Deskripsi Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Ketidakpatuhan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 12 27,3 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 8 18,2 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 19 43,2 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 5 11,3 Jumlah 44 100 Rata-rata 64,4 Kriteria Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 2. Deskripsi Variabel Keadilan Pajak Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel keadilan pajak yang tersaji dalam Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel keadilan pajak memiliki nilai rata-rata sebesar 72,2 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 33 atau 75 responden memiliki persepsi bahwa keadilan pajak tinggi, sedangkan sisanya 11 atau 25 responden memiliki persepsi bahwa keadilan pajak masih rendah. Hal ini berarti sebanyak 33 atau 75 anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi bahwa keadilan pajak dalam pemungutan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi sekarang sudah baik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan. Berikut merupakan kriteria variabel keadilan pajak disajikan dalam Tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Keadilan Pajak Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 12 27,3 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 21 47,7 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 11 25 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah Jumlah 44 100 Rata-rata 72,2 Kriteria Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 3. Deskripsi Variabel Pelayanan Aparat Pajak Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel pelayanan aparat pajak yang tersaji dalam Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel pelayanan aparat pajak memiliki nilai rata-rata sebesar 77,3 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 38 atau 86,4 responden memiliki persepsi bahwa pelayanan aparat pajak tinggi, sedangkan sisanya 6 atau 13,6 responden memiliki persepsi bahwa kpelayanan aparat pajak masih rendah. Hal ini berarti sebanyak 38 atau 86,4 anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak kepada wajib pajak sudah tinggi. Berikut merupakan kriteria variabel pelayanan aparat pajak disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Pelayanan Aparat Pajak Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 21 47,7 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 17 38,7 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 4 9,1 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 2 4,5 Jumlah 44 100 Rata-rata 77,3 Kriteria Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 4. Deskripsi Variabel Pemahaman Perpajakan Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel pemahaman perpajakan yang tersaji dalam Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel pemahaman perpajakan memiliki nilai rata-rata sebesar 73,9 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 33 atau 75 responden memiliki pemahaman perpajakan yang tinggi, sedangkan sisanya 11 atau 25 responden memiliki pemahaman perpajakan yang masih rendah. Hal ini berarti sebanyak 33 75 atau sebagian besar dari anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki tingkat pemahaman perpajakan mengenai peraturan perundang-undangan perpajakan yang tinggi, sehingga mereka akan cenderung mematuhi peraturan yang berlaku dan menghindari tindakan yang melanggar peraturan. Berikut merupakan kriteria variabel pemahaman perpajakan yang disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Perpajakan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 19 43,2 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 14 32,8 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 9 20,5 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 2 4,5 Jumlah 44 100 Rata-rata 73,9 Kriteria Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 5. Deskripsi Variabel Diskriminasi Pajak Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel diskriminasi pajak yang tersaji dalam Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel diskriminasi pajak memiliki nilai rata-rata sebesar 57,5 dan termasuk dalam kategori rendah. Sebanyak 29 atau 65,9 responden memiliki persepsi bahwa diskriminasi pajak rendah, sedangkan sisanya 15 atau 34,1 responden memiliki persepsi bahwa diskriminasi pajak sekarang ini masih tinggi. Hal ini berarti sebanyak 29 atau 65,9 anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi bahwa diskriminasi dalam melaksanakan ketentuan perpajakannya sekarang ini rendah, karena sistem perpajakan yang berlaku sekarang ini sudah semakin adil. Berikut merupakan kriteria variabel diskriminasi pajak disajikan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Diskriminasi Pajak Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 4 9,1 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 11 25 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 21 47,7 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 8 18,2 Jumlah 44 100 Rata-rata 57,5 Kriteria Rendah Sumber: Data primer diolah, 2016 6. Deskripsi Varibel Sistem Perpajakan Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel sistem perpajakan yang tersaji dalam Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel sistem perpajakan memiliki nilai rata-rata sebesar 77,2 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 36 atau 81,9 responden memiliki persepsi bahwa sistem perpajakan tinggi, sedangkan sisanya 8 atau 18,1 responden memiliki persepsi bahwa sistem perpajakan masih rendah. Hal ini berarti sebanyak 36 81,9 atau sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi bahwa sistem perpajakan yang digunakan untuk memenuhi kewajiban perpajakan sudah lebih baik. Berikut merupakan kriteria variabel sistem perpajakan yang disajikan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Perpajakan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 21 47,7 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 15 34,2 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 6 13,6 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 2 4,5 Jumlah 44 100 Rata-rata 77,2 Kriteria Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 7. Deskripsi Variabel Sanksi Perpajakan Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel sanksi perpajakan yang tersaji dalam Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan memiliki nilai rata-rata sebesar 81,8 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sebanyak 40 atau 90,9 responden memiliki persepsi bahwa sanksi perpajakan yang berlaku sekarang ini sangat tinggi, sedangkan sisanya 4 atau 9,1 responden memiliki persepsi bahwa sanksi perpajakan masih rendah. Hal ini berarti sebanyak 40 90,9 responden atau sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi bahwa sanksi perpajakan yang berlaku sekarang ini sangat tinggi. Berikut kriteria variabel sanksi perpajakan disajikan dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Sanksi Perpajakan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 24 54,5 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 16 36,4 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 4 9,1 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah Jumlah 44 100 Rata-rata 81,8 Kriteria Sangat Tinggi Sumber: Data primer diolah, 2016 8. Deskripsi Variabel Tax Evasion Berdasarkan jawaban responden, ringkasan deskripsi variabel tax evasion yang tersaji dalam Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel tax evasion memiliki nilai rata-rata sebesar 53,8 dan termasuk dalam kategori rendah. Sebanyak 34 atau 77,2 responden memiliki persepsi mengenai tindakan tax evasion penggelapan pajak sekarang ini rendah, sedangkan sisanya 10 atau 22,8 responden memiliki persepsi mengenai tindakan tax evasion penggelapan pajak yang tinggi. Hal ini berarti sebanyak 34 77,2 responden atau sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Purbalingga memiliki persepsi yang rendah untuk melakukan tindakan tax evasion penggelapan pajak. Berikut merupakan kriteria variabel tax evasion yang disajikan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Tax Evasion Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi 81,25 Skor ≤ 100 Sangat Tinggi 3 6,8 62,5 Skor≤ 81,25 Tinggi 7 16 43,75 Skor ≤ 62,5 Rendah 24 54,5 25 Skor≤ 43,75 Sangat Rendah 10 22,7 Jumlah 44 100 Rata-rata 53,8 Kriteria Rendah Sumber: Data primer diolah, 2016

