commit to user
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu  fenomena  menarik  yang  terjadi  di  Indonesia  saat  ini  adalah terjadinya  beragam  persaingan  berbagai  macam  produk  atau  barang  kebutuhan
sehari-hari. Hal ini tentunya juga berimbas pada persaingan harga produk-produk tersebut.  Sebagai  salah  satu  negara  yang  sedang  berkembang,  Indonesia
merupakan  tempat  yang  strategis  untuk  bersaing  dan  berkembangnya  berbagai produk seperti busana fashion, produk telekomunikasi, susu pertumbuhan untuk
anak, sepeda motor, mobil, perhiasan, barang elektronik, dan aksesoris lainnya. Melalui berbagai sumber informasi yang terpercaya seperti informasi pada
laman atau website, koran, dan majalah, konsumen dapat mengetahui jenis produk dan harga barang dalam waktu yang relatif singkat. Beragam informasi yang bisa
diakses  dengan  cepat  membuat  konsumen  semakin  kritis  dalam  memilih  produk baik  di  pasar  modern  maupun  tradisional.  Melihat  kondisi  tersebut,  produsen
tentunya  tidak  hanya  diam  tetapi  juga  melakukan  terobosan  agar  dapat  bersaing dengan  produsen  lain.  Salah  satu  cara  yang  ditempuh  agar  dapat  bertahan  dan
unggul  dalam  persaingan  adalah  dengan  meningkatkan  kemampuan  mengelola dan menyampaikan informasi dengan cepat dan berimbang kepada konsumennya.
Bentuk  penyampaian  informasi  yang  dimaksud  adalah  iklan.  Adapun  pengertian iklan  menurut  Widyatama  2005:  13  adalah  bentuk  penyajian  pesan  yang
dilakukan  oleh  komunikator  secara  personal  melalui  media  untuk  ditujukan kepada komunikan dengan cara membayar.
commit to user
Melalui  kegiatan  pengiklanan,  konsumen  sebagai  pembeli  diharapkan dapat  mengetahui  karakteristik  barang  atau  jasa  yang  diiklankan.  Dengan
mengetahui  karakteristik  barang  maka  konsumen  tidak  akan  mudah  terkecoh dengan  tayangan  iklan.  Saat  ini  iklan  telah  menjelma  menjadi  sesuatu  yang
awalnya  hanya  berupa  lembar  pengumuman  yang  berfungsi  untuk  memberikan informasi;  kini  telah  berubah  menjadi  perusahaan  besar  yang  cenderung  bersifat
kapitalis  yang  berorientasi  pada  uang.  Cepat  atau  lambat  iklan  akan  menguasai seluruh  lapisan  komunikasi  baik  di  media  massa  cetak  maupun  elektronik
sehingga keduanya tidak akan dapat bertahan tanpa keberadaan  iklan. Iklan  juga sangat  berpengaruh  di  wilayah  politik,  dan  bahkan  mampu  mempengaruhi  nilai-
nilai  yang  dianut  oleh  masyarakat.  Iklan  mengambil  alih  seluruh  sistem komunikasi masyarakat dan akhirnya hanya akan ada satu cara untuk memahami
masyarakat yaitu dengan memahami makna dalam iklan itu sendiri. Dalam  dunia  industri,  iklan  memiliki  peranan  yang  sangat  penting  dan
berpengaruh pada  hasil pemasaran dan penjualan  suatu produk. Salah  satu kunci kesuksesan  sebuah  iklan  dalam  dunia  industri  terletak  pada  bagaimana  cara
produsen mengolah pesan dengan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya suatu pesan  dapat  diterima  oleh  masyarakat.  Bahasa  juga  merupakan  salah  satu  faktor
penting penentu keberhasilan  iklan.  Bahasa  yang  digunakan dalam  iklan  disusun dengan  kata-kata  yang  mengandung  daya  persuasif  yang  komunikatif.  Bahasa
persuasif  yaitu  bahasa  yang  bersifat  mempengaruhi  konsumen  agar  membeli produk yang ditawarkan dalam  berbagai  bentuk dan disampaikan  lewat berbagai
media.  Oleh  karena  itu,  bahasa  sebagai  sarana  komunikasi  dalam  sebuah  iklan menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.
