commit to user
asumsi  tentang  bagaimana  seseorang  melakukan  percakapan.  Percakapan  yang baik  tentunya  adalah  percakapan  yang  dapat  memenuhi  tujuannya.  Untuk
mencapai  tujuan  percakapan  tersebut,  Grice  menyertakan  empat  maksim  dasar percakapan  sebagai  dasar  sekaligus  sebagai  tuntunan  kearah  kerjasama  efektif
dalam  penggunaan  bahasa,  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  prinsip  kerjasama. Maksim-maksim  percakapan  yang  mendukung  prinsip  kerjasama  tersebut  adalah
sebagai berikut.
a.  Maksim Kualitas Maxim of Quality
Maksim  kualitas  adalah  aturan  pertuturan  yang  mengharuskan  setiap partisipan  untuk  berbicara  dengan  benar.  Informasi  yang  diberikan  oleh  masing-
masing  partisipan  harus  didasarkan  pada  sebuah  bukti  yang  ada.  Selain  itu partisipan  tidak  diperkenankan  mengatakan  sesuatu  yang  tidak  memiliki  bukti
yang  cukup.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  fakta  didasarkan  pada bukti  yang ada adalah sebagai kunci  yang  merupakan  satu kesatuan dari konteks
tuturan.  Sebagai  contoh  adalah  ketika  seorang  Ayah  bertanya  kepada  anaknya “Nak, apakah kamu mengetahui Monas monumen nasional ada di mana? Anak
tersebut menjawab “Bali yah”.  Kemudian ayah mengatakan “Cerdas, kalau begitu Tanah Lot ada di Jakarta ya nak?” Tuturan yang dituturkan oleh ayah memberikan
kontribusi yang melanggar maksim kualitas. Ayah mengatakan Tanah Lot ada di Jakarta bukannya di Bali. Jawaban yang tidak mengindahkan maksim kualitas ini
diutarakan  sebagai reaksi  atas  jawaban anak  yang  keliru. Dengan  jawaban anak sebagai  individu  yang  memiliki  kompetensi  komunikatif  communicative
competence  kemudian  secara  serta  merta  mencari  jawaban  mengapa  ayahnya membuat  pernyataan  yang  salah.  Mengapa  kalimat  ayah  tersebut  diutarakan
commit to user
dengan  nada  yang  berbeda.  Dengan  bukti-bukti  yang  memadai  akhirnya  anak mengetahui bahwa jawabannya terhadap pertanyaan ayahnya salah. Kata ‘cerdas’
yang  sengaja  diucapkan  ayahnya  tidak  konvensional  karena  tidak  digunakan seperti  biasanya  untuk  memuji,  tetapi  sebaliknya  untuk  mengejek.  Jadi,  ada
alasan-alasan  pragmatis  mengapa  ayah  dalam  memberikan  kontribusi  yang melanggar  maksim  kualitasnya  ditujukan  untuk  mendapatkan  efek  lucu.  Berikut
adalah contoh dari iklan yang menerapkan prinsip kerjasama.
Data  No.20 : Lifebuoy Shampo
Dialog :
a Kakak
: pada saat mengangkat telepon Yeni? lagi keramas b
Tamu : Bapak ada?
c Kakak
: lagi keramas d
Teman Adi : Adi ada?
e Kakak
: lagi keramas Lifebuoy  Shampo  seribu  rupiah  gak  cuma  dua  dapet  empat  sachet  untuk
seluruh keluarga Lifebuoy Shampo seribu rupiah dapat empat sachet
Pembahasan: Lifebuoy Daily Care Shampo  merupakan  salah  satu produk shampo  yang
di produksi oleh PT Unilever Indonesia. Menurut produsen, shampo ini diciptakan untuk  menjadikan  rambut  tidak  berketombe,  melapisi  setiap  rambut,  dan
memberikan  nutrisi  dan  melindungi  rambut  sepanjang  hari.  Dalam  iklan  ini produk  shampo  yang  merupakan  barang  kebutuhan  sehari-hari  konsumen,
ternyata  dalam  iklannya  masih  menggunakan  figur  wanita  cantik  dengan  rambut indah. Sosok wanita di belahan dunia manapun, dalam kajian apapun merupakan
obyek  yang  menarik,  demikian  juga  dalam  dunia  periklanan.  Model  perempuan secara  umum  lebih  sering  dipakai  dalam  iklan  dibandingkan  dengan  model  laki-
laki.  Bahkan  demi  mendapatkan  iklan  yang  menarik,  kadang  kehadiran  model
commit to user
perempuan  ditempatkan  sebagai  unsur  dekoratif  dan  tidak  jarang  tubuhnya dieksploitasi  untuk  menambah  daya  tarik  suatu  iklan.  Hal  inilah  yang
menyebabkan  tema-tema  gender  sering  ditemukan  dalam  iklan.  Strategi  promosi produk  Unilever  yang  efektif  dengan  menampilkan  model-model  yang  tipikal
muda,  berkulit  putih,  berambut  panjang  sehingga  memacu  konsumen  lebih spesifik perempuan untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri
hasil yang diterima di model dalam iklan tersebut. Dalam tuturan b tamu bertanya kepada kakak apakah Bapak ada? tetapi
kakak  menjawab  dengan  jawaban  c  lagi  keramas.  Tuturan  ini  tentu  saja melanggar maksim kualitas karena jawaban yang dikehendaki sebenarnya adalah
ada  atau tidak  bukan  lagi keramas. Apabila diperpanjang tuturan tersebut bisa berubah  menjadi  Bapak  ada,  tetapi  beliau  sedang  keramas.  Ada  beberapa
elemen  penting  yang  dihilangkan  dan  justru  keterangan  penjelas  yang  malah diinformasikan oleh kakak. Tentu saja tuturan ‘lagi keramas’ mempunyai maksud
tersendiri  yakni  si  pembuat  iklan  ingin  lebih  menekankan  bahwa  iklan  tersebut adalah  iklan  shampo.  Iklan  ini  menarik  karena  melakukan  pelanggaran  terhadap
maksim  kualitas.  Pelanggaran  ini  justru  malah  memberikan  daya  perlokusi  bagi konsumen untuk mengingat produk shampo tersebut.
Iklan  ini  juga  merupakan  fenomena  perusahaan  melakukan  perluasan merekbrand extention  dari  merek sabun ke shampo telah berhasil dilakukan dan
mendapat  respon  yang  cukup  positif  oleh  konsumen  Indonesia.  Perluasan  brand yang dimaksud adalah setelah sabun keluarga muncul, kini PT Unilever memiliki
shampo  keluarga.  Namun  bila  diperhatikan perhatikan  lebih  detail  lagi  iklan
tersebut,  ada  berapkah  yang  menampilkan  perempuan-perempuan  berambut
commit to user
keriting?  Iklan  jenis  perawatan  rambut  cenderung  berkampanye  bahwa  rambut yang  bagus  adalah  rambut  yang  lurus  dan  berkilau.  Lalu  bagaimana  dengan,
misalnya, saudari-saudari kita dari Papua? Apakah mereka juga harus meluruskan rambutnya agar telihat biar ‘cantik’ seperti iklan tersebut?
Dari  penjelasan  tersebut  kita  mengetahui  bahwa  ada  beberapa  nilai  yang sudah dimodifikasi oleh produsen melalui tayangan iklan ditelevisi. Di Indonesia,
nilai  tentang  tubuh  ideal  misalnya,  seringkali  dijumpai  dalam  iklan  kosmetik, makanan  dan  minuman  suplemen,  alat  kesehatan  dan  sebagainya.  Iklan-iklan
tersebut  cenderung  memaksakan  konsep  tentang  performa  tubuh  ideal.  Hal  ini juga  terjadi  pada  iklan  shampo  yang  menekankan  bahwa  rambut  yang  ideal  dan
bagus adalah rambut yang lurus.
