BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Proses politik dibawah Orde Baru bukanlah demokrasi, terbukti dengan pelaksanaan beberapa pemilihan umum sebelumnya yang kerap sekali terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga azas langsung, bebas dan rahasia luber tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga boleh disebut tidak memenuhi syarat
demokrasi.
1
1
Adman Nursal, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 78.
Bergulirnya Era Reformasi yang menggantikan rezim otoriter Orde Baru telah menjadi sebuah batu lompatan bagi perjalanan demokrasi di Indonesia. Terbukti
pasca memasuki era Reformasi praktek-praktek demokrasi yang sebelumnya menghadapi jalan buntu di Orde Baru secara perlahan mulai dijalankan. Salah satu
contohnya adalah pelaksanaan Pemilu yang lebih demokratis. Salah satu produk reformasi yang dapat dilihat sebagai peningkatan kualitas
demokrasi adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada. Pemilukada mempunyai tujuan agar setiap warga daerah dapat memilih kepala pemerintahan
daerah secara langsung tanpa proses perwakilan. Pemilihan kepala daerah yang dimaksud adalah pemilihan kepala daerah tingkat satu Gubernur dan kepala daerah
tingkat dua Bupati Walikota. Azas langsung yang terdapat dalam Pemilukada merupakan semangat baru dalam demokrasi di Indonesia. Karena dalam pelaksanaan
Pemilu sebelumnya warga daerah tidak dapat memilih kepala daerah secara langsung melainkan melalui wakil-wakil rakyat di tingkat daerah DPRD.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sebuah pelaksanaan pemilu partai politik menjadi salah satu instrumen yang paling penting. Partai politik berperan sebagi peserta pemilu yang saling
berkompetisi untuk memenangkan pemilu tersebut. Berbeda halnya dengan pemilu presiden, pemilu Kepala Daerah tidak hanya diikuti oleh calon dari wakil partai
politik melainkan juga calon dari perseorangan Independen. Diperbolehkannya calon perseorangan dalam Pemilukada membuat kompetisi Pemilu semakin menarik.
Karena dengan demikian calon kepala daerah tidak hanya berasal dari partai politik melainkan juga dapat berasal dari perorangan yang berada diluar partai politik.
Namun walaupun jalur perorangan di Pemilukada telah dibuka, kemenangan dalam Pemilukada selalu didominasi oleh calon-calon dari partai politik.Hal ini
membuktikan bahwa partai politik menjadi faktor yang sangat penting dalam memenangkan sebuah pemilukada.
Sekalipun faktor partai politik merupakan faktor penting dalam memenangkan sebuah pemilukada, faktor individu juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya.
Yang dimaksud dengan faktor partai politik adalah meliputi faktor ideologi partai hingga mesin politik partai tim pemenangan pemilu. Sedangkan yang dimaksud
dengan faktor individu adalah karakteristik ataupun kepribadian calon yang diusung oleh partai politik tersebut. Jadi adalah sebuah hal penting bagaimana sebuah partai
politik mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pemilukada. Rekrutmen politik dalam menentukan calon yang akan
diusung tentunya harus menentukan faktor kesamaan visi- misi terhadap partai politik hingga faktor kepribadian calon dimata masyarakat. Namun dalam era politik modern
seperti sekarang ini faktor perorangan lebih dominan dibandingkan dengan faktor partai politik. Dengan kata lain masyarakat lebih melihat faktor perorangan daripada
Universitas Sumatera Utara
faktor partai politik yang mengusungnya sebagai bahan pertimbangannya dalam menentukan pilihan. Dengan demikian calon yang lebih familiar dimata masyarakat
memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan pemilukada. Inilah yang terkadang membuat partai politik lebih memilih calon yang berada diluar
partainyabukan kader untuk diusung dalam pemilukada dan memilih calon lain yang bukan kader yang dianggap lebih familiar dan dianggap lebih menjual secara politisi
dimata masyarakat. Setiap partai politik tentunya memiliki cara yang berbeda dalam mengambil
kebijakan untuk menentukan calon yang diusung dalam pemilukada. Namun pada umumnya setiap partai politik memiliki rekrutmen politik dengan tahapan yang sama
yaitu dengan membuka pendaftaran secara umum bagi kandidat-kandidat yang mau bertarung dalam Pemilukada. Selanjutnya nama- nama yang mendaftar tersebut
digodok dikelola di jajaran pengurus partai untuk kemudian ditentukan siapa kandidat yang dinilai paling layak dan mempunyai peluang paling besar untuk
mendapat respon positif dari masyarakat pemilih. Tentunya setiap partai politik mempunyai indikator tersendiri dalam proses penggodokan nama-nama calon yang
mendaftar. Untuk menguji tingkat kelayakan para calon, setiap partai politik pada dasarnyakan melakukan evaluasi terhadap nama-nama calon tersebut.