commit to user
Dikatakan  menarik  karena  dari  sisi  bahasa  dan  desain  iklan  sangatlah beragam.  Hal  ini  karena  kreativitas  manusia  yang  dinamis  serta  didukung  pula
dengan perangkat lunak software untuk desain grafis yang sangat canggih yaitu dengan  program  Photoshop  Cs  maupun  Corel  Draw  versi  X  yang  dioperasikan
dengan  menggunakan  komputer  berteknologi  tinggi.  Saat  ini  juga  sudah  ada printer  canggih  yang  dapat  digunakan  untuk  mencetak  gambar  dengan  ukuran
sangat besar dengan kualitas sangat baik. Karena alasan itulah produsen semakin antusias  memasarkan  produknya  dengan  desain  yang  sangat  unik  dan  bahkan
lebih unik dari yang pernah ada. Perpaduan  antara  gambar,  warna,  media,  suara  dan  tulisan  merupakan
perpaduan yang luar biasa dan efektif untuk memasarkan suatu produk. Perpaduan tersebut  ditujukan  kepada  masyarakat  agar  tertarik  terhadap  iklan  dan  produk
yang  diiklankan.  Sutherland    Sylvester  2004:  4  menyatakan  bahwa  hampir seluruh orang di dunia tertarik pada iklan. Mereka juga mengatakan bahwa tidak
kurang  dari  empat  ratus  juta  dollar  dialokasikan  untuk  periklanan  di  Amerika setiap tahunnya. Iklan bahkan juga sangat efektif untuk memasarkan produk yang
belum  terkenal  sekalipun.  Di  Indonesia,  iklan  banyak  sekali  ragamnya  seperti iklan  radio,  iklan  internet,  iklan  televisi,  iklan  pamflet,  iklan  baliho  dan
sebagainya.  Cara  penyampaian  dan  media  yang  digunakan  dalam  iklan  tersebut pun berbeda berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai.
Selain  melalui  media  di  atas,  ada  juga  iklan  unik  yang  menggunakan manusia  sebagai  media.  Di  kota-kota  besar  seperti  Jakarta,  Semarang,  dan
Surabaya,  salah  satu  produk  operator  telepon  memasarkan  produknya  dengan media  ini.  Media  ini  menampilkan  sosok  orang  yang  membawa  papan  tulisan
commit to user
yang intinya adalah menawarkan produk kartu operator telepon. Yang kreatif dari media  tersebut  adalah  menjadikan  manusia  sebagai  model  iklan.  Tempat  yang
dipilih  adalah  perempatan  di  jalan  raya  yang  sangat  padat  dan  ramai.  Bagi pengguna  jalan,  waktu  seratus  detik  merupakan  waktu  yang  lama  untuk
menunggu  lampu  isyarat  lalu  lintas  APILL  Alat  Pemberi  Isyarat  Lalu  Lintas yang  berwarna  hijau  menyala.  Namun  bagi  produsen  iklan  hal  ini  justru  bisa
menjadi  lahan  keuntungan  sebab  peluang  pengendara  yang  berhenti  di  dekat lampu isyarat lalu lintas untuk membaca teks iklan tersebut cukup besar.
Iklan  bisa  dikategorisasikan  dan  bahkan  dinilai  berbeda-beda  oleh  setiap konsumen.  Iklan  rokok  Sampoerna  Hijau,  sebagai  contoh,  dinilai  oleh  sebagian
orang  merupakan  iklan  yang  lucu.  Namun,  bagi  sebagian  orang  yang  lain mengatakan iklan tersebut merupakan iklan menarik. Iklan tersebut dianggap lucu
atau  menarik  karena  menceritakan  Geng  Hijau  yang  dikemas  secara menyenangkan dan  humoris. Sampai  hari  ini, ceritanya sudah dibuat dalam  lima
belas  versi  dengan  tema  yang  hampir  sama  yakni  tentang  kebersamaan.  Saat pertama kali  muncul tahun 2000, slogan  yang diangkat adalah  “Asyiknya  Rame-
rame”.  Iklan  ini  ternyata  sangat  terkenal  dimasyarakat.  Slogan  “ijo-ijo”  pun menjadi ungkapan yang mudah diingat oleh konsumen. Dikatakan “ijo-ijo” karena
semua atribut rokok dan bungkus identik dengan warna hijau dan hal ini menjadi ikon rokok tersebut.