Data No.28 : Iklan Dove Intens Care
Dialog :
a Ersa
: Mbak Maia dari dulu berubah ubah melulu b
Maia : Kamu juga gonta ganti gaya melulu
c Ersa
: Eh tapi rambut kita nggak sedih ya? d
Maia : Enggak...tidak..
e Announcer
: Rambut Maia tetap sehat sampai sekarang dengan Dove Intens Care,kalau rambut Ersa tetap kuat nggak gampang rontok dan patah
karena Dove Hair Fall
Pembahasan: Pada dasarnya bahasa iklan adalah bahasa yang komunikatif, karena iklan
berupaya  untuk  mengkomunikasikan  informasi  atau  pesan  yang  hendak disampaikan.  Oleh  karenanya,  ragam  bahasa  yang  dipakai  harus  disesuaikan
dengan  suasana  pesan  yang  akan  disampaikan.  Jika  pesan  yang  hendak disampaikan adalah mengenai keunggulan produk perawatan untuk remaja, maka
commit to user
ragam bahasa yang sebaiknya digunakan adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh para remaja. Atau jika ingin menyampaikan pesan kepada pelaku usaha maka
ragam bahasa yang dipergunakan harus dapat menimbulkan kesan berpendidikan, tidak  terlalu  resmi  atau  menggambarkan  prosedur  yang  sulit,  mudah  dipahami,
jelas arahnya, dan bersifat memberikan harapan dan semangat. Sabun  Dove  seringkali  menggunakan  model  wanita  cantik  pada  setiap
tayangan  iklannya.  Hal  ini  karena  produk  yang  diiklankan  cenderung  kepada wanita daripada pria. Dialog tersebut terjadi antara dua tokoh yaitu Maia Estianti
dan Ersa Mayori. Keduanya adalah artis ibukota Jakarta yang cukup terkenal dan sering menjadi bintang iklan dibeberapa media. Dialog pertama dimulai oleh Ersa
dengan mengatakan ‘Mbak Maia dari dulu berubah-ubah melulu’. Dan dialog b adalah  jawaban  dari  Maia  Estianti  yaitu  ‘Kamu  juga  gonta-ganti  gaya  melulu.
Dari  percakapan  tersebut  yang  dibahas  sebenarnya  adalah  gaya  rambut  yang berubah  ubah.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  dialog  pertama  antara  Maia  dan
Ersa  memenuhi  maksim  kualitas  yaitu  keduanya  saling  memberikan  informasi tentang  kenyataan  bahwa  mereka  berdua  sering  mengubah  gaya  rambutnya.
Konteks iklan adalah rambut Maia dicat dengan warna yang berbeda-beda. Dialog  selanjutnya  c  adalah  ‘Eh  tapi  rambut  kita  nggak  sedih  ya?’  Dan
jawaban  dari  Maia  adalah  ‘enggak...tidak...’.  Dari  dialog  tesebut  dapat  diketahui bahwa  Ersa  memberikan  pertanyaan  yang  tidak  sesuai  dengan  fakta  yaitu
mengenai rambut  yang sedih.  Kata  ‘sedih’  yang  berarti  menimbulkan rasa  susah pilu  biasa  digunakan  untuk  objek  hidup  yakni  manusia  namun  produsen
menggunakan  kata  ‘sedih’  untuk  produk  shampo.  Karena  menurut  pengetahuan bersama  diketahui  bahwa  rambut  dikategorikan  sebagai  benda  mati  dan  hal  ini
commit to user
bertentangan  dengan  apa  yang  dinyatakan  oleh  Ersa  Mayori.  Oleh  karena  itu kalimat  pertanyaan  Ersa  tidak  mematuhi  maksim  kualitas.  Efek  yang  ingin
disampaikan  sebenarnya  adalah  rambut  yang  tidak  sehat  namun  Ersa menggunakan  istilah  rambut  yang  sedih  sehingga  terkesan  dramatis.  Jelasnya,
diakhir  iklan  announcer  menegaskan  bahwa  Dove  Intens  Care  dapat  digunakan untuk  merawat  rambut  yang  tidak  sehat  dan  dapat  mencegah  rontok.  Suatu
persepsi  tentang  kelas  sosial,  kecantikan,  dan  kesuksesan  diukur  berdasarkan standar  iklan.  Seseorang  dianggap  berkelas  jika  telah  menggunakan  produk  A.
Perempuan  dibilang  cantik  jika  kulitnya  putih,  ramping  dan  rambutnya  hitam kemilau.  Begitu  pula  seseorang  dianggap  sukses  jika  punya  rumah,  mobil  dan
produk-produk terkini. Ada suatu nilai menarik dalam iklan sabun yakni nilai ‘kecantikan’ . Nilai
kecantikan  yang  oleh  beberapa  produsen  iklan  seringkali  dipaksakan  ke masyarakat  tanpa  proses  editing  dan  penelitian  terlebih  dahulu.  Akibatnya  citra
kecantikan  yang  mempunyai  akar  budaya  di  setiap  daerah  direduksi  ke  dalam representasi yang terbatas pada hanya satu sisi saja. Maka akan menjadi hal yang
seolah  olah  benar  jika  dalam  iklan  masa  kini,  ketika  ada  citra  perempuan  cantik berkulit  putih  dan  berambut  lurus.  Mungkin  terdapat  semacam  diskriminasi  ras
atas pencitraan perempuan, sebab tidak semua perempuan lahir dengan kulit putih dan rabut yang lurus. Dalam budaya masyarakat Jawa, rambut yang cantik disebut
dengan  istilah  ‘kembang  bakung’  atau  ‘ngandhan-andhan’  yakni  tidak  lurus  dan tidak keriting.
commit to user
b.      Maksim Kuantitas Maxim of Quantity Maksim  kuantitas  ialah  suatu  aturan  dalam  percakapan  yang
mengharuskan  setiap  penutur  untuk  memberikan  informasi  secukupnya  sesuai dengan  yang  diminta  oleh  lawan  tuturnya.  Maksim  kuantitas  mengharapkan
penutur untuk memberikan informasi yang benar dan mengandung informasi yang efektif.  Sumbangan  yang  diberikannya  juga  harus  bersifat  efektif.  Grice
menyarankan  kita  untuk  memberikan  informasi  yang  seinformatif  mungkin sesuai dengan tujuan pertukaran percakapan yang sekarang. Selain itu kita juga
diharapkan  tidak  memberi  sumbangan  yang  sifatnya  lebih  informatif  dari  yang diperlukan. Contoh dari pelanggaran maksim kuantitas adalah pada kalimat “Bibi
saya  yang perempuan sedang  hamil.” Dengan demikian kata ‘perempuan’ dalam tuturan  di  atas  bersifat  berlebihan.  Kata  bibi  sudah  pasti  perempuan  dan
kehadiran  kata  yang  perempuan  dalam  contoh  itu  justru  menerangkan  hal-hal yang  sudah  jelas  sehingga  terjadi  pengulangan  yang  tidak  perlu.  Hal  ini  sangat
bertentangan  dengan  maksim  kuantitas.  Berikut  ini  adalah  contoh  data  yang menunjukkan  adanya  maksim  kuantitas  dalam  percakapan  antar  pemeran
tokohnya.
Data No.10 : Iklan Pepsodent versi Sleeping with Chicken
Dialog :
Pepsodent mempersembahkan sikat gigi malam bersama ayah Adi dan Dika a
Dika : Yah tadi sore kan udah gosok gigi kok malem gosok gigi
lagi sih? b
Ayah : terserah kalau kamu mau tidur sama ayam yang tadi kamu
makan wok
wok wok
wok kalau
makan kambing...mbeek...sapi...mowww...ikan...whak  whak...monyet...wua  a  a  a
udah dong sekarang kamu sikat gigi c
Announcer : Sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent
commit to user
Pembahasan  : Pepsodent, sebuah nama brand legendaris di Indonesia dari kategori pasta
gigi. Jenis pasta gigi ini selalu menampilkan iklan-iklan yang kreatif dan inovatif dengan berbagai versi. Iklan Pepsodent  yang terbaru menampilkan cerita tentang
ayah dan anak yang sangat unik dan mendidik. Iklan tersebut berjudul “Sikat gigi bersama  ayah  Adi  dan  Dika.  Sikat  Gigi  Pagi  dan  Malam”  mengetengahkan  dua
tokoh yakni Ayah Adi dan Dika, ayah dan anak yang berbagi tips dan trik tentang bagaimana  menjadikan  menyikat  gigi  lebih  bisa  dinikmati,  dan  tidak  menjadi
pengalaman buruk bagi orang tua dan anak-anak. Iklan-iklan  Pepsodent  dalam  berbagai  versi  sering  ditayangkan  di
commercial  break  pada  hampir  semua  acara  televisi.  Iklan  Pepsodent  terpaku kepada  konsep  pasta  gigi  untuk  keluarga  Indonesia,  maka  kecenderungan  akan
suatu merk brand aware diharapkan mengendap pada segmennya di tingkat usia yang  beragam.  Dalam  kenyataannya,  iklan  ini  cenderung  disaksikan  oleh  anak-
anak. Walaupun orang tua sebagai pengambil keputusan, tetapi tindakan orang tua untuk  mencoba  produk,  seringkali  karena  dorongan  dari  anak  yang  sudah
terpengaruh  iklan.  Masyarakat  cenderung  melihat  representasi  diri  dan  idealnya pada  layar  ajaib  yang  disebut  televisi.  Tendensi  ini  juga  merambah  balita  dan
kanak-kanak,  maka  kemungkinan  mempengaruhi  proses  berfikir,  imitasi  dan konsep penilaian terhadap dirinya sangat besar.
