yang digunakan partai politik dalam melakukan sosialisasi politik adalah melalui media massa, kursus-kursus, penataran, dan sebagainya. Selain itu dalam fungsi
sosialisasi politik ini partai politik juga berperan membantu sistem politik dalam mensosialisasikan sistem politik dan mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia
yang sadar dan bertanggung jawab terhadap kepentingan sendiri dan kepentingan nasional.
15
Rekrutmen politik berhubungan kepada upaya partai politik untuk mencari dan mengajak orang-orang tertentu bergabung kedalam partai. Partai politik juga berperan
untuk menyeleksi para anggotanaya kemudian untuk diusulkan menjadi calon pemimpin partai. Tentunya kader-kader yang diproyeksikan menjadi pemimpin partai
adalah kader-kader yang berkualitas karena bertujuan untuk mengembangkan partai menjadi lebih besar. Untuk merekrut calon anggota cara yang digunakan mungkin
dengan cara melakukan pengkaderan yang sebelumnya diawali dengan kontak pribadi, persuasi dan lain- lain. Sedangkan dalam hal perekrutan untuk calon
pemimpin partai, biasanya setiap partai membentuk sebuah team untuk membuat Jika kita mengamati sisi lain dari fungsi sosialisasi politik yang dilakukan
partai politik adalah untuk menciptakan imagecitra bahwa partai benar- benar memperjuangkan kepeentingan masyarakat. Ini merupakan suatu hal yang sangat
penting agar partai mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menguasi kekuasaan pemerintah yang merpakan tujuan dari partai politik.Untuk itu setiap partai berusaha
untuk mendaptkan dukungan seluas mungkin dan mengkader anggotanya agar mempunyai solidaritas terhadap partainya.
I.6.2.2.3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
15
Winarno, Loc. Cit
Universitas Sumatera Utara
kualifikasi calon pemimpin yang ideal. Kemudian barulah kemudian diadakan pemilihan untuk menentukan calon pemimpin partai politik tersebut.
Namun fungsi rekrutmen politik yang dijalankan oleh partai politik tidak hanya terbatas pada fungsi internal saja. Partai politik juga mempunyai peran
rekrutmen politik terhadap calon pemimpin nasional. Namun biasanya calon yang akan direkrut untuk diusung menjadi pemimpin nasional merupakan calon yang
berada dalam partai politik tersebut. Alasannya jelas agar calon tersebut dapat memperjuangkan apa yang selama ini diperjuangkan oleh partai politik. Sedangkan
untuk merekrut calon yang berada di luar partai harus memperhatikan beberapa hal terutama masalah ideologi partai, garis perjuangan partai, dan kesempatan partai
untuk berkuasa dalam pemerintahan.Rekrutmen partai politik meliputi perekrutan untuk diusulkan menjadi wakil- wakil rakyat dari pusat hingga daerah dan pemimpin
pemerintahan pusat hingga daerah. Fokus penelitian ini adalah mengenai perekrutan yang dilakukan oleh partai
politik dalam menentukan calon yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah. Yaitu mengenai kebijakan partai demokrat dalam menentukan pasangan calon yang
akan diusung dalam pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2013.
I.6.2.2.4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Dalam negara yang komposisi masyarakatnya heterogen seperti Indonesia potensi untuk terrjadinya konflik mempunyai peluang yang cukup besar. Di negara
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan golongan maka sangat rentan untuk terjadi konflik horizontal. Dalam negara demokrasi yang menganut azas
Universitas Sumatera Utara
kebebasan maka akan sangat mungkin terjadi benturan-benturan pemikiran ataupun kepentingan yang dapat menyulut terjadinya konflik atas perbedaan-perbedaan
tersebut. Potensi konflik seperti ini jelas harus dihindari agar terhindar dari masalah disintegrasi bangsa.
Dalam hal ini partai politik diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut atau paling tidak dapat membantu untuk menekan potensi konflik yang dapat timbul dari
perbedaan- perbedaan yang ada di masyarakat. Elit partai dapat menumbuhkan pengertian di antara mereka dan bersamaan dengan itu juga meyakinkan
pendukungnya.
16
16
Op. Cit. hal. 409.
Dengan kata lain partai politik dapat dijadikan sebagai penghubung psikologis diantara warga- negara sehingga dapat menciptakan keakraban diantara
masyarakat.
I.6.2.3. Sistem Kepartaian