1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh siswa di jenjang sekolah dasar. IPA atau sering juga disebut
dengan istilah sains, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis 1992: 3 adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan segala
isinya. Mata pelajaran ini mempelajari bagaimana hubungan antara manusia dengan alam, dan untuk menjadi manusia yang baik hendaknya mengetahui
karakteristik tempat tinggalnya. Bumi adalah tempat dimana manusia tinggal, dan bumi berada di dalam tata surya bersama planet-planet lain yang pusatnya adalah
matahari. Mata pelajaran IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam
US Ujian Sekolah. Sebagai mata pelajaran yang diujikan dalam US, IPA semestinya lebih mendapatkan perhatian dalam hal penyampaian materi, tidak
hanya secara kuantitas, namun juga secara kualitas. Pembelajaran IPA di sekolah dasar sebaiknya dilaksanakan secara menarik
dan menyenangkan. Siswa usia sekolah dasar yang masih dalam tahap operasional konkret, membutuhkan contoh konkret agar dapat memahami apa
yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional seperti ceramah kurang sesuai untuk pembelajaran IPA di sekolah dasar, karena
2
banyak objek materi yang sukar diamati secara langsung atau tidak berada di lingkungan siswa. Buku paket yang menjadi pedoman siswa dalam belajar IPA
juga belum cukup memadai sebagai sumber referensi karena hanya terdapat gambar dan ilustrasi saja.
Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran pada observasi awal di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggulanom Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung
Jawa Tengah, diketahui bahwa pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik dengan menggunakan metode ceramah, namun siswa terlihat kurang aktif dan
cenderung bosan karena hanya mendengarkan guru dan melihat buku paket untuk melihat gambar, sedangkan gambar yang ada di buku paket juga belum lengkap.
Hal tersebut membuat siswa kurang dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk dicerna dengan baik dan
utuh. Media pembelajaran dapat menjadi alat bantu mengajar IPA di sekolah dasar.
Penggunaan multimedia sebagai media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Sesuai dengan karakteristik multimedia
pembelajaran yang dapat mencakup aspek audio, visual, dan video, materi yang disajikan tentu lebih menarik dan beragam. Media pembelajaran juga dapat
dirancang sesuai kebutuhan belajar, sehingga cocok dengan karakteristik belajar siswa. Multimedia pembelajaran juga akan menambah pengalaman belajar baru
3
bagi siswa. Dengan pengalaman baru ini diharapkan siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pengembangan multimedia pembelajaran yang memenuhi kriteria dan aspek- aspek sebagai media pembelajaran yang baik telah dibahas dalam salah satu
bidang ilmu Teknologi Pembelajaran. Definisi Teknologi Pembelajaran yang dirumuskan oleh Association for Educational Communication and Technology
AECT 2004: 3 “Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and
managing appropriate technological processes and resources ”. Definisi tersebut
mengandung makna bahwa peran teknologi pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,
menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses sumber belajar yang tepat.
Creating Menciptakan sumber belajar merupakan hal yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada, sekaligus juga untuk
memfasilitasi pembelajaran. Pengembangan multimedia pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam belajar diharapkan menjadi salah satu
alternatif pemanfaatan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk pembelajaran yang lebih baik. Guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi:
4
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar. 2.
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 3.
Seluk-beluk proses belajar. 4.
Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran. 5.
Nilai atau manfaat metode pendidikan dalam pembelajaran. 6.
Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. 7.
Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. 8.
Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran. 9.
Usaha inovasi dalam media pendidikanCecep Kustandi dan Bambang Sutjipto dalam Hamalik, 1994: 6.
Penggunaan media pembelajaran yang baik dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar siswa lebih semangat dan cepat untuk
menangkap isi materi. Berdasarkan wawancara dan observasi awal pada tanggal 28 Juli 2015 dengan
guru mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggulanom Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, guru mengalami kendala
dalam mengajar mata pelajaran IPA khususnya materi sistem tata surya dikarenakan belum adanya media yang dapat digunakan untuk membantu
menggambarkan lebih jelas tentang sistem tata surya. Guru membutuhkan waktu
5
lebih untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran karena hanya menggunakan metode mengajar ceramah.