Dalam  tuturan  iklan  tersebut,  ayah  b  memberikan  informasi  yang berlebihan  kepada  Dika  atas  pertanyaan  Dika  a.  Hal  ini  menyebabkan  ayah
melanggar  maksim  kuantitas  yakni  ayah  tidak  memberikan  informasi  yang seinformatif  mungkin.  Dengan  kata  lain,  informasi  yang  diberikan  ayah  kepada
commit to user
Dika  terlalu  bertele-tele  dan  kurang  sesuai  dengan  pertanyaan  Dika.  Ayah  Dika tidak  memberikan  penjelasan  terhadap  pertanyaan  Dika  tetapi  beliau  malah
memberikan  gambaran  dengan  imajinasinya.  Hal  ini  dilakukan  ayah  agar  Dika tertarik  untuk  sikat  gigi  dimalam  hari.  Trik-trik  tertentu  yang  digunakan  oleh
pengiklan  tidak  terlepas  dari  konsep  tingkah  laku  sosial  yang  dijadikan  acuan komoditas dan objek konsumsinya. Suatu gejala yang tengah terjadi pada sebuah
komunitas  sosial  dapat  dieksploitir  menjadi  sistem  mekanisme  penarik  pandang, atau penarik minat yang pada akhirnya berfungsi sebagai ‘pengingat’ dalam iklan.
Iklan Pepsodent selalu mendapat perhatian khusus dihati konsumen karena sangat inspiratif dan menarik. Salah satu ciri yang benar benar dipahami oleh para
pakar  periklanan  seperti  produsen  iklan  Pepsodent  adalah  segala  kreatifitas ditujukan  untuk  menyuburkan  konsumerisme.  Intinya  adalah  apabila  sesuatu  hal
yang salah diulang-ulang sebanyak seratus kali maka ia akan menjadi seolah-olah benar.  Segala  sesuatu  yang  pada  awalnya  tabu  jika  ditayangkan  secara  terus-
menerus  maka akan ‘seolah-olah’  menjadi pantas. Istilah  lain  yang  lebih dikenal adalah  tidak  kenal  maka  tidak  sayang,  dan  jika  kenal  maka  akan  tumbuh  rasa
sayang.
Data iklan No.6 : Iklan Rexona versi Mulan
Dialog :
a Mulan
: Liat yuk yang udah pakai Rexona Deo Lotion b
Ibu : Eh mbak Mulan
c Mulan
: Sibuk bu? d
Ibu : ya biasa deh ngurus ini itu...untung dah ngikutin
mbak Mulan e
Dulu pakai bedak di ketiak cepet keringetan, pas ada arisan jadi malu deh f
Kalau Rexona Deo Lotion sekali pakai keset dan nyaman seharian tamu datang nggak masalah
g Mulan
: pakai juga dong
commit to user
Pembahasan  : Iklan  Rexona  Deodorant  edisi  Mbak  Mulan  Mulan  Jamela  bercerita
tentang  seorang  artis  yang  bertandang  ke  salah  satu  rumah  pemakai  produk Rexona  Deodorant.  Pada  dialog  pertama  tuan  rumah  mengatakan:  Eee...  Mba
Mulan  dan  dijawab  dengan  Mulan  Sibuk  bu?.  Selanjutnya,  tuan  rumah bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya, sementara si Mulan diam saja.
Diakhir scene, Mulan berseru lagi dengan kalimat Pakai juga donk Berdasarkan  pada  konteks  iklan  di  stasiun  televisi,  iklan  tersebut
memenuhi  maksim  kualitas  karena  dialog  antar  tokoh  menggunakan  informasi yang  efektif  dan  tidak  mengada-ada.  Hal  ini  jelas  sekali  pada  dialog  c  yaitu
‘Sibuk  bu’  dan  dijawab  dengan  dialog  d  ‘ya  biasa  deh  ngurus  ini  itu’. Sumbangan jawaban dari ibu kepada Mulan sangat jelas dan dapat diterima.
c.      Maksim Hubungan Maxim of Relevance Maksim  hubungan  mengharuskan  penutur  untuk  memberikan  informasi
yang  relevan.  Relevansi  yang  dimaksud  adalah  tuturan  yang  diberikan  harus sesuai dengan tuturan mitra tutur sebelumnya. Apabila kita tidak ingin melanggar
maksim  ini,  disarankan  membuat  pernyataan  kita  relevan.  Maksim  hubungan  ini juga  memegang  peranan  penting  dalam  pembentukan  sebuah  implikatur  standar.
Dalam  kehidupan  sehari-hari,  contoh  dari  pelanggaran  maksim  hubungan  adalah ketika  seorang  Ibu  bertanya  kepada  suaminya  “Pukul  berapa  sekarang  Yah?”
Ayah  menjawab  dengan  tuturan  “Tukang  koran  baru  lewat”.  Kontribusi  yang diberikan  oleh  Ayah  itu  memang  tidak  secara  implisit  menjawab  pertanyaan  Ibu
itu.  Akan  tetapi  dengan  memperhatikan  kebiasaan  tukang  koran  mengantarkan surat kabar atau majalah kepada  mereka, Ayah  membuat  inferensi  pukul  berapa
commit to user
ketika  itu.  Dalam  percakapan  mereka  berdua  terlihat  penutur  dan  lawan  tutur memiliki  asumsi  yang  sama  sehingga  hanya  dengan  mengatakan  tukang  koran
baru  lewat,  Ibu  itu  sudah  merasa  terjawab  pertanyaannya.  Berikut  ini  adalah contoh data.
Data  No.17 : RAN  Shila - TVC Walls Conello Show Your Love
Dialog :
a Rai RAN
: Shila aku mau nembak cewek kamu mau ya pura pura jadi dia?
b Shila
: ih apaan sih.. c
Rai RAN :  emm  kita  kan  sudah  lama  kenal...kamu  mau  nggak
ngedate sama aku d
Shila : kamu latihan aja ama orang lain
e Announcer
: show your love dengan cornello royale sweetheart brownies
Pembahasan  : Iklan  Walls  dalam  setiap  iklannya  selalu  memunculkan  unsur  pengingat
catcher  dengan  mengkombinasikan  unsur  berupa  suara,  gambar,  maupun bahasa. Hal ini sangat penting bagi PT Unilever karena dengan hanya mendengar,
melihat, atau membaca pengingat itu, konsumen akan langsung terhubung dengan produk yang diiklankan. Pada iklan kali  ini Rai RAN di daulat sebagai bintang
iklan  merk  marketing  produk  Ice  Cream  Walls  Conello.  Dalam  membintangi iklan  Ice  Cream  Conello  ini,  RAN  bekerja  sama  dengan  Shila  seorang  gadis
cantik yang juga menjadi salah bintang iklan ice cream Walls. Tema “Show Your Love” menjadi kata sakti untuk iklan walls yang satu ini. Bintang iklan anak muda
yang  diperankan  oleh  Rai  “Ran”  dan  Shila  teman  duetnya  yang  menjadi soundtrack iklan ini, memang sangat sesuai. Konteks ide ceritanya tergambar dari
awal  mula  pertemanan  yang  menjadikan  cinta  memanglah  sangat  nyata. Pernyataan  cinta  yang  dilakukan  oleh  Rai  sangatlah  unik  dan  berbeda.  Suasana
commit to user
tempat  yang  di  alam  terbuka  juga  mendukung  keindahan  dan  romansa  yang timbul. Keadaan taman yang indah dan rindang adalah lokasi yang sangat strategis
untuk Rai menggutarakan cinta dengan cara yang unik pula dan diakhiri dengan es krim sebagai ungkapan cinta.
Melalui konteks diatas, dapat dipahami bahwa ada dua orang peserta tutur dalam dialog tersebut yaitu Rai RAN dan Shila. Pada tuturan a, Ran bertanya
kepada  Shila  dengan  kalimat  Shila  aku  mau  nembak  cewek  kamu  mau  ya  pura pura  jadi  dia?.  Kemudian  Shila  menjawab  dengan  tuturan  b  ih  apaan  sih?.
