31
berpendapat bahwa perilaku korupsi tidak memiliki dampak positif apapun ditinjau dari segi manapun. Berikut adalah akibat dari perilaku korupsi
menurut Andi Hamzah: a. korupsi memantapkan dan membersarkan masalah,
b. korupsi mempertajam permasalahan masyarakat plural bersamaan dengan lemahnya negara kesatuan,
c. korupsi menyebabkan turunnya disiplin sosial. pendapat ini menjelaskan bahwa penyuapan akan mengakibatkan perlambatan
suapaya orang yang bersangkuan dapat menerima suap. Secara umum, perilaku korupsi dapat berakibat negatif dilihat dari
aspek manapun. Tidak ada pembenaran bagi seseorang untuk melakukan tindakan korupsi. Oleh sebab itu, berdasarkan akibat-akibat korupsi yang
telah diketahui
diatas, perlu
adanya upaya
pencegahan dan
pananggulangan korupsi sedini mungkin.
4. Penanggulangan Korupsi
Tindakan anti korupsi seperti yang sudah sering kita ketahui tidak lepas dari akibat negatif korupsi itu sendiri. Untuk itu, banyak instansi
masyarakat yang menyerukan tentang tindakan anti korupsi. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, bahwa perilaku korupsi merupakan
tindakan yang disebabkan oleh berbagai faktor, oleh karenanya perlu upaya untuk mencegah preventive dan menanggulangi repressive
perilaku korupsi dimasyarakat.
32
Langkah-langkah untuk memberantas perilaku korupsi menurut Djoko Prakoso, dkk 1987: 409 dibagi menjadi dua cara yaitu pencegahan
preventive dan penanggulangan repressive. Dalam upaya pencegahan, dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mencantumkan Undang Undang
agar masyarakat tahu dan takut untuk melakukan korupsi, sedangkan penanggulangan perilaku korupsi secara represif yaitu dengan penerapan
hukum dan sanksi yang berlaku. Di Indonesia terdapat lembaga yang bertugas dan berwenang untuk melakukan pengawasan, penyelidikan, dan
mengupayakan pencegahan tindakan korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Tugas, wewenang, dan kewajiban KPK tercantum pada
Undang Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi kpk.go.id.
Nilawati Masdar F. Mas’udi, dkk. 2006: 62 mengungkapkan bahwa moral adalah faktor terpenting dalam timbulnya perilaku korupsi.
Berdasarkan ungkapan tersebut, Nilawati yang melihat penyebab korupsi dari sudut moral dan intelektual menyebutkan bahwa untuk
menanggulangi perilaku korupsi perlu tindakan sebagai berikut: a. keterikatan positif pada pemerintahan dan keterlibatan spiritual dalam
berbagai tugas, b. administrasi yang efisien,
c. kondisi sejarah dan sosiologis yang menguntungkan, d. berfungsinya suatu sistem yang anti korupsi,
33
e. kepemimpinan yang berpengaruh dengan berstandar moral dan intelekual yang tinggi.
Sehubungan dengan aspek moral seperti yang diugkapkan diatas, pembentukan moral manusia menurut Djaka Datuk Sati Masdar F.
Mas’udi,dkk, 2006: 187 bahwa kepribadian memiliki dua unsur yaitu tempramen dan watak character. Tempramen terbentuk dari komposisi
kimiawi dalam tubuh dan bersifat tetap. Sebaliknya watak merupakan unsur bentukan. Menurut Selo Soemardjan Masdar F. Mas’udi,dkk, 2006:
187-188 menyatakan bahwa watak manusia sebagian besar terbentuk dari keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan dasar yang memiliki
peran penting dalam membentuk sikap melalui pembiasaan, sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang bersifat artifisialis yang
dioperasikan karena kebutuhan, yaitu sebagau petunjuk peran pendidikan keluarga. Titik berat pembentukan watak yang diperankan sekolah adalah
pada penanaman nilai fitrah manusia yaitu menyadarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan, mengajarkan tentang kebenaran dan
menjauhi kesalahan. Kebenaran ialah hal yang berkaitan dengan nilai kejujuran yaitu kebajikan yang mengatur semua kehendak yang jujur yang
terdapat didalam pergaulan masyarakat sebagai sikap dan perangai “bersih” yang menunjukkan ketulusan pribadinya E. Sumaryono, 2012:
139. Pendidikan disekolah hendaknya dapat membentuk nilai-nilai diatas melalui disiplin diri. Pembentukan ini antara lain mencakup mematuhi tata
34
tertib, menghargai waktu, jujur, bertanggung jawab, adil dan berpihak pada kebenaran.
Berdasarkan ungkapan diatas, penting bagi keluarga dan lembaga pendidikan untuk menanamkan nilai moral yang benar kepada anak
sebagai salah satu tindakan preventif dalam menanggulangi perilaku korupsi. Pembentukan moral melalui pendidikan dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk membentuk negara yang bersih dari perilaku korupsi. Oleh karenanya, pendidikan berbasis anti korupsi perlu diterapkan sedini
mungkin. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga anti
korupsi untuk siswa sekolah dasar kelas V pada mata pelajaran PKn.
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar