melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak karena mereka memiliki
sikap ketidakpatuhan
yang tinggi
terkait kewajiban
perpajakannya. Sikap ketidakpatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak memberikan
dorongan untuk melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak. Namun, berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa yang sikap
ketidakpatuhan yang dimiliki oleh anggota DPRD di Kabupaten Purbalingga sebagian besar jawaban responden tersebar pada kategori
rendah sebesar 43,2 dan kategori sangat rendah 11,3, sedangakan kategori tinggi hanya 18,2 dan kategori sangat tinggi sebesar 27,3. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dapat dikatakan sikap ketidakpatuhan yang dimiliki oleh anggota DPRD di Kabupaten Purballingga cenderung
rendah. Berdasarkan Lampiran 3 menunjukkan bahwa indikator variabel
sikap ketidakpatuhan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah SK2 sebesar 2,77 dimana artinya wajib pajak orang pribadi setuju pada
pernyataan ketidakpatuhan pajak merupakan perwujudan dari kegagalan sistem perpajakan, sedangkan pada Tabel 4.3 menunjukkan responden
memiliki nilai rata-rata yang tinggi terhadap sikap ketidakpatuhan. Hal tersebut dapat dijadikan indikasi mereka akan bertindak tidak patuh
terhadap kewajiban perpajakannya, sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan
tax evasion
penggelapan pajak tinggi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wanarta dan Mangoting, 2014. Sikap ketidakpatuhan pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat wajib pajak untuk melakukan
tax evasion
penggelapan pajak. Wajib pajak yang mempunyai sikap positif terhadap ketidakpatuhan pajak, memiliki persepsi untuk
melakukan
tax evasion
penggelapan pajak yang tinggi.
4.7.2 Keadilan Pajak Berpengaruh Negatif terhadap
Tax Evasion
Hasil
path coefficient
menunjukkan bahwa hipotesis kedua H2 yang menyatakan bahwa keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap
tax evasion
penggelapaan pajak adalah diterima. Arah hubungan antara
keadilan pajak terhadap persepsi wajib pajak untuk melakukan
tax evasion
penggelapan pajak negatif. Arah hubungan tersebut dapat menunjukkan bahwa apabila para wajib pajak memiliki persepsi keadilan pajak yang
baik, maka tindakan
tax evasion
penggelapan pajak akan cenderung menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila penerapan keadilan
pajak kurang maksimal maka akan meningkatkan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Alasan diterimanya hipotesis kedua karena sesuai dengan
Theory
of
Planned Behavior
TPB dan teori keadilan.
Theory of Planned Behavior
, menyatakan kecenderungan perilaku seseorang dipengaruhi oleh
normative beliefs
yaitu keyakinan tentang harapan
normative
yang muncul akibat pengaruh dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan
tersebut. Apabila wajib pajak memperoleh perlakuan yang tidak adil, maka mereka akan mendapat tekanan sosial dan memotivasi individu untuk
cenderung melakukan tindakan
tax evasion
Kurniawati dan Toly, 2014. Teori keadilan yang dikemukakan oleh John Rawl 1971 memandang
keadilan sebagai
fairness.
Apabila keadilan sebagai
fairness
dijadikan prinsip dasar dalam melaksanakan suatu kebijakan, maka akan tercipta
kesukarelaan segenap anggota masyarakat untuk menerima dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada. Teori keadilan Rawls menitikberatkan pada
bagaimana mendistribusikan hak dan kewajiban secara seimbang di masyarakat. Keadilan pajak dapat dicapai dengan adanya prosedur yang
jelas dan tidak memihak. Dirjen Pajak selaku pemegang otoritas perpajakan, apabila dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, maka wajib pajak akan mampu menerima dan mematuhinya secara
sukarela. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak untuk
melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak berada pada kategori rendah, sedangkan keadilan pajak berada pada kategori tinggi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak karena mereka mendapatkan perlakuan yang adil terkait kewajiban perpajakannya.
Namun, apabila dilihat dari Tabel 4.10 menunjukkan bahwa wajib pajak memiliki persepsi
tax evasion
berada pada kategori rendah, sebagian besar