Jawaban  Shila  memang  tidak  secara  jelas  menjawab  pertanyaan  Ran  sehingga dapat dikatakan bahwa jawaban tersebut tidak memberikan informasi yang cukup
dan tidak relevan dengan pertanyaan. Tetapi dengan memperhatikan konteks iklan maka  dapat  diketahui  bahwa  jawaban  Shila  adalah  tidak.  Dalam  situasi  ini
jawaban  Shila  tentu  saja  tidak  menaati  maksim  hubungan  karena  peserta  tutur tidak  memberikan  informasi  yang  relevan  dengan  topik  pembicaraan.  Dalam
realisasinya, para peserta tutur dalam sebuah interaksi menaati maksim hubungan dengan  cara  menyampaikan  tuturan  yang  berisi  informasi  yang  relevan  dengan
alur interaksi yang sedang diikuti.
Data iklan No.23 : Iklan Sariwangi versi Tempat favorit
Dialog :
a Ayah
: Aku tunggu di tempat favorit kita b
Ibu : Huh daripada nggak enak gini mending omongin aja
ngeteh yuk, ayah tadi kan aku nunggu direstoran favorit kita lo c
Ayah : Kirain nunggu disini
d Announcer
: Mari ngeteh mari bicara
commit to user
Pembahasan    : Telah
banyak buku
yang memaparkan
jenis-jenis iklan
dan penggunaannya  dalam  kehidupan  nyata  namun  sangat  jarang  ditemui  buku  yang
membahas  tentang  misteri  iklan.  Dikatakan  misteri  karena  setiap  iklan  pasti mempunyai makna lain yang diharapkan dapat menimpulkan efek tertentu seperti
efek  psikologis.  Pada  kenyataannya  iklan  tidak  sesederhana  yang  dibayangkan oleh orang. Iklan menggunakan bahasa yang sudah melaui proses editing berulang
ulang  sehingga  ketika  bahasa  tersebut  dipromosikan  maka  akan  menarik  minat banyak  konsumen.  Efek  pengulangan  baik  gambar  maupun  kata  memang  sangat
berpengaruh  besar  terhadap  keberhasilan  iklan  itu  sendiri.  Hal  ini  memang membutuhkan  waktu  yang  konsisten  dan  lama,  namun  efek  yang  ditimbulkan
akan  luar  biasa  dahsyat.  Iklan  tidak  hanya  sebagai  bentuk  komunikasi  dalam memasarkan  suatu  produk  maupun  jasa,  tetapi  juga  digunakan  sebagai  media
untuk  menyampaikan  pesan  sosial  kepada  masyarakat.  Sariwangi  dalam kampanye  “Mari  Bicara”  menggunakan  iklan  untuk  memberikan  pembelajaran
kepada  perempuan  Indonesia  agar  bisa  berinisiatif  untuk  memulai  berdialog dengan pasangannya, sehingga diharapkan dapat menciptakan keluarga  harmonis
dan wujud emansipasi perempuan itu sendiri. Iklan  tersebut  adalah  iklan  Sariwangi  versi  tempat  favorit.  Iklan  ini
mengenai  perbedaan  persepsi  tempat  favorit  antara  seorang  ibu  dan  ayah. Bahasa  yang  digunakan  dalam  iklan  tersebut  adalah  sangat  sederhana.  Dialog
percakapan  tersebut  adalah  mengenai  tempat  favorit  ayah  dan  ibu.  Melalui konteks  diketahui  bahwa  iklan  tersebut  memenuhi  maksim  hubungan.  Yang
dimaksud  dengan  relevan  disini  adalah  adanya  keterkaitan  yang  erat  antara  satu
commit to user
kata  dengan  kata  lain.  Selain  itu  dialog  tersebut  menggunakan  kata  kata  yang mudah dipahami oleh konsumen.
d.     Maksim Cara Maxim of Manner Maksim cara mengharuskan peserta tutur untuk berbicara secara langsung,
memberikan  kontribusi  tuturan  yang  urut,  tidak  ambigu,  dan  tidak  berlebihan. Yule 1996:37 menjelaskan maksim cara ini dengan melontarkan pernyataan “be
perspicous”  dan  secara  lebih  khusus  dijelaskan  dengan  ”1  avoid  obcurity  of expression,  2  avoid  ambiguity,  3  be  brief  avoid  unneccessary  prolixity,  dan
4  be orderly”. Dengan demikian,  maksim cara  mengharuskan penutur untuk 1 menghindari  ungkapan  yang  tidak  jelas,  2  menghindari  kata-kata  ambigu,  3
berbicara  dengan  singkat  jangan  bertele-tele,  dan  4  berbicara  dengan  teratur. Berikut  ini  adalah  contoh  pembahasan  yang  berdasarkan  pada  data  percakapan
yang menggunakan parameter maksim cara.
Data  No.20 : Lifebuoy Shampo
Dialog :
a Kakak
: Yeni? lagi keramas b
Tamu : Bapak ada?
c Kakak
: lagi keramas d
Teman adi : Adi ada?
e Kakak
: lagi keramas Lifebuoy  shampo  seribu  rupiah  gak  cuma  dua  dapet  empat  sachet  untuk
seluruh keluarga Lifebuoy shampo seribu rupiah dapat empat sachet
Pembahasan  :
Iklan  televisi  telah  terbukti  ampuh  untuk  menciptakan  suatu  gaya  hidup dan tren tersendiri dalam berbahasa. Banyak kata gaul  yang bermunculan seperti
kata  ‘unyu’  lucu,  ‘gokil’  seru,  dan  ‘galau’  gundah.  Semua  kata  tersebut adalah pengaruh dari  media dan salah  satunya adalah  media  televisi. Pesan  iklan
commit to user
dalam  media  televisi  menjadi  mudah  diingat  karena  bentuk  pesan  yang disampaikan  memang  pendek  dan  selalu  saja  membuat  penasaran  konsumennya.
Pesan  iklan  tersebut  jarang  sekali  yang  berbentuk  kalimat.  Namun  lebih  banyak didasarkan  pada  pengemasan  bahasa  agar  enak  didengar,  atau  mengikuti  arus
trend  berbahasa  yang  tengah  muncul.  Iklan  televisi  mempunyai  daya  pikat  dan telah  menciptakan satu efisiensi dalam  menjual suatu produk. Hal  ini tidak  lepas
dari karakter media televisi yang sangat efektif membujuk konsumen. Berikut ini adalah contoh data mengenai iklan shampo di televisi.
Iklan  Lifebuoy  versi  keramas  ini  mengkisahkan  sebuah  keluarga  dimana ada  seorang  kakak  dengan  rambutnya  yang  sangat  bagus  dan  sedang  menerima
tamu.  Tamu  pertama  adalah  seorang  hansip  dan  tamu  kedua  adalah    teman adiknya. Konteks  iklan adalah sebagai  berikut. Dalam Iklan Shampo Versi Lagi
Keramas  diceritakan  ada  dua  orang  Linmas  yang  mendatangi  rumah  warga  dan dibukakan  pintu  oleh  wanita  cantik  dengan  rambut  yang  indah.  Si  petugas
menayakan kepada wanita tersebut Bapak Ada? dan si wanita menjawab Lagi Keramas  sambil  memainkan  rambutnya.  Beberapa  saat  sesudahnya  kedua
petugas terheran-heran dan kembali pulang. Tidak dijelaskan dengan jelas tentang apa yang menyebabkan kedua petugas itu terheran dan memutuskan untuk pergi.
