawuran, seorang ibu yang membuang anak-
nya sendiri, seorang mahasiswa yang menjadi pengedar narkoba, atau sekelompok orang tertangkap gara-gara judi. Faktor-faktor ini membukti-
kan banyaknya perilaku menyimpang dalam masyarakat. Dari sini dapat terlihat, bagaimana masyarakat saat ini memandang norma dan nilai.
107
Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti-Sosial
Banyaknya perilaku menyimpang dalam masyarakat mendorong para ahli mengklasifikasikan bentuk-bentuk perilaku menyimpang
tersebut. Akhirnya, didapat tiga bentuk pembedaan perilaku menyimpang yaitu apabila dilihat dari tujuannya, ditinjau dari
sifatnya, dan dikaji dari jumlah pelakunya.
1. Berdasarkan Tujuan
Setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang mempunyai tujuan tertentu. Demikian juga dengan perilaku menyimpang. Oleh karena
itu, berdasarkan tujuannya, perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu penyimpangan sosial positif dan penyimpangan
sosial negatif.
a. Penyimpangan Sosial Positif
Tindakan penyimpangan sosial merupakan tindakan manusia di luar kelaziman, bahkan mengarah pada nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah oleh masyarakat. Namun demikian, tidak selamanya penyimpangan sosial bertujuan negatif yang merugikan
orang lain. Perilaku di luar kelaziman dapat pula berdampak positif bagi masyarakat seperti yang dilakukan oleh I Wayan Mandra, lelaki
kelahiran Bali. Tindakan menyimpang yang dia lakukan didorong keadaan desa kelahirannya mengalami paceklik di mana
penduduk mengalami kesulitan air bersih. Hamparan sawah yang sebelumnya subur berubah tandus. Masyarakat terpaksa makan
umbi-umbian.
Tidak seperti umumnya masyarakat desa yang cenderung pasrah pada nasib, I Wayan Mandra melontarkan ide membangun
tanggul tidak jauh dari desa tempat dia berada. Ia mengajak 150 warga masyarakat. Namun, tanggul yang baru saja mereka bangun
jebol dan tidak bisa mengalirkan air. Kegagalan itu membuat penduduk putus asa. Tidak demikian halnya dengan I Wayan
Mandra. Berbekal sepucuk senapan angin ia mulai merencanakan membangun terowongan air sejauh 9 kilometer yang dipergunakan
untuk mengairi sawah penduduk. Penduduk desa mencemooh dan mengatakan ide I Wayan Mandra adalah suatu kegilaan.
Akhirnya, air yang diharapkan akan mengubah tatanan kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera mulai mengalir. Awalnya air
tersebut dipergunakan untuk kebutuhan minum warga, karena jumlahnya berlebihan kemudian air tersebut dialirkan ke ladang
dan persawahan.
Penyimpangan sosial bersifat positif pun dapat tampak pada tindakan-tindakan para seniman Indonesia. Seperti pada lirik-
lirik lagu ciptaan Harry Roesli www.republika.co.id. Seratus pencuri membuat fraksi di tanahku ini
Sepuluh penipu, mereka bersatu di tanahku ini Dapatkah Anda membayangkan kini?
Si anak desa takut untuk bicara Rakyat kecil, di zaman itu memang tidak berdaya
Hanya bisa pasrah dan berdiam diri
Republik ini sedang mendengkur Inikah tuan, kau katakan mengabdikan?