34
tertib, menghargai waktu, jujur, bertanggung jawab, adil dan berpihak pada kebenaran.
Berdasarkan ungkapan diatas, penting bagi keluarga dan lembaga pendidikan untuk menanamkan nilai moral yang benar kepada anak
sebagai salah satu tindakan preventif dalam menanggulangi perilaku korupsi. Pembentukan moral melalui pendidikan dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk membentuk negara yang bersih dari perilaku korupsi. Oleh karenanya, pendidikan berbasis anti korupsi perlu diterapkan sedini
mungkin. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan media pembelajaran berupa permainan ular tangga anti
korupsi untuk siswa sekolah dasar kelas V pada mata pelajaran PKn.
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Desmita 2011: 35 siswa lebih menyukai bermain, bergerak,
melakukan kegiatan berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan kegiatan secara langsung. Menurut Havighurts Desmita, 2011:35
menyatakan bahwa tugas perkembangan siswa sekolah dasar meliputi: a. menguasai ketrampilan fisik dalam permainan,
b. membina hidup sehat, c. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok,
d. belajar menjalankan peranan sosial sesuai jenis kelamin, e. belajar membaca, menulis, dan berhitung,
35
f. memiliki konsep untuk berpikir efektif, g. mengembangkan moral dan nilai-nilai,
h. mencapai kemandirian. Siswa kelas V Sekolah Dasar berusia sekitar 9-10 tahun. Pada usia
tersebut Piaget Siti Rahayu, 2006: 222 menyatakan bahwa siswa usia tersebut dalam perkembangan kognitifnya masuk dalam tahap operasional
konkret 7-11 tahun. Pada tahapan ini siswa masih membutuhkan suatu wujud konkret dalam pemecahan masalah, misal dalam menghadapi masalah
secara verbal tanpa adanya bahan yang konkret, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut secara baik.
Karakteristik siswa dalam Islam dengan memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an dan hadis-hadis Rosulullah SAW, perkembangan pada tahapan
sekolah usia 7-12 tahun fase tamyiz siswa sudah mengenal perbuatan baik dan buruk, benar dan salah Desmita, 2011: 26. Dalam fase ini, siswa telah
mengenal perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebab siswa mulai mengetahui kebenaran dan kesalahan.
Berdasarakan uarian mengenai karakteristik siswa sekolah dasar diatas, dapat dikaji bahwa kebutuhan belajar siswa memiliki kecenderungan untuk
bermain, berkelompok dan merasakan pengalaman secara langsung. Sedangkan pada usia 9-10 tahun atau siswa kelas V sekolah dasar memasuki
tahap operasional konkret, yaitu siswa lebih memahami suatu hal dalam pemecahan masalah apabila terdapat wujud konkret. Siswa usia sekolah juga
telah mengenal perbuatan benar dan salah serta hal yang boleh dan tidak
36
boleh dilakukan. Berdasarkan karakteristik siswa diatas, peneliti terdorong untuk mengembangkan media pembelajaran anti korupsi untuk kelas V
sekolah dasar berupa permainan ular tangga yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang menyukai permainan.
E. Penelitian yang Relevan