Apakah  karena  keindahan  rambut  si  wanita  atau  karena  kata-kata  keramasnya. Begitu  juga  ketika  dua  orang  anak  laki-laki  mencari  temannya  adik  dari  si
wanita  dan  si  wanita  tersebut  mengatakan  ‘lagi  keramas’.  Sama  dengan  dialog sebelumnya,  dua  anak  laki-laki  tersebut  terheran.  Di  sini  juga  tidak  dijelaskan
tentang  apa  yang  membuat  kedua  anak  itu  terheran;  apakah  karena  rambut  si wanita atau kata-kata keramas.
commit to user
Situasi  pertama  adalah  pada  saat  kakak  menerima  telepon  dari  seseorang yang  menanyakan keberadaan  Yeni.  Kakak  menjawab pertanyaan orang tersebut
dengan  tuturan  a  Yeni?  Lagi  keramas.  Selanjutnya,  dalam  tuturan  b  seorang tamu  bertanya kepada kakak  dengan pertanyaan  Bapak ada?, dan  jawaban  yang
diberikan  oleh  kakak  adalah  lagi  keramas.  Dari  dialog  tersebut  kakak memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tamunya. Namun demikian jawaban
‘lagi keramas’ bisa bermakna ganda yakni apakah bapak benar-benar ada dirumah dan  sedang  keramas  ataukah  bapak  tidak  ada  dirumah  dan  sedang  keramas  di
salon. Ini berarti bahwa maksim cara tidak ditaati secara khusus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam
iklan  tersebut    haruslah  efektif,  terutama  berekenaan  dengan  pilihan  kata  yang digunakan. Dialog haruslah dibuat sekooperatif dan seefektif mugkin. Keefektifan
bahasa iklan dapat diukur melalui sejauh mana pengaruh iklan kepada masyarakat. Semakin banyak orang yang mengingat ikl;an maupun jingle iklan ditelevisi maka
semakin  sukses  iklan  tersebut  dan  begitu  juga  sebaliknya.  Idealnya  bahasa  iklan berbahasa  lugas,  ekonomis,  sopan,  menggunakan  makna  sebenarnya,  orisinil,
menyenangkan,  dan  proporsional.  Terlepas  dari  hal  tersebut,  konsumen  juga masih  akan  tetap  menemukan  iklan  yang  menggunakan  bahasa  yang  melebih
lebihkan atau bersifat hiperbola secara tidak proporsional. Hal ini sebearnya justru akan  merugikan  produsen  karena  menimbulkan  kesan  tidak  percaya  masyarakat
terhadap produk yang diiklankan.
Data iklan No. 29 : Iklan Royko
Dialog :
a Pembawa acara  : lomba masak segera dimulai
b Ibu 1                   : tenang...
commit to user
c Announcer          : kalau masak dengan Royko Ebi pasti terasa
nikmatnya...paduan ebi istimewa dan bumbu komplitnya ciptakan cita rasa manis, asin, gurih
d Ibu 2                  : Manis
e Ibu 3                  : Asin
f Ibu 4                  : Gurih
g Ibu 3                  : Magcess...
h Ibu – ibu            : Magcess?
i Ibu 3                  : manis asin gurih nya mag cess
j Announcer         : Royko ebi..manis, asin, gurihnya...cess
Pembahasan  : Dalam  iklan  tersebut  terjadi  proses  komunikasi  antara  beberapa  orang
yakni  ibu-ibu  yang  mengadakan  lomba  masak.  Lomba  masak  tersebut  dihadiri beberapa  penonton  sehingga  acara  menjadi  semarak.  Dalam  contoh  iklan  diatas
dapat  dikatakan  bahwa  iklan  ini  tidak  menaati  maksim  cara  karena  tidak dijelaskan  mengapa  ibu  pertama  mengatakan  kata  ‘tenang’.  Bila  diperhatikan,
maksim  cara  mengharuskan  untuk  1  menghindari  ungkapan  yang  kabur,  2 menghindari  kata-kata  dengan  arti  ganda,  3  berbicara  dengan  singkat  tidak
bertele-tele, dan 4 berbicara dengan teratur. Dan dialog tersebut tidak mematuhi maksim cara.
Seharusnya  produsen  memberikan  illustrasi  yang  lebih  jelas  tentang  apa yang  dikatakan  oleh  ibu  tersebut.  Selanjutnya,  keanehan  juga  ditemukan  pada
istilah ‘magcess’. Bila konsumen baru pertama kali melihat iklan ini, mereka pasti akan  menjadi  bingung  dengan  istilah  tersebut  karena  pada  iklan  tidak  dijelaskan
dengan  detil  tentang  apa  arti  kata  ‘magcess’.  Setelah  ditelusuri  dengan berdasarkan  pada  konteks  barulah  dipahami  bahwa  arti  kata  ‘magcess’  pada
dialog tersebut adalah akronim dari kata ‘manis,  asin, gurih’, dan  ‘cess’. Namun demikian  istilah  ‘cess’  pada  iklan  tersebut  dapat  dikatakan  sebagai  salah  satu
unsur bahasa yang kreatif karena meskipun unsur-unsurnya sangat terbatas tetapi
commit to user
masih memiliki makna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa iklan ini belum
memberikan kontribusi tuturan yang runtut, tidak ambigu, dan tidak berlebihan.
Klasifikasi  prinsip  percakapan  menjadi  empat  maksim  tampaknya  bisa dijadikan  sebagai  barometer  dalam  suksesnya  sebuah  penyampaian  informasi;
dalam  hal  ini  penyampaian  informasi  melalui  iklan.  Pelanggaran  dan  penaatan terhadap  maksim  percakapan  digunakan  untuk  memunculkan  daya  perlokusi
masyarakat  mengenai  suatu  produk.  Data  No.28:  Iklan  Dove  Intens  Care memenuhi maksim kualitas maxim of quality, kemudian data Data No.10: Iklan
Pepsodent versi Sleeping with Chicken dan Data  iklan No.6: Iklan Rexona  versi Mulan  menunjukkan  ketaatannya  pada  maksim  kuantitas  maxim  of  quantity.
Maksim hubungan yang sebagian dilanggar dan ditaati terdapat pada Data  No.17: RAN    Shila  -  TVC  Walls  Conello  Show  Your  Love  Sedangkan  Data  iklan
No.23:  Iklan  Sariwangi  versi  Tempat  favorit  memenuhi  maksim  cara  maxim  of manner.  Banyak  pendapat  yang  bermunculan  dari  berbagai  ahli  seperti  Sperber
dan  Wilson  1987  yang  menyederhanakan  maksim  kerjasama  menjadi  satu maksim  yakni  maksim  relevansi  saja.  Kemudian  Levinson  1983:111  yang
mengungkapkan ketidaksetujuannya atas maksim relevansi sebab maksim maksim tersebut  dapat  menimbulkan  implikatur  yang  melebihi  apa  yang  dikemukakan
oleh penutur. Leech 1983:80 menyatakan bahwa maksim berlaku secara berbeda pada  konteks  yang  berbeda  pula.  Namun  demikian  sebenarnya  tidak  ada  prinsip
yang  berlaku  mutlak  dan  pijakan  teori  awal  adalah  pada  teori  Grice  dengan klasifikasi maksim menjadi empat bagian.
commit to user
4.2.3. Wujud pengungkapan implikatur percakapan yang terjadi pada dialog iklan produk-produk PT Unilever Tbk di stasiun televisi swasta Indonesia
Brown  dan  Yule  1996:  31  menggunakan  istilah  implikatur  untuk menerangkan  apa  yang  mungkin  diartikan,  disarankan,  atau  dimaksudkan  oleh
penutur  yang  berbeda  dengan  apa  yang  sebenarnya  dikatakan  oleh  penutur. Perbedaan maksud tersebut dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari dan hal
inilah  yang  juga  terjadi  pada  dialog  yang  terdapat  pada  iklan  PT  Unilever. Percakapan  pada  iklan  tersebut  pada  dasarnya  ialah  peristiwa  berbahasa  lisan
antara  dua  partisipan  atau  lebih  yang  terjadi  dalam  suasana  tertentu  sehingga percakapan  tersebut  memungkinkan  terwujudnya  prinsip-prinsip  kerjasama
cooperative principles. Wijana  1996:45  menyatakan  bahwa  pada  saat  penutur  dan  lawan  tutur
berbicara,  mereka  menyadari  bahwa  terdapat  kaidah-kaidah  yang  mengatur tindakannya,  penggunaan  bahasanya,  dan  interpretasi-interpretasinya  terhadap
tindakan  dan  ucapan  lawan  tuturnya.  Dengan  demikian,  dapat  dikatakan  bahwa implikatur  percakapan  penting  untuk  dipahami  agar  apa  yang  diucapkan  oleh
penutur dapat dimengerti oleh lawan tutur. Percakapan yang terjadi antar penutur dalam  iklan  sering  kali  berbeda  dengan  struktur  bahasa  yang  digunakan.  Dalam
kondisi  tersebut  bahasa  digunakan  untuk  menyelipkan  makna  tetentu  dibalik penggunaan  bahasa  secara  struktural.  Pada  kondisi  penggunaan  bahasa  yang
seperti itulah suatu kajian implikatur percakapan mempunyai peran yang tepat. Di  dalam  komunikasi  terentu  dapat  diasumsikan  bahwa  seorang  penutur
mengartikulasikan  ujaran  dengan  maksud  untuk  mengkomunikasikan  sesuatu kepada  mitra  tuturnya,  dan  berharap  mitra  tuturnya  dapat  memahami  apa  yang
commit to user
hendak  dikomunikasikan.  Untuk  ini  penutur  selalu  berusaha  agar  tuturannya selalu  relevan  dengan  konteks,  jelas,  dan  selalu  pada  persoalan,  sehingga  tidak
menghabiskan  waktu  mitra  tuturnya.  Bila  terjadi  penyimpangan,  pasti  ada implikasi-implikasi tertentu yang hendak dicapai oleh penuturnya. Sebagai contoh
adalah pada data berikut.