Pentingnya sosok calon dalam menarik perhatian masyarakatpemilih membuat partai politik menjadi sangat selektif dalam menentukan calon yang akan
diusungnya. Sehingga tidak heran apabila nama kandidat calon yang akan diusung oleh partai politik baru diumumkan menjelang batas akhir pendaftaran yang
diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara Pemilu KPU. Ini menunjukan bahwa penentuan calon yang akan diusung memiliki serangkaian kebijakan politik yang
Universitas Sumatera Utara
kompleks yang sebelumnya telah dielaborasi di tingkat jajaran pengurus partai politik. Kebijakan penentuan calon yang akan diusung adalah sebuah hal serius bagi partai
politik. Karena apabila calon yang diusung telah terbukti familiar dimata masyarakat dan mendapat respon positif dari pemilih maka kemungkinan untuk memenangkan
pemilu menjadi lebih terbuka. Menjadi pemenang dalam setiap Pemilukada merupakan salah satu tujuan
utama setiap partai politik. Hal ini tentu berkaitan tentang keinginan setiap partai politik yang ingin berkuasa dalam pemerintahan. Persaingan dalam merebut
kekuasaan inilah kemudian yang menjelma menjadi sebuah kompetisi.Kemenangan dalam Pemilukada berarti membuka peluang untuk meraih kekuasaan di tingkat pusat.
Karena kekuasaan di tingkat pusat sangat ditentukan oleh akumulasi dari kekuasaan yang dipegang disetiap daerah. Oleh sebab itu ajang Pemilukada selalu mendapat
perhatian serius bagi setiap partai politik. Bahkan hampir setiap calon yang diusung oleh partai poltik dalam pemilukada tidak hanya sekedar melibatkan pengurus partai
ditingkat daerah melainkan juga melibatkan kebijakan pengurus partai dtingkat pusat. Pada tahun 2013 Sumatera Utara Sumut sebagai salah satu daerah tingkat I
Provinsi di Indonesia akan melaksanakan Pemilukada. Seperti halnya dalam pemilukada-pemilukada terdahulu setiap partai politik telah sibuk menjaring calon-
calon yang layak diusung untuk bertarung dalam Pemilukada tersebut. Tujuannya jelas untuk mencari calon terbaik yang dianggap mempunyai nilai yang paling
menjual dalam kesempatan memenangkan Pemilukada. Indikator yang biasanya digunakan mulai dari tingkat popularitas calon, tingkat kapasitas dan kapabilitas
calon, hingga mengikutsertakan faktor finansial yang dimiliki oleh calon tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor tersebut jelas sangat berhubungan dalam mendukung strategi yang akan digunakan partai politik dalam memenangkan Pemilukada.
Partai Demokrat sebenarnya dapat dikategorikan sebagai partai baru dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Partai bernuansa biru ini mengikuti Pemilu
pertamanya ditahun 2004 yang menjadi pemilu kedua paska digulirkannya era reformasi. Sekalipun partai ini tidak menjadi pemenang dalam pemilu legislatif
tersebut namun partai ini mampu masuk bersaing dengan partai-partai politik lain yang telah mapan seblumnya. Bahkan dalam pemilu Presiden calon yang diusung
partai tersebut dapat memenangkannya persaingan dari calon lain yang diusung oleh partai yang lebih besar.
Sebagai partai yang memiliki keterwakilan terbesar ditingkat pusat dan ditingkat daerah Sumatera Utara partai Demokrat sudah pasti ingin memenangkan
Pemilukada Sumut yang akan dilaksanakan pada tahun 2013. Partai ini juga mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan Pemilukada Sumut karena
disamping jumlah suaranya yang paling besar dibandingkan dengan partai politik lain, partai ini juga menjadi partai satu-satunya yang memenuhi syarat untuk mencalonkan
wakilnya tanpa berkoalisi dengan partai lain. Oleh sebab itu partai ini menjadi begitu selektif dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pemilukada sumut agar
mampu meraup suara terbanyak. Dari penjelasan-penjelasan yang telah diurakan diatas adalah menjadi hal
menarik bagi penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik partai demokrat dalam menentukan pasangan Calon Gubernur Cagub dan
Calon Wakil Gubernur Cawagub yang akan diusung dalam Pemilukada Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah