17
mempunyai produk yang berbentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip- prinsip, dan teori-teori IPA.
Kemudian Jacobson Bergman 1980: 4, mengungkapkan definisi IPA : “Science is the investigation and interpretation of events in the natural,
physical environment and within our bodies”. IPA merupakan investigasi dan interpretasi dari kejadian di alam, lingkungan fisik dan bahkan tubuh manusia.
Adapun pendapat dari Hendro Darmodjo 1992: 5 tentang tiga hakikat IPA, yaitu:
a. Proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam.
Dapat diartikan bahwa diperlukannya suatu cara tertentu yang bersifat analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu
dengan yang lain sehingga dapat membentuk sudut pandang yang baru dan menyeluruh tentang objek yang diamati.
b. Produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai jenis gejala
alam. Produk berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditujukan
untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam.
c. Faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap
alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli tersebut tentang definisi IPA yaitu, ilmu pengetahuan alam adalah teori atau produk yang dihasilkan
dari penelitian manusia tentang apa yang ada di alam dan telah teruji kebenarannya.
2. Pembelajaran IPA SD
Ilmu pengetahuan alam adalah sebuah disiplin ilmu yang penting untuk dipelajari oleh manusia sejak dini, karena semakin dini manusia mempelajari
18
tentang IPA maka akan banyak ilmu yang dapat diketahui dan diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Anak tidaklah seperti ilmuwan ataupun
orang dewasa, struktur kognitif anak tidak dengan mudah menangkap atau mempelajari tentang disiplin ilmu ini. Perlu adanya pelatihan dan kesempatan
untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan sehingga anak dapat berfikir
serta bertindak secara ilmiah.
Paolo Marten dalam Usman Samatowa 2006: 9 berpendapat tentang IPA untuk sekolah dasar, yaitu mengamati apa yang terjadi, mencoba apa
yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan itu benar. Hendro Darmojo dan Jenny R.
E. Kaligis 1993: 7 mengemukakan pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA itu sendiri yaitu segi proses, produk, dan pengembangan sikap.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar seharusnya diharapkan berdasar pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari,
dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misal observasi, eksperimen, dan
analisis rasional. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberikan materi atau pengetahuan saja, namun siswa juga harus aktif menggunakan
pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam. Dari uraian di atas dapat menjadi pegangan untuk pengembang media
bagaimana mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan
19
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan program, seperti bahasa yang mudah dipahami,
menampilkan fotogambar dari objek materi yang sesuai dengan bentuk aslinya, dan terdapat animasi dan suara. Hal tersebut bertujuan agar program
multimedia pembelajaran “Sistem Tata Surya” berbasis flash ini sesuai dengan kemampuan belajar siswa SD dan dapat mempermudah siswa dalam
menarik perhatian, memahami, dan kemudian siswa akan terangsang untuk
aktif dalam proses pembelajaran. 3.
Tujuan Pembelajaran IPA SD
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, IPA merupakan mata pelajaran atau ilmu yang penting untuk dipelajari karena semakin dini manusia
mempelajarinya maka semakin dini pula manusia dapat mengetahui dan menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Terdapat beberapa
tujuan yang didapat dari pembelajaran IPA di SD, yaitu seperti berikut: a.
Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.
b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA berupa
“keterampilan proses” atau metode alamiah yang sederhana. c.
Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran
penciptanya.
20
d. Memilih bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993:6.
Menurut Sri Sulistyorini 2006: 40 berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP atau Kurikulum 2006 pembelajaran IPA tingkat SDMI
memiliki tujuan untuk menjadikan siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. e.
Memecahkan masalah dan membuat keputusan. f.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan ke SMP. Multimedia pembelajaran “Sistem Tata Surya” berbasis flash yang
dikembangkan ini diharapkan mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta dapat meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
21
4. Materi Sistem Tata Surya