diperluas lagi tidak hanya pada pelanggaran undang-undang pajak, tetapi juga undang-undang yang lainnya.
2.5.3 Modus
Tax Evasion
Penggelapan Pajak
Berikut ini adalah modus praktik yang paling lazim dilakukan oleh para oknum atau pelaku
tax evasion
penggelapan pajak, yaitu: 1.
Melaporkan omset lebih kecil dari yang seharusnya, 2.
Transaksi ekspor fiktif, 3.
Pemalsuan dokumen keuangan perusahaan, 4.
Menggelembungkan biaya perusahaan dengan membebankan biaya fiktif,
5. Melakukan
mark up
nilai barang yang diimpor.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tax Evasion
Tax evasion
penggelapan pajak bisa terjadi dikarenakan masih lemahnya hukum di Indonesia sehingga tidak memberikan efek jera
terhadap pelaku kejahatan. Adanya tindakan
tax evasion
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadilan, diskriminasi, pemahaman perpajakan,
tarif pajak terlalu tinggi, kurang informasi fiskus kepada wajib pajak tentang hak dan kewajibannya dalam membayar pajak, kurangnya
ketegasan pemerintah dalam menanggapi kecurangan dalam pembayaran pajak sehingga wajib pajak mempunyai peluang untuk melakukan
tax evasion
Mukharoroh, 2014 .
Sikap ketidakpatuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi wajib untuk melakukan
tax evasion
penggelapan pajak. Sikap ketidakpatuhan adalah sikap yang terbentuk apabila wajib
pajak mempunyai keyakinan dan evaluasi yang positif terhadap ketidakpatuhan pajak. Jika sistem perpajakan yang berlaku semakin tidak
adil menurut persepsi wajib pajak, maka tingkat kepatuhannya akan semakin menurun dan hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan wajib
pajak untuk melakukan
tax evasion
akan semakin tinggi Permatasari dan Laksito, 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Wanarta dan Mangoting,
2014 menunjukkan bahwa sikap ketidakpatuhan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat wajib pajak untuk melakukan
penggelapan pajak. Keadilan pajak juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi wajib pajak melakukan tindakan
tax evasion
. Maksud dari keadilan pajak adalah wajib pajak memerlukan perlakuan
yang adil dalam hal pengenaan dam pemungutan pajak Sari, 2016. Hal tersebut menurut mereka dengan membayar pajak maka akan mengurangi
penghasilan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Mukharoroh, 2014 menunjukkan keadilan berpengaruh negatif terhadap persepsi wajib pajak
mengenai penggelapan pajak. Pelayanan aparat pajak merupakan faktor yang mempengaruhi
tindakan
tax evasion
. Pelayanan aparat pajak sebagai petugas sistem pemungutan pajak sangat menentukan tercapainya target penerimaan
pajak. Pelayanan aparat pajak yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap wajib pajak untuk membayarkan pajaknya Nugroho, 2012.
Munculnya oknum makelar pajak seperti Gayus dan masih banyak lagi petugas lainnya membuat keyakinan wajib pajak atas kinerja pelayanan
pajak buruk atau kurang mendapat kepercayaan dari wajib pajak, sehingga muncul keengganan membayar pajak karena takut uangnya digelapkan
Sari, 2015. Fenomena ini menuntut aparat pajak untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik, ramah, jujur sehingga dapat menimbulkan
kepuasan dan kepercayaan wajib pajak. Hasil penelitian Rachmadi, 2014 dan Sari,2015 menunjukkan bahwa pelayanan aparat pajak berpengaruh
negatif terhadap
tax evasion.
Pemahaman perpajakan merupakan tingkat pengetahuan hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Seberapa besar ketentuan perpajakan dapat
dipahami, di mengerti, dan dipahami oleh wajib pajak. Pemahaman wajib pajak yang masih rendah terhadap peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku merupakan salah satu faktor yang mendorong wajib pajak melakukan tindakan penggelapan pajak
tax evasion
penggelapan pajak. Penggelapan pajak dapat dilakukan oleh orang pribadi, hal tersebut terjadi karena rendahnya pemahaman terkait
ketentuan perpajakan,
meliputi undang-undang
perpajakan dan
pemanfaatan adanya celah dalam undang-undang perpajakan
loopholes
, sehingga dapat disalah gunakan untuk melakukan penggelapan pajak,
seperti tidak jujur dalam memberikan data keuangan maupun
menyembunyikan data keuangan Rahma, 2013. Hasil penelitian Rachmadi, 2014 dan Sari,2015 menunjukkan bahwa pemahaman
perpajakan berpengaruh negatif terhadap
tax evasion.
Diskriminasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan
tax evasion.
Diskriminasi adalah perbedaan perlakuan antar sesama umat manusia berdasarkan dari segi ras, agama, sosial, warna kulit dan lain-
lainnya. Diskriminasi yang terkait dengan penghindaran dalam kondisi tertentu menganggap bahwa suatu penggelapan pajak dipandang sebagai
yang paling dibenarkan dalam kasus tertentu, contohnya adalah dimana sistem pajak tidak adil, dana pajak yang terkumpul terbuang sia-sia
Rahman, 2013. Dibuktikan dengan penelitian Rahman, 2013 dan Sari, 2015 yang mengatakan diskriminasi berpengaruh positif terhadap
tindakan penggelapan pajak
tax evasion
. Sistem perpajakan adalah cara yang digunakan olehpemerintah
untuk memungut atau menarik pajak dari rakyat dalamrangka membiayai pembangunan dan pengeluaran pemerintah lainnya. Sistem perpajakan
dapat mejadi alasan wajib pajak melakukan tindakan
tax evasion
penggelapan pajak adalah sistem perpajakan. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi dari tahun ke tahun yang semakin canggih, maka
modernisasi sistem perpajakan yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan, sehingga diharapkan kepatuhan
wajib pajak bisa meningkat seiring dengan dipermudahnya cara pembayaran dan pelaporan pajak. Hal tersebut didukung oleh hasil
penelitian Suminarsasi dan Supriyadi, 2012 menunjukkan bahwa sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap tindakan penggelapan pajak.
Faktor lain yang menjadi alasan wajib pajak melakukan
tax evasion
penggelapan pajak yaitu karena adanya sanksi perpajakan. Semakin besarnya denda yang dibebankan akan mendorong wajib pajak
untuk berperilaku tidak patuh, dan semakin banyak celah kesempatan yang dimiliki oleh wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Rachmadi, 2014 yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan yang berat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggelapan pajak.
2.7 Sikap Ketidakpatuhan