Pemahaman Perpajakan Berpengaruh Negatif terhadap
Alasan diterimanya hipotesis keempat karena hasil penelitian ini sejalan
theory of planned behavioral,
di dalam
theory of planned behavioral
niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu salah satunya adalah
Perceived Behavioral Control
Kontrol perilaku yang dipersepsikan.
Perceived Behavioral Control
Kontrol perilaku yang dipersepsikan, keyakinan atas keberadaan hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal tersebut mendukung atau menghambat
perilakunya tersebut
perceived power,
jika wajib pajak memiliki pemahaman yang baik maka wajib pajak secara otomatis akan terbentuk
kontrol perilaku yang dipersepsikan yang mendukung wajib pajak melakukan kewajiban perpajakannya sehingga tidak etis untuk melakukan
tindakan
tax evasion
. Jika wajib pajak semakin memahami kewajiban perpajakannya maka tindakan
tax evasion
semakin tidak etis untuk dilakukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak untuk melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak berada pada kategori rendah, sedangkan pemahaman perpajakan berada pada kategori tinggi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak karena mereka memiliki pemahaman perpajakan yang tinggi terkait peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Pemahaman perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak memberikan dorongan untuk tidak melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak. hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan yang dimiliki oleh anggota DPRD di
Kabupaten Purbalingga sebagian besar jawaban responden tersebar pada kategori tinggi sebesar 32,8 dan kategori sangat tinggi 43,2,
sedangakan kategori rendah hanya 20,5 dan sangat rendah hanya 4,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anggota DPRD di
Kabupaten Purbalingga memiliki pemahaman perpajakan yang baik, sehingga mereka memiliki cenderung yang rendah untuk melakukan
tax evasion
penggelapan pajak. Berdasarkan Lampiran 6 menunjukkan bahwa indikator variabel
pemahaman perpajakan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah PP2 sebesar 3,18, dimana artinya wajib pajak orang pribadi setuju pada
pernyataan saya mendaftarkan diri memperoleh NPWP karena kesadaran sendiri. Hal tersebut menjelaskan bahwa wajib pajak orang pribadi yang
menjadi anggota DRPD di Kabupaten Purbalingga memiliki kesadaran yang tinggi terkait kewajiban perpajakannya, sehingga mereka memiliki
kecenderungan yang rendah terhadap persepsi tindakan
tax evasion.
Berdasarkan data statistik responden pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada penelitian ini. Sebagian besar
responden dalam penelitian ini yaitu 29 responden atau 65,91 berpendidikan setingkat sarjana. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa
sebagian besar responden atau wajib pajak orang pribadi yang menjadi anggota DPRD di Kabupaten Purbalingga memiliki pengetahuan yang
tinggi. Tingkat pendidikan yang tinggi juga dapat menjadi indikasi bahwa responden dapat memahami peraturan perpajakan yang berlaku terkait
dengan kewajiban perpajkannya. Hasil penelitian Siregar, dkk, 2012 menilai bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Tingginya kepatuhan wajib pajak disebabkan
karena pengetahuan yang baik tentang perpajakan, sehingga mengurangi
potensi penggelapan pajak.
Penelitian ini juga didukung oleh jawaban responden yang rata-rata menjawab setuju dan sangat setuju dapat dilihat pada Lampiran 6, hal ini
berarti menunjukkan wajib pajak orang pribadi yang menjadi responden rata-rata sudah paham mengenai kewajiban perpajakannya, hal inilah yang
mendukung hasil penelitian pemahaman perpajakan berpengaruh negatif terhadap tindakan
tax evasion.
Hasil penelitian ini di dukung dengan hasil analisis deskripsi variabel pemahaman perpajakan dari jawaban responden yang
menunjukkan bahwa tingkat pemahaman perpajakan wajib pajak orang pribadi mengenai peraturan perundang-undangan perpajakan sudah tinggi.
Semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan wajib pajak orang pribadi, maka semakin rendah juga niat wajib pajak orang pribadi untuk
melakukan
tax evasion
penggelapan pajak, karena wajib pajak orang
pribadi tersebut akan cenderung untuk menghindari tindakan
tax evasion
penggelapan pajak karena patuh kepada peraturan yang berlaku. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rachmadi, 2014 dan Sari, 2015 yang mengatakan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh negatif terhadap tindakan
tax evasion.
jika wajib pajak memahami betul bagaimana kewajiban perpajakan yang harus dilakukan oleh wajib pajak dan memahami betul
bagaimana pentingnya membayar pajak bagi pembangunan nasional, kesejahteraan, dan kelangsungan negeri ini maka wajib pajak akan taat
dalam melakukan kewajibannya sehingga tindakan
tax evasion
akan menurun.