4.2 Analisis Inferensial

Teknik pengolahan data menggunakan metode SEM structural equation modeling berbasis partial least squares dengan alat analisis data Smart PLS 3.0. SEM berbasis partial least squares meliputi uji outer model atau measurement model atau model pengukuran yang menunjukkan bagaimana variabel manifest merepresentasi variabel laten untuk diukur. Uji outer model atau measurement model atau model pengukuran didalamnya terdapat uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji inner model atau structural model atau model struktural yang menguji pengaruh variabel laten dengan variabel konstruknya.

4.3 Uji

Outer Model atau Measurement Model Uji outer model digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Kriteria yang digunakan untuk menilai outer model antara lain adalah validitas convergent, validitas discriminant, dan reliabilitas .

4.3.1 Uji

Validitas Convergent Uji validitas convergent dari measurement outer model digunakan untuk menguji validitas indikator dengan melihat masing- masing konstruk. Validitas convergent dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan korelasi antara item score component dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Uji validitas convergent indikator reflektif dengan program Smart PLS3.0. dapat dilihat dari loading factor, average variance extracted AVE, dan communality. 4.3.1.1 Loading Factor Nilai loading factor menjadi kriteria dalam menilai validitas convergent . Jika dilihat dari loading factor maka ukuran model reflektif dikatakan bagus apabila nilai loading factor lebih dari 0,50. Konstruk dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 harus dihapus atau di drop agar dapat menghasilkan model yang baik. Nilai loading factor dapat dilihat dari tabel outer loadings pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Outer Loadings Mean, STDEV, T-Values Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV T Statistics |OSTERR| P Value SK1 - SK 0,831 0,830 0,067 12,388 0,000 SK2 - SK 0,808 0,796 0,068 11,953 0,000 SK3 - SK 0,748 0,743 0,084 8,908 0,000 SK4 - SK 0,809 0,799 0,066 12,174 0,000 SK5 - SK 0,888 0,887 0,036 24,345 0,000 KP1 - KP 0,709 0,701 0,098 7,220 0,000 KP2 - KP 0,825 0,826 0,063 13,068 0,000

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI UNTUK MINAT MENGGUNAKAN E FILING (Studi Empiris Pada WP OP yang Terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu)

7 54 170

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

11 62 145

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan

1 14 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 5 18

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 1 14

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 0 14

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 0 39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 0 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.(Studi Empiris pada KPP Pratama Binjai)

0 0 20