Iklan  yang  kedua  adalah  iklan  penyedia  layanan  kartu  prabayar  telepon seluler  yaitu  Excelcomindo  XL.  Selain  dianggap  iklan  yang  lucu  dan  menarik,
iklan XL ini juga dinilai oleh sebagian konsumen sebagai iklan yang menyebalkan karena  dalam  salah  satu  iklannya,  ‘kera’  digunakan  sebagai  bintang  iklan.  Pada
commit to user
awal tahun 2011, iklan yang terbaru adalah versi ‘Baim’. Iklan tersebut juga unik karena  menampilkan  Baim  yakni  seorang  artis  cilik  ibukota  sebagai  penyampai
pesan. Karena iklan tersebut sangat menarik, banyak produsen lain memodifikasi iklan tersebut dengan cara memproduksi iklan yang serupa tetapi lebih kreatif.
Selanjutnya,  iklan  milik  PT  Indofood  Sukses  Makmur  yang  diberi  judul ‘Dari Sabang sampai Merauke’ juga telah berhasil menanamkan kesan bahwa PT
Indofood memiliki tanggung jawab sosial  yang tinggi high social responsibility kepada  masyarakat.  Melalui  iklan  ini,  PT  Indofood  dicitrakan  telah  menjadi
kebanggaan  masyarakat  Indonesia  sebagai  sebuah  aset  bangsa.  Tahun  ini  PT Indofood  kembali  mengeluarkan  iklan  baru  dengan  melibatkan  pemuda-pemudi
dari  berbagai  daerah.  Iklan  ini  mengubah  lirik  jingle  ‘Dari  Sabang  Sampai Merauke’  dengan  menggunakan  berbagai  bahasa  daerah  yang  dipadukan  dengan
bahasa  Indonesia.  Setiap  tahun  PT  Indofood  juga  menyelenggarakan  Indomie Jingle Dare 2011 yang merupakan ajang pencarian lagu tema Indomie oleh band-
band  pendatang  baru.  Di  tahun  2011,  Indomie  menggunakan  tema  ‘Sing  Your Story nyanyikan ceritamu’.
Kemudian  ada perusahaan  lain  yang  menggunakan cara  yang sama  yakni PT  Unilever  yang  menerapkan  tanggung  jawab  sosial  corporate  social
responsibility  khususnya  pada  produk  Lifebuoy  dengan  slogannya  ‘Lifebuoy Berbagi  Sehat’.  Lifebuoy  telah  mengenalkan  kepada  masyarakat  tentang
kampanye  nasional  cuci  tangan  pakai  sabun.  Lifebuoy  juga  menyumbangkan  Rp 10,-  dari  produknya  untuk  sarana  kebersihan.  Dari  beberapa  contoh  tersebut,
produsen  menggunakan  kreativitasnya  untuk  berkomunikasi  dengan  konsumen melalui media iklan.
