penelitian Suminarsasi dan Supriyadi, 2012 menunjukkan bahwa sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap tindakan penggelapan pajak.
Faktor lain yang menjadi alasan wajib pajak melakukan
tax evasion
penggelapan pajak yaitu karena adanya sanksi perpajakan. Semakin besarnya denda yang dibebankan akan mendorong wajib pajak
untuk berperilaku tidak patuh, dan semakin banyak celah kesempatan yang dimiliki oleh wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Rachmadi, 2014 yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan yang berat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggelapan pajak.
2.7 Sikap Ketidakpatuhan
Sikap
attitude
terbentuk dari
behavioral belief
, yaitu keyakinan
akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atau penilaian terhadap hasil
perilaku tersebut. Sikap arah perilaku mengarah pada
perasaan memihak
favorableness
atau perasaan tidak memihak
unfavorableness
terhadap suatu objek yang akan disikapi yang timbul dari adanya evaluasi
individual atas keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari perilaku tersebut
Ajzen, 1991. Jadi bisa dikatakan bahwa sikap ketidakpatuhan
pajak merupakan perwujudan dari kegagalan dari sistem perpajakan. Sikap ketidakpatuhan pajak akan terbentuk apabila wajib pajak
mempunyai keyakinan dan evaluasi yang positif terhadap ketidakpatuhan pajak. Jika sistem perpajakan yang berlaku semakin tidak adil menurut
persepsi wajib pajak, maka tingkat kepatuhannya akan semakin menurun dan hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan wajib pajak untuk
melakukan
tax evasion
akan semakin tinggi Permatasari dan Laksito, 2013.
2.8 Keadilan Pajak
Keadilan pajak adalah keadilan dalam penerapan sistem perpajakan yang berlaku. Masyarakat menganggap bahwa pajak adalah suatu beban
bagi mereka, sehingga masyarakat memerlukan suatu kepastian bahwa mereka mendapatkan suatu perlakuan yang adil dalam pengenaan dan
pemungutan pajak oleh negara. Keadilan pajak dibagi ke dalam tiga pendekatan prinsip, yaitu
prinsip manfaat
benefit principle
, prinsip kemampuan membayar
ability to pay
, dan keadilan horizontal dan vertikal. Prinsip manfaat
benefit principle
menyatakan bahwa suatu sistem pajak dikatakan adil apabila kontribusi yang diberikan oleh setiap wajib pajak sesuai dengan manfaat
atau jasa-jasa yang diperoleh dari pemerintah. Jasa pemerintah ini meliputi berbagai sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Keadilan dalam hal kemampuan membayar
ability to pay
memiliki arti bahwa wajib pajak akan membayar jumlah pajak yang terutang sesuai dengan kondisi wajib pajak. Hal ini berarti
wajib pajak dengan penghasilan sama besar, akan mempunyai kewajiban perpajakan yang sama Kurniawati dan Arianto, 2014.
Keadilan horizontal
horizontal equity
adalah persepsi kewajaran pajak yang dibayar dibanding orang lain yang memiliki jumlah kekayaan
yang sama.
Exchange equity
adalah kewajaran pajak yang dibayar dibandingkan dengan servis atau pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah. Keadilan vertikal
vertikal equity
merupakan kewajaran pajak yang dibayarkan wajib pajak dibandingkan orang lain yang memiliki
kekayaan yang lebih. Prinsip keadilan vertikal berarti bahwa orang-orang yang mempunyai kemampuan lebih besar harus membayar pajak lebih
besar.
2.9 Pelayanan Aparat Pajak