Beberapa siswa
mengemukakan kurang
tertarik dalam
mengikuti pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya materi sistem tata surya. Kurang
tertariknya siswa dalam pembelajaran IPA materi sistem tata surya dikarenakan sulitnya memahami materi yang hanya berupa gambar ilustrasi di buku paket dan
LKS yang jumlahnya sedikit, dan kurang lengkap. Siswa juga merasa sedikit kesusahan untuk menggambarkan seperti apa planet dan benda-benda yang ada di
luar angkasa karena tidak semua benda tersebut dilengkapi dengan gambar atau foto yang jelas. Hal itu tentu saja membuat siswa kurang puas dalam belajar IPA
khususnya materi sistem tata surya. Adanya fasilitas yang dimiliki di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggulanom
Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah seperti LCD proyektor dan juga notebook seharusnya dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, karena fasilitas tersebut dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik perhatian siswa. Fasilitas tersebut juga dapat
menjadi pengalaman baru bagi siswa sebagai alat bantu dalam belajar. Belum dimanfaatkannya fasilitas tersebut karena guru tidak memiliki media
pembelajaran yang dapat digunakan. Berdasarkan karakteristik permasalahan di SD N 2 Tanggulanom Kecamatan
Selopampang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah tesebut, aplikasi multimedia
6
pembelajaran sistem tata surya berbasis flash merupakan salah satu media yang dapat dikembangkan untuk mengatasi kendala pembelajaran seperti yang telah
diuraikan di atas. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah untuk dipelajari. Flash
tidak hanya digunakan dalam pembuatan animasi, tetapi pada zaman sekarang ini flash juga banyak digunakan untuk keperluan lainnya seperti dalam pembuatan
game, presentasi, membangun web, animasi pembelajaran, bahkan juga dalam pembuatan film M Amarullah Akbar. Dkk, 2008. Aplikasi ini menggabungkan
unsur teks, gambar, video dan juga audio di dalamnya sehingga membuat materi pelajaran sistem tata surya lebih menarik perhatian siswa. Guru diharapkan dapat
menciptakan suasana belajar yang interaktif dengan multimedia pembelajaran ini. Berdasarkan wawancara awal dengan guru IPA kelas VI SD N 2
Tanggulanom, diketahui pula bahwa siswa membutuhkan perhatian lebih dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Materi sistem tata surya berisi tentang apa
saja objek yang terdapat dalam tata surya, dan guru membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu menunjukkan seperti apa objek-objek langit
secara lebih jelas. Oleh sebab itu, guru membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dan menarik untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan media
pembelajaran yang tepat adalah multimedia pembelajaran berbasis flash. Guru IPA kelas VI SD N 2 Tanggulanom juga setuju untuk menggunakan multimedia
pembelajaran berbasis flash yang akan dibuat dikarenakan belum adanya media
7
pembelajaran seperti itu di sekolah dan juga multimedia pembelajaran berbasis flash sangat cocok digunakan sebagai wadah untuk mengemas pembelajaran IPA
materi sistem tata surya. Terdapat sedikit kendala terhadap kompetensi siswa dalam mengoperasikan program multimedia berbasis flash ini, selain sekolah
yang letaknya jauh dari kota, siswa sedikit asing dengan komputer atau laptop. Kendala ini dapat teratasi dengan bantuan guru dalam pengoperasian multimedia
ini. Hal tersebut dapat menjadi pengalaman baru dalam menggunakan multimedia pembelajaran, dan juga diharapkan multimedia berbasis flash dapat menjadi
pembendaharaan media pembelajaran yang berguna kedepannya. Teori Belajar yang melandasi pengembangan multimedia ini adalah gabungan
dari teori belajar kognitif dan behavioristik. Menurut Asri Budiningsih 2005: 34, proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahan dan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Multimedia pembelajaran ini akan membantu siswa memperjelas tentang beberapa pemahaman yang telah dimilikinya tentang tata surya seperti
mengapa bulan dapat terlihat dari bumi dan planet jupiter yang ukurannya jauh lebih besar tidak nampak.
Siswa yang masih dalam tahap operasional konkret Piaget dalam Asri Budiningsih 2005:38 sudah dapat sudah dapat berpikir logis namun dengan
benda yang konkret. Multimedia membantu siswa dalam menunjukkan atau
8
menampilkan bentuk asli dari planet-planet dan objek lain penyusun tata surya untuk membantu siswa memahami materi ini.
Teori belajar behavioristik menurut Asri Budiningsih 2005:20 belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dia dapat
menunjukkan tingkah laku atau hasil dari belajarnya. Multimedia pembelajaran “Sistem Tata Surya” berbasis flash yang akan
dikembangkan berpedoman kepada silabus yang digunakan oleh guru dan materinya berasal dari beberapa buku paket, dan beberapa gambar dari internet.
Aplikasi yang berkonsep praktis namun lengkap ini diharapkan menjadi alternatif bagi sekolah sebagai media pembelajaran yang baik dan berguna untuk membantu
mencapai kompetensi yang diharapkan, sekaligus merangsang siswa agar tertarik dan lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang
bersemangat tentu saja membuat suasana belajar di dalam kelas menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi guru dan juga siswa itu sendiri sehingga siswa
diharapkan dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Lingkungan belajar yang demikianlah yang diinginkan dari adanya pengembangan multimedia
pembelajaran “Sistem Tata Surya” berbasis flash ini.
9
B. Identifikasi Masalah