commit to user
Dalam dunia usaha pada khususnya, produsen tidak dapat secara langsung dapat  bertemu  dan  memasarkan  produknya  kepada  konsumen.  Dalam  situasi
seperti  ini,  iklan  merupakan  salah  satu  solusi  karena  di  manapun  dan  kapanpun, mereka  dapat  berkomunikasi  dengan  menggunakan  media  tersebut.  Nampaknya
permasalahan  yang  dijumpai  dalam  proses  komunikasi  adalah  permasalahan bahasa. Pemahaman konsumen  yang berbeda terhadap dialog  yang terdapat pada
iklan  tentunya  dapat  membuat  makna  pesan  iklan  menjadi  tidak  jelas.  Sebagai contoh,  produsen  menggunakan  istilah  up  to  yang  dalam  bahasa  Indonesia
diterjemahkan ‘hingga’. Bila diperhatikan, di toko pakaian banyak tulisan ‘diskon dari  10  up  to  50’  dan  bersifat  promosi.  Ini  artinya  bahwa  dari  setiap  seratus
jumlah  barang  yang  ditawarkan  kepada  konsumen,  ada  sepuluh  barang  yang diberikan  diskon  hingga  pada  angka  tertentu.  Dengan  demikian,  tidak  semua
barang  mendapatkan diskon.  Kemudian,  bila kita  menemui  iklan restoran  “Paket OK  Rp  36.500++pax”  maka  kita  mungkin  beranggapan  bahwa  paket  ini  sangat
murah.  Tapi  pada  kenyataannya  konsumen  bisa  menghabiskan  lebih  dari  seratus ribu  rupiah  untuk  makan  berdua;  tentunya  setelah  ditambah  dengan  harga
minuman dan biaya pajak dan pelayanan tax and service. Kata kunci dari iklan tersebut  adalah  pada  tulisan  “pax”.  Hal  ini  merupakan  teknik  promosi  yang
menjebak  namun  banyak  konsumen  yang  belum  memahaminya.  Selanjutnya, provider  XL  yang  menggunakan  slogan  “nelpon  gratis.”  Iklan  ini  tidak
sepenuhnya  benar  karena  kata  ‘gratis’  seharusnya  berarti  ‘tidak  membayar’  dan pada kenyataanya konsumen justru harus membayar tarif yang sudah ditentukan.
Sama halnya dengan hal tersebut, provider warnet warung internet yang sekarang berkembang dengan begitu pesatnya juga ada yang menyatakan ‘up to 3
commit to user
Mbps’  tiga  juta  bit  per  detik  pada  spanduk  iklan  yang  dipasang.  Namun  pada kenyataanya kecepatan unduh tidak akan dapat mencapai angka yang tertera pada
iklan tersebut. Contoh lain adalah iklan pada suatu rumah makan yang menuliskan harga  Rp  10.000  pada  salah  satu  menu  makanan  tetapi  tetap  mewajibkan
konsumen  membayar  biaya  pajak  pelayanan  service  charge.  Berbeda  dengan hotel, biasanya rumah  makan  memang tidak  mencantumkan  service charge  pada
iklan  yang  dibuatnya.  Dan  dari  semua  contoh  yang  sudah  diberikan  yang  paling dikenal  oleh  masyarakat  adalah  iklan  yang  menggunakan  istilah  ‘syarat  dan
ketentuan  berlaku’,  ‘beli  satu  gratis  satu’,  ‘barang  yang  sudah  dibeli  tidak  dapat dikembalikan’,  dan  ‘selama  persediaan  masih  ada’  atau  bahkan  menggunakan
tanda  asterisk    yang  berukuran  kecil  yakni  lebih  kecil  dari  huruf  standar  dari produk yang ditawarkan. Hal seperti ini dapat ditemui pada iklan produk operator
telepon  seluler.  Konsumen  akan  terkecoh  dengan  iklan  yang  bertanda  asterisk sebab  tanda  tersebut  berukuran  sangat  kecil  dan  kemungkinan  untuk  dibaca
konsumen sangatlah kecil. Terkait dengan hal tersebut sebenarnya istilah ‘barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan’ justru bertentangan dengan undang-
undang  nomor  8  tahun  1999  tentang  perlindungan  konsumen  yang  didalamnya memberikan  hak  kepada  konsumen  untuk  mengembalikan  barang  apabila  terjadi
kerusakan atau karena sebab tertentu. Dari  berbagai  contoh  tersebut  bahasa  pada  iklan  mempunyai  daya  tarik
tersendiri  di  mana  konsumen  menjadi  tertarik  untuk  mengingat  bahkan  secara rasional dan emosional terdorong untuk membeli produk yang diiklankan. Bahasa
iklan memang sudah dirancang sedemikian rupa dan ada maksud tertentu dibalik iklan  yang tidak dinyatakan  secara  lugas. Dalam  suatu tindak percakapan seperti
commit to user
halnya pada iklan, setiap bentuk tuturan pada dasarnya mengimplikasikan sesuatu. Implikasi  tersebut  adalah  maksud  atau  proposisi  yang  biasanya  tersembunyi  di
balik  tuturan  yang  diucapkan  dan  bukan  merupakan  bagian  langsung  dari  tutur tersebut  Wijana,  1996:  37.  Pada  gejala  demikian,  apa  yang  dituturkan  berbeda
dengan  apa  yang  diimplikasikan.  Hal  ini  senada  dengan  yang  dinyatakan  oleh Noviani  2002:  79  yakni  bahwa  setiap  pesan  pada  suatu  iklan  mempunyai  dua
tingkatan  makna  yakni  makna  eksplisit  dan  implisit.  Dari  penjelasan  diatas, penelitian dengan pendekatan pragmatik harus dilakukan.
