53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian
Media  Pembelajaran  Permainan  Ular  Tangga  Anti  Korupsi  untuk kelas  V  sekolah  dasar  ini  dikembangkan  berdasarkan  model  pengembangan
Sugiyono.  Penjelasan  hasil  penelitian  berdasarkan  langkah-langkah pengembangan adalah sebagai berikut:
1.  Potensi dan Masalah
Kegiatan  penelitian  dan  pengamatan  potensi  masalah  dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Hasil observasi dilakukan di
SDN Sinduadi 1 pada bulan September 2015, wawancara pada tanggal 4 dan 9 November 2015 kepada  guru PKn dan siswa kelas V. Wawancara
juga  dilakukan  kepada  guru  PKn  SDN  Baciro  pada  tanggal  12  dan  13 November 2015. Observasi dan wawancara dilakukan untuk memperoleh
data  guna  untuk  melakukan  analisis  kebutuhan  terhadap  pembelajaran PKn  di  kelas.  Berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  diperoleh
identifikasi masalah sebagai berikut: a.  pembelajaran PKn dinilai kurang menarik bagi siswa,
b.  kurangnya media pembelajaran untuk  mata pelajaran PKn khususnya materi anti korupsi untuk kelas V,
c.  masih  adanya  peristiwa  contek  mencontek  dan  pencurian  di  sekolah yang dilakukan oleh siswa sebagai wujud perilaku korupsi.
54
2.  Pengumpulan Data
Data  yang  terkumpul  berupa  informasi  tentang  kebutuhan  siswa terhadap  media  pembelajaran.  Siswa  di  sekolah  dasar  masuk  dalam
kategori  operasional  konkret  yang  menjadikan  media  pembelajaran penting untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar. Pada Sekolah
Dasar  Negeri  Baciro  Yogyakarta  dan  Sekolah  Dasar  Negeri  Sinduadi  1 Sleman  belum  terdapat  media  pembalajaran  yang  memadai  dalam
pelajaran  PKn  terutama  pada  materi  anti  korupsi.  Pemilihan  materi  anti korupsi dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus korupsi di Indonesia.
Kasus  korupsi  yang terjadi  di  Indonesia merupakan dampak besar dari  ketidakjujuran  seseorang  dalam  bertindak.  Pada  beberapa  kasus
ketidakjujuran bahkan melibatkan anak-anak sebagai pelaku, keadaan ini dapat dipicu dari banyak faktor diantaranya kurangnya pendidikan agama
dan  etika  serta  pendidikan  yang  belum  berbasis  pada  pendidikan  anti korupsi.  Kasus  korupsi  yang  lazim  ditemukan  di  sekolah  adalah  kasus
contek  menyontek  dan  pencurian.  Hal  tersebut  dapat  berkaitan  dengan kurangnya pendidikan berbasis anti korupsi disekolah dan terlebih media
untuk  penyampaian  tentang  pendidikan  anti  korupsi  masih  kurang, terutama  pada  mata  pelajaran  PKn  yang  didalamnya  terdapat  materi  anti
korupsi dikelas V semester I. Media  yang  dipilih  berupa  media  permainan  yang  memiliki
manfaat yang baik untuk anak usia sekolah dasar yang masih dalam tahap suka  bermain  dan  berkelompok.  Jenis  permainan  yang  dipilih  berupa
55
permainan  ular  tangga  yang  dapat  digunakan  secara  berkelompok  dan mudah  digunakan.  Selain  itu,  media  pembelajaran  berupa  permainan
mempunyai  manfaat  antara  lain  bersifat  luwes,  menyenangkan,  menarik perhatian, dan mempermudah siswa untuk menemukan peranannya dalam
bertindak dan berperilaku dalam permainan maupun di masyarakat. Oleh sebab itu media permainan berupa ular tangga dengan materi anti korupsi
menjadi  pilihan  untuk  dikembangkan  sebagai  media  pembelajaran  yang layak bagi siswa sekolah dasar kelas V.
3.  Desain Produk