Data No.3 : Iklan Teh Sariwangi versi Ultah
Dialog :
Ibu : Ultahku sekarang ayah nyiapin apa ya? diucapkan dalam hati
Ibu : Ayah...
Ayah : hmmm
Ibu : Kelupaan sesuatu enggak?
Ayah : Oh iya...lupa buang sampah
Ibu : Kok malah itu yang diinget?
Mungkin  ada  cara  yang  lebih  jelas  buat  nunjukin  ayah  ibu  membuatkan secangkir teh untuk ayah
Ibu : Ngeteh yuk…Ayah inget kan nanti ada bola di TV?
Ayah : Ya inget dong...masa ayah lupa
Ibu :  Kalo  gitu  ayah  inget  juga  kan  lagu  selamat  ulang  tahun  kayak
gimana? Ayah
: Ayah kaget Ayah
: Selamat ulang tahun ayah ucapkan Jingle Sariwangi Mari Bicara
Pembahasan  : Iklan yang dianalisis pertama ini adalah iklan Sariwangi versi ulang tahun.
Iklan  tersebut  berdurasi  lebih  dari  satu  menit.  Menurut  analisis  domain,  iklan Sariwangi versi ultah ini adalah jenis iklan percakapan keluarga. Sariwangi adalah
nama  brand  dengan  kategori  food  brand  dari  PT  Unilever,  Tbk.  PT  Unilever memproduksi iklan teh Sariwangi dalam beberapa versi seperti versi bocor, versi
undangan,  dan  versi  ngobrol  hangat.  Konteks  dialog  iklan  versi  ulang  tahun tersebut adalah di halaman rumah  yakni pada saat si ayah mencuci mobil. Dalam
iklan tersebut dideskripsikan bahwa pada saat ibu ke luar rumah menuju halaman
commit to user
untuk menemui si ayah, ia bertanya dalam hati mengenai apa yang akan diberikan ayah  pada  saat  ulang  tahunnya.  Ibu  bertanya  sebab  dia  ingin  tahu  apakah  ayah
masih  ingat  terhadap  hari  ulang  tahunnya.  Dialog  tersebut  merupakan  suatu rangkaian  yang  utuh  sehingga  untuk  memahami  isi  dialog  haruslah  diperhatikan
kalimatnya. Dialog pertama dimulai oleh si  ibu dan kemudian ditanggapi oleh  si ayah. Sebelum terjadi dialog, si  ibu  bertanya dalam  hati tentang  apa  yang sudah
dipersiapkan oleh si ayah berkaitan dengan hari ulang tahunnya. Jika  diperhatikan  pada  dialog  b  si  ibu  terlebih  dahulu  menyapa  ayah
dengan  tuturan  ayah...  dan  si  ayah  menyapa  balas  dengan  tuturan  c  hmm.... Pada  dialog  ini  sebenarnya  si  ibu  tidak  hanya  menyapa  ayah  tetapi  si  ibu
mempunyai tujuan
yang lain
tetapi tidak
ingin secara
langsung mengungkapkannya.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada  ekspresi  si  ibu  tentang  respon  si
ayah.  Selain  itu,  dalam  tayangan  iklan  televisi  diketahui  bahwa  ekspresi  si  ibu diiringi  dengan  alunan  denting  piano  yang  mengilustrasikan  ekspresi  kecewa.
Maksud dari tuturan si ibu tersebut akan semakin jelas terlihat pada dialog-dialog berikutnya.  Pada  dialog  berikutnya  si  ibu  menanyakan  sesuatu  kepada  ayah  d
Kelupaan sesuatu enggak? dan ayah menjawab dengan tuturan e Oh iya...lupa buang  sampah.  Pada  dialog  d  dan  e  dapat  diketahui  bahwa  dialog  tersebut
mengandung  implikatur  sebab  jawaban  yang  diberikan  ayah  sebenarnya  tidak sesuai  dengan  apa  yang  dikehendaki  oleh  si  ibu  walaupun  jawabannya  ada
kaitanya  dengan  maksud  dari  pertanyaan  ibu.  Dalam  hal  ini,  si  ayah  memang masih belum mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh ibu melalui tuturan
yang disampaikannya.
commit to user
Bila  dikaitkan  dengan  konteks  iklan,  yang  dimaksud  oleh  ibu  adalah mengenai hari ulang tahun tetapi ayah menjawab dengan sesuatu hal yang lain. Ini
menyebabkan  ibu  menjadi  bingung dan harus  mencari  alternatif pertanyaan  yang lain. Namun tidak berhenti sampai disini saja, si ibu terus memikirkan ide dalam
bentuk  pertanyaan  yang  lain  yang  ia  miliki  agar  ayah  ingat  dengan  hari  ulang tahunnya.  Dalam  iklan  tersebut  si  ibu  membuatkan  secangkir  teh  untuk  ayah
dengan harapan agar maksud ibu tersampaikan. Seperti kita ketahui bahwa minum teh  biasanya  dilakukan  pada  situasi  santai  dan  ini  juga  yang  terjadi  pada  iklan
tersebut. Pada tuturan g ibu mengajak ayah minum teh dan mengatakan ngeteh yuk…Ayah inget kan nanti ada bola di TV? dan ayah menjawab dengan tuturan
h ya  inget dong...masa ayah  lupa. Dalam dialog  ini  si  ibu  mencoba  mengugah ingatan ayah dengan acara bola.
Di Indonesia, orang dewasa khususnya laki-laki sangat suka dengan acara bola  dan  jarang  sekali  yang  melupakan  jadwal  pertandingannya.  Namun  seperti
pada dialog sebelumnya, si ayah masih belum mengetahui makna dari tuturan ibu yang sebenarnya sehingga si ibu menanyakan sesuatu yang lebih jelas seperti pada
tuturan i. Dalam dialog ini barulah ayah menyadari bahwa yang dimaksud oleh ibu  adalah  mengenai  hari  ulang  tahunnya  sehingga  dengan  segera  si  ayah
mengucapkan  lagu  selamat  ulang  tahun  seperti  pada  tuturan  i. Sehingga  dalam percakapan
keseluruhan dapat
dikatakan bahwa
implikatur bermakna
menyampaikan  informasi.  Dalam  iklan  tersebut  juga  diselipkan  jingle  Sariwangi yakni Mari Bicara. Mari Bicara adalah slogan teh Sariwangi yang mengandung
makna  bahwa  apabila  terjadi  suatu  masalah  dalam  rumah  tangga  hendaknya dikomunikasikan dengan baik-baik sehingga tidak terjadi pertengkaran.
commit to user
Bahkan  untuk  memberikan  inspirasi  dan  meningkatkan  kesadaran  bagi pasangan  suami-istri  di  Indonesia  tentang  komunikasi  efektif  dalam  kehidupan
berumah  tangga,  sebuah  buku  yang  merupakan  salah  satu  bentuk  kepedulian Sariwangi  yang  berjudul  “Mari Bicara; 100 Kisah Menghangatkan Hati tentang
Menjalin  Komunikasi  dari  dan  untuk  Pasangan  Suami  Istri  Indonesia”  sudah diterbitkan.  Kisah-kisah  dalam  buku  tersebut  sama  sekali  tidak  menggurui,
bahkan terkesan lucu dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Melalui  analisa  tema  kultural,  kita  dapat  menarik  benang  merah  yang  ada  yang
dikaitkan  dengan  nilai-nilai  dan  pandangan  dunia.  Analisa  berpangkal  pada pandangan  bahwa  segala  sesuatu  yang kita teliti  pada dasarnya  merupakan  suatu
yang  utuh.  Iklan  Sariwangi  tersebut  bermaksud  agar  para  pasangan  suami  istri dapat  belajar  dari  pengalaman  pasangan  lain  mengenai  komunikasi  yang  efektif,
dan selanjutnya dapat diterapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Data No.31 : Iklan Kecap Bango versi Nenek
Dialog :
a Rita
: Nek ... masuk yuk b
Nenek              : Siapa ya? c
Rita                  : Rita ... cucu nenek d
Nenek              : Rita? Rita siapa ya? e
Announcer       :  Selalu  ada  kesepenuh  hatian  dalam  hidup  dan  dalam masakan  seperti  kecap  Bango  yang  dibuat  sepenuh  hati  dengan  bahan
pilihan untuk kelezatan yang terasa ke hati
f Nenek              :  Hmm  ...  ini  resep  yang  pernah  nenek  ajarin  kan?Rita?