Dari berbagai macam jenis iklan yang ada, salah satu yang menarik adalah iklan  teh  Sariwangi  ditelevisi.  Iklan  tersebut  mempunyai  pesan  sederhana  tapi
bermanfaat,  “Mari  ngeteh,  mari  bicara”,  disampaikan  dengan  cara  mengena  dan lucu, ditambah dengan jingle  berupa  instrumen alunan denting piano  yang dapat
membuat  para  pemirsa  TV  merasa  nyaman  saat  menyaksikannya.  Iklan  tersebut mungkin  memberikan  efek  positif  bagi  konsumen  yang  menontonnya  tetapi
makna  implisit  dalam  iklan  yang  sebenarnya  ingin  disampaikan  produsen  masih dapat dipertanyakan. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa penelitian ini
harus segera dilakukan. Contoh  lain  adalah  pada  iklan  teh  Sariwangi  versi  bocor.  Situasi  pada
iklan  tersebut  adalah  pada  saat  hujan.  Dalam  rumah  tersebut  terjadi  percakapan antara dua orang yaitu seorang laki laki yang berperan sebagai ayah dan seorang
perempuan yang berperan sebagai ibu. Inti dari dialog dalam iklan tersebut adalah tentang  kesalahpahaman  dan  untuk  menyelesaikannya  ibu  berinisiatif  untuk
mengajak sang ayah minum teh. Harapan dari si ibu adalah bahwa setelah minum teh, kesalahpahaman tersebut dapat segera diatasi dengan baik.
commit to user
Selain  iklan  Sariwangi,  ada  beberapa  jenis  iklan  produk-produk  PT Unilever Tbk  yang menarik untuk dikaji. Unilever adalah perusahaan besar yang
berpusat  di  Jakarta  dan  memproduksi  barang  kebutuhan  rumah  tangga  seperti sabun  dan  makanan  dengan  merek  yang  terkenal.  Sebanyak  sebelas  produk  PT
Unilever  Indonesia  menduduki  peringkat  terbaik  dalam  Survei  Indonesia  Best Brand  IBBA  2009  yang  digelar  Majalah  SWA  dan  lembaga  riset  pemasaran
MARS. Sembilan produk di antaranya meraih Platinum Award  selama lima tahun berturut-turut.  Seperti  dikutip  dari  website  http:www.unilever.co.id  yang
merupakan situs resmi PT Unilever Tbk, sebagian besar dari produk PT Unilever merupakan  produk  berpengaruh  terhadap  kehidupan  manusia.  Jika  diperhatikan,
dalam  situs  resmi  PT  Unilever  tersebut  ditulis  tertulis  ‘160  million  times  a  day, someone  somewhere  chooses  a  Unilever  product.  From  feeding  your  family  to
keeping your home clean and fresh, our brands are part of everyday life.’ Seratus enam puluh juta kali per hari, seseorang dimanapun memilih produk PT Unilever,
dari  memberi  makan  keluarga  sampai  menjaga  rumah  tetap  bersih  dan  segar, brand  kami  adalah  bagian  dari  kehidupan  sehari-hari.  Berdasarkan  pernyataan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa selain menciptakan produk, PT Unilever juga  memberikan  nilai  lebih  kepada  masyarakat,  hal  ini  menyebabkan  produk-
produknya cenderung dikenal. Penelitian  ini  difokuskan  pada  penggunaan  penuturan  iklan  di  media
elektronik  yaitu  televisi.  Hampir  semua  acara  di  stasiun  televisi  swasta  padat dengan tayangan iklan. Meskipun hanya dalam hitungan