Kesimbangan dan Kekuasaan Negara Kepartaian

Perubahan UUD harus menjamin dihasilkannya UUD yang baru yang menjadi dasar: 1. Sistem politik dan pemerintahan yang demokratis 2. Sistem ekonomi yang terbuka terhadap dunia luar namun mampu melindungi kepentingan nasional dan mensejahterakan masyarakat 3. Sistem hukum yang transparan dan aadil 4. Sistem sosial yang mengakui Kebhinekaan 5. Sistem keamanan yang menjamin ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 6. Sistem pertahanan yang melindungi negara, masyarakat dan seluruh kekayaan nasional dari ancaman luar Mengenai piagam Jakarta, Partai Demokrat berpendapat bahwa rumusan yang ada dalam UUD 1945 sudah yang terbaik, bisa menampung kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga tidak perlu diubah lagi.

d. Kesimbangan dan Kekuasaan Negara

UUD 1945 dalam bentuk aslinya sesungguhnya dapat menjamin keseimbangan-keseimbangan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kekuasaan eksekutif yang terlalu besar di masa orde baru sesungguhnya terjadi karena kita tidak melaksanakan UUD 1945. Belakangan ini kekuasaan lebih berat ke arah legislatif. Pemerintahan sangat lemah. Keseimbangan sangat sangat penting agar pemerintahan tidak jatuh bangun seperti yang pernah dialami oleh Indonesia pada masa kabinet parlementer. Tanpa kontrol yang efektif, demokrasi tidak pernah berpihak kepada rakyat dalam arti sebenarnya. Demokrasi, sejak pertama kali diperkenalkan, selalu berpihak Universitas Sumatera Utara kepada kuat menanamkan dirinya mayoritas. Terlepas dari kelemahannya, demokrasi lebih baik daripada otoriter. Oleh sebab itu demokrasi harus ditegakkan namun diimbangi dengan sistem hukum yang kuat, yang terpisah dari eksekutif maupun legislatif. Sistem saling mengontrol check and balances perlu untuk mengurangi ekses demokrasi. Jika untuk memantau perilaku presiden diadakan Mahkamah Konstitusi, maka untuk memantau perilaku legislatif dan yudikatif seharusnya juga menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian Mahkama Konstitusi tidak bisa menjadi bagian dari ketiganya tetapi harus berdiri sendiri. Seluruh Mahkamah Konstitusi harus dipilih langsung oleh rakyat, memenuhi persyaratan yang sangat ketat, sudah sangat senior di bidang hukum dan kenegaraan, bukan anggota partai politik, dan diangkat untuk seumur hidup. Posisi yang begitu agung akan mendorong anggota mahkamah Konstitusi berbakti untuk tugasnya dan tidak takut dipecat oleh siapapun

e. Kepartaian

Ada empat parameter untuk menilai partai politik, yaitu: 1. Konsistensi sikap. Apakah partai konsisten antara ucapan dan tindakannya. Apakah konsisten antara janji kampanye dengan perilaku setelah menang. 2. Jarak partai dengan rakyat. Apakah partai memahami aspirasi masyarakat luas 3. Visi ke depan. Apakah partai mempunyai visi ke depan atau hanya terbelit persoalan jangka pendek. Terbelit dengan perebutan kekuasaan dan kekayaan. Terbelit pada perseteruan antara elite dalam partai. Universitas Sumatera Utara 4. Penguasaan atas rakyat. Apakah partai mempunyai berhasil memberdayakan rakyat keluar dari kesulitan ataukah malah menambah kesulitan rakyat. Diukur dengan empat parameter itu, kelihatannya semua partai yang ada sekarang telah gagal melaksanakan tugas politiknya. Itulah sebabnya diperlukan partai yang baru, yang belum terlibat persoalan jangka pendek. Partai Demokrat melihat sebab kegagalan partai politik selama ini adalah: 1. Tidak taat asas perjuangannya, termasuk tidak taat atas materi kampanye. 2. Manajemen partai tidak kuat. 3. Terlibat dalam politik uang money politics. 4. Gagal dalam menegakkan prinsip demokrasi internal partai. 5. Kurang memberikan otonomi pada pengurus partai di daerah. 6. Terlalu berat pada masalah figur unggulan sehingga kurang memberi bobot pada kader.

f. Tugas Partai Politik

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

KIPRAH PARTAI POLITIK DALAM KANCAH PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR (Study pada DPW PAN dan DPD Partai Demokrat Jatim dalam Memenangkan Pasangan KarSa)

0 3 2

Rekrutmen Calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Lampung Tahun 2013

1 17 79

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN 2013-2018.

0 6 35

ANALISIS KRITIS TENTANG PERSYARATAN CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BUKAN SEBAGAI ANGGOTA PARTAI POLITIK DIKAITKAN DENGAN HAK POLITIK WARGA NEGARA.

0 1 14

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN 2013-2018 - repository UPI T LIN 1103943 Title

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 0 29