akhirnya ingat siapa Rita g
Rita : menganguk dan tersenyum sembari memeluk nenek
h Announcer       : Karena rasa tak pernah bohong Pembahasan:
Tampaknya  tidak  salah  jika  PT  Unilever  Indonesia  Tbk  mengakusisi merek-merek  dari  perusahaan  yang  sudah  mempunyai  karakter  dan  sangat
potensial  untuk  berkembang  daripada  membuat  merek  sendiri.  Salah  satu  alasan
commit to user
dalam proses akuisisi merek tersebut adalah bahwa setidak-tidaknya PT Unilever bisa  sedikit  berhemat  untuk  biaya  membangun  merek  dan  juga  juga  mengurangi
resiko kerugian. Beberapa kali PT Unilever memang gagal mengorbitkan produk baru di kategori makanan dan minuman. Salah satu merek yang berhasil diakuisisi
PT  Unilever  adalah  kecap  Bango.  Sebelumnya,  kecap  Bango  merupakan  produk lokal  di  Tangerang  milik  perusahaan  keluarga  di  bawah  PT  Anugerah  Indah
Pelangi.  Sejak  pertengahan  tahun  2000,  di  bawah  koordinasi  PT  Unilever, penjualan kecap Bango meningkat tajam.
Melaui  dialog  iklan,  sekilas  dapat  dilihat  bahwa  yang  sangat  menarik perhatian  dari  iklan  tersebut  adalah  kualitas  akting  si  nenek  dan  tentu  saja,  ide
storyboard pada iklan tersebut. Konsumen melalui tayangan televisi dapat melihat bagaimana  cara  pemeran  iklan  berbicara  dan  dengan  ekspresi  wajah  yang
sempurna. Konteks dialog percakapan iklan kecap Bango pada data di atas adalah di luar rumah pada saat santai. Pada iklan tersebut terdapat dua tokoh utama yakni
Rita  dan  Nenek.  Pada  dialog  pertama  Rita  mengajak  nenek  ke  dalam  rumah karena  cuaca  di  luar  rumah  cukup  buruk  dan  tidak  bersahabat.  Dialog  pertama
adalah  diawali  oleh  Rita  dengan  sebuah  kalimat  pertanyaan  a  Rita:  ‘Nek... masuk  yuk’  dan  dijawab  oleh  nenek  dengan  kalimat  b  Nenek  :  Siapa  ya?
Dengan menghubungkan pada konteks maka diketahui bahwa iklan kecap Bango di televisi tidak menjelaskan secara detil apakah nenek benar-benar lupa terhadap
Rita  atau  ini  hanyalah  salah  satu  strategi  PT  Unilever  mengkomunikasikan pesannya.  Iklan  tersebut  lebih  menekankan  suara  khas  nenek-nenek  renta  yang
ingatannya sudah dimakan usia; rapuh dan lirih. Namun demikian, nenek tersebut mampu  menarik  minat  konsumen  dengan  intonasi  dan  logatnya  yang  sangat
commit to user
menarik. Terutama pada bagian “Rita? Rita siapaaa ya?”. Pada adegan ini, bahkan pada  saat  konsumen  sedang  sibuk  melakukan  hal  lain  saat  jeda  iklan,  pada
akhirnya  tetap  mengalihkan  pandangan  kembali  ke  layar  kaca,  hanya  untuk menikmati akting yang menghibur.
Tidak kalah menarik adalah ekspresi wajah si nenek.  Hampir  di  setiap  sudut  adegan,  ekspresi  nenek  ini  tidak  ada  cacat
sedikitpun.  Contohnya  pada  saat  dia  mengatakan  “Siapa  ya?”,  wajahnya  yang disorot  penuh  kamera  menampakkan  raut  kebingungan  yang  tidak  mengenali
siapa  Rita  yang  dimaksud,  dengan  goyangan-goyangan  kecil  di  pipi  kanan.  Lalu saat  ia  berjalan  dibimbing  oleh  Rita,  tatapan  matanya  memandang  kosong  ke
depan sembari berjalan tertatih. Kemudian pada dialog selanjutnya, c Rita menjelaskan  bahwa  ia adalah
cucu  nenek  namun  nenek  masih  saja  lupa  dan  menanyakan  kembali  dengan kalimat  ‘Rita?  Rita  siapa  ya?’  Tetapi  Rita  tidak  menjawab  dan  hanya  tersenyum
manis. Kemudian, Rita bergegas ke dapur dan menyiapkan masakan untuk nenek. Rita  memasak  tumis  ikan  dengan  resep  tertentu.  Dalam  dialog  berikutnya
dijelaskan bahwa resep masakan tersebut adalah resep yang pernah diajarkan oleh nenek  terhadap  Rita.  Disela  –  sela  itu  announcer  iklan  mengatakan  ‘selalu  ada
kesepenuh  hatian  dalam  hidup  dan  dalam  masakan  seperti  kecap  Bango  yang dibuat  sepenuh  hati  dengan  bahan  pilihan  untuk  kelezatan  yang  terasa  ke  hati’.
Dalam  hal  ini  fungsi  announcer  adalah  menyelipkan  pesan  khusus  kepada konsemen  tentang  produk.  Banyak  dari  iklan  televisi  yang  menggunakan
announcer sebagai penyampai pesan singkat karena hal ini sangat efektif terhadap naiknya tingkat penjualan produk. Bila dipahami berdasarkan pada konteks, maka
dapat  diketahui  bahwa  setelah  mencoba  masakan  yang  dimasak  oleh  Rita,  sang
commit to user
nenek  teringat  kembali  kepada  Rita  karena  beliau  sebelumnya  pernah mengajarkan resep masakan kepada Rita. Meskipun singkat, jalan ceritanya cukup
berisi:  memadukan  unsur  kekuatan  kecap  bango,  yang  dikisahkan  merupakan resep turun temurun sampai-sampai kelezatannya membuat nenek tidak bisa lupa,
dan unsur drama kecil di tayangan yang hanya berdurasi 30 detik. Iklan ini juga tidak melupakan tujuan utamanya, yaitu imbas pada pemirsa
yang  menyaksikannya.  Narasi  yang  digunakan  mampu  mendukung  tercapainya kesadaran  konsumen.  Adegan  proses  memasak  yang  dilanjutkan  dengan
menikmati lezatnya masakan olahan dengan kecap Bango berfungsi menanamkan keyakinan  dan  sekaligus  memberikan  informasi  bahwa  kecap  tersebut  bisa
membuat  setiap  masakan  menjadi  lebih  berselera.  Harapannya  konsumen  tidak hanya sadar, tapi terpengaruh untuk membeli. Implikatur yang ingin disampaikan
oleh produsen melalui iklannya adalah suatu promosi yang berupa pemberitahuan kepada  konsumen  bahwa  kecap  Bango  merupakan  kecap  dengan  citarasa
tersendiri dan bahkan seorang nenek sekalipun tidak akan pernah lupa dengan rasa khas kecap Bango. Sesuai dengan slogan kecap Bango  ‘karena rasa tidak pernah
bohong’. Maka dampak  yang diharapkan setelah  melihat tayangan  iklan tersebut adalah  konsumen  tertarik  dengan  produk  yang  ditawarkan  dan  kemudian
membelinya.  Efek  iklan  tersebut  juga  menyebabkan  pelanggan  yang  telah mencoba  produk  kecap  Bango  kemudian  mereferensikan  kepada  teman  maupun
kerabatnya.
Data No.32 : Iklan Lifebuoy
Dialog :
a Ibu
: Sekarang keramas yuk b
Anak             : Tapi ma, rambutku kan sudah di cuci... c
Ibu : Masa? ayo kita lihat...tu, air hanya memindahkan kotoran
buat rambutmu tidak sehat makanya kamu perlu pakai Lifebuoy shampo
commit to user
tiap kali mandi d
Announcer : Hanya Lifebuoy shampo membantu  membersihkan
rambut dari pangkal hingga ujungnya dan main protector formulanya menutrisi rambut menjadikannya tetap kuat dan lebat
e Ibu
: Sudah dicuci rambutmu? f
Anak : Sudah dicuci tapi keramas pakai shampo
g Announcer
: Gunakan Lifebuoy shampo tiap kali mandi
Pembahasan   : Iklan  ini  adalah  iklan  Lifebuoy  versi  shampo.  Dalam  iklan  tersebut
divisualisasikan  bahwa  sang  anak  sedang  bermain-main  di  halaman  rumah. Karena sang anak terlalu senang bermain-main air, maka rambut dan pakaiannya
pun  menjadi  basah.  Sang  ibu  pun  meminta  anaknya  untuk  mencuci  rambutnya yang basah. Kata kunci pertama adalah pada penawaran ibu kepada anak ‘keramas
yuk’. Menurut anggapan umum common sense, keramas  sangat  identik dengan ‘shampo’. Maka dapat diambil kesimpulan  yang  pertama  bahwa  iklan  ini adalah
iklan  mengenai  shampo.  Dengan  mengidentifikasi  kata  keramas,  konsumen bahkan  dapat  mengetahui  bahwa  yang  diiklankan  adalah  produk  shampo  tanpa
harus  melihat  tayangan  komersilnya  di  televisi.  Dialog  pertama  adalah  a  Ibu: Sekarang keramas  yuk dan dijawab dengan dialog b  Anak: Tapi  ma, rambutku
kan  sudah  di  cuci.  Dari  sini  jelas  sekali  bahwa  jawaban  sang  anak  sebenarnya adalah  ‘tidak’. Hal  ini dapat dilihat dari kata ‘tapi’. Si anak sebenarnya  menolak
untuk  diajak  keramas  karena  sebelumnya  ia  sudah  keramas.  Namun  sang  anak tetap  mengikuti  perintah  ibu  untuk  keramas.  Dari  dialog  a  dan  b  dapat
disimpulkan terjadi  implikatur yang  berupa penolakan. Penolakan  ini  merupakan penolakan tidak langsung yang disampaikan oleh anak terhadap ibunya.
Pada  dialog  selanjutnya  c,  si  ibu  tidak  percaya  bahwa  si  anak  sudah keramas.  Dialog  tersebut  adalah  ‘Masa?  ayo  kita  lihat...tu,  air  hanya
commit to user
memindahkan  kotoran  buat  rambutmu  tidak  sehat  makanya  kamu  perlu  pakai Lifebuoy shampo tiap kali mandi’. Disini, si ibu mencoba memberikan informasi
kepada  anaknya  bahwa  air  hanya  memindahkan  kotoran  yang  ada  pada  rambut sehingga  rambut  menjadi  tidak  sehat.  Implikatur  sebagai  pesan  tambahan  yang
dapat ditangkap dari tuturan ibu adalah bahwa agar rambut sehat maka sebaiknya menggunakan  shampo  Lifebuoy  pada  saat  keramas.  Hal  ini  diperkuat  dengan
pernyataan  announcer  yang  mengatakan  ‘hanya  Lifebuoy  shampo  membantu membersihkan  rambut  dari  pangkal  hingga  ujungnya  dan  main  protector
formulanya menutrisi rambut menjadikannya tetap kuat dan lebat’. Pada dialog e ibu bertanya kepada si anak dengan kalimat ‘Sudah dicuci
rambutmu?’  dan  dijawab  dengan  f  ‘Sudah  dicuci  tapi  keramas  pakai  shampo Lifebuoy’.  Implikasi  yang  diperoleh  adalah  si  ibu  tidak  sekedar  bertanya  apakah
rambut  anaknya  benar-benar  sudah  dicuci  tetapi  yang  diinginkan  ibu  adalah apakah rambut anaknya sudah dicuci dengan menggunakan shampo Lifebuoy. Dan
jawaban si anak menjelaskan bahwa ia benar-benar keramas dengan menggunakan shampo  Lifebuoy.  Pesan  terakhir  yang  ingin  disampaikan  oleh  produsen  sebagai
pembuat  iklan  adalah  bahwa  konsumen  khususnya  bagi  ibu-ibu  yang  memiliki anak kecil disarankan untuk menggunakan shampo Lifebuoy setiap selesai mandi
demi  kesehatan  rambut.  Namun  demikian,  masih  diperlukan  pengujian  lebih lanjut  di  laboratorium  kesehatan  untuk  mengetahui  apakah  shampo  Lifebuoy
benar-benar bisa menyehatkan rambut. Kehadiran  iklan  Lifebuoy  ditelevisi  sudah  bukan  hanya  sekedar  promosi
sebuah  produk,  tetapi  telah  berusaha  menciptakan  sebuah  sistem  ide  yang memiliki nilai-nilainya sendiri. Kata lifebuoy dalam bahasa inggris berarti sekoci
commit to user
atau kapal penyelamat. Bagi beberapa negara di dunia, sekoci sangat mutlak sebab merupakan  salah  satu  faktor  penyelamat  nyawa  banyak  orang.  Hal  ini  sangat
berbeda  dengan  keadaan  di  Indonesia  dimana  keselamatan  masih  belum  mutlak. Dan  konsep  yang  ingin  ditanamkan  dalam  iklan  Lifebuoy  adalah  apabila  ingin
bebas  dari  kuman  penyakit  faktor  keselamatan  maka  konsumen  harus menggunakan Lifebuoy. Iklan tersebut menjelma menjadi sebuah ideologi di abad
modern  seperti  saat  ini.  Apa  yang  kita  rasakan  sebagai  “citra  baru”  dari  produk sabun Lifebuoy tidak dapat secara langsung dapat dipisahkan dari jasa iklan yang
telah membangun selera konsumen. Iklan membawa kita pada suatu suasana yang dibangun  pada  momen  tertentu  dalam  ingatan  melalui  bahasa  yang  sungguh
menarik. Sesuai  dengan  hasil  analisis  dan  pembahasan  maka  relevansi  atau
hubungan antara teori dan dialog pada data adalah bahwa: 1.
Teori  fungsi  bahasa  yang  terdiri  dari  tujuh  fungsi  yang  dikemukakan  oleh M.A.K Halliday sangat sesuai dan dapat diterapkan pada penggunaan dialog
bahasa  iklan  khususnya  pada  dialog  bahasa  iklan  PT  Unilever  Tbk. Berdasarkan  hasil  analisis  dapat  diketahui  pula  bahwa  tidak  semua  fungsi
bahasa  digunakan  dalam  dialog  iklan.  Hal  ini  disebabkan  karena  masing- masing iklan mempunyai segmen, tujuan, dan fungsi yang berbeda. Namun
demikian  dapat  diketahui  bahwa  dalam  mendesain  iklannya  PT  Unilever tidak hanya sekedar menggunakan satu fungsi saja namun berbagai fungsi.
2. Teori prinsip kerjasama yang dikemukakan oleh Grice sangat erat kaitannya
dengan  dialog  pada  iklan  PT  Unilever.  Hubungan  erat  ini  terlihat  dari percakapan  antar  dialog  pemeran  iklan.  Dengan  memperhatikan  konteks,
commit to user
gambar  iklan,  dan  prinsip  kerjasama,  informasi  yang  dianggap  sebagai jalinan keutuhan dalam iklan dapat tersampaikan dengan baik. Penelitian ini
sekaligus mendukung teori Grice mengenai prinsip kerjasama bahwa dalam komunikasi prinsip kerjasama harus diperhatikan.
3. Melalui  hasil  analisis  dapat  diketahui  bahwa  implikatur  memang  selalu
digunakan  produsen  dalam  iklannya.  Teori  Grice  mengenai  implikatur mampu  menjadi  pisau  analisis  yang  tajam  dalam  membedah  makna  yang
terdapat  pada  iklan.  Tentunya  harus  mempertimbangkan  pengalaman  dan konteks  yang  ada.  Dapat  diketahui  pula  bahwa  dialog  percakapan  tidak
hanya  teks  maupun  audio  visual  namun  ada  pesan  lain  ‘yang  tidak disampaikan  dengan  jelas’  oleh  produsen.  Pada  kondisi  yang  seperti  inilah
implikatur memainkan perannya.
commit to user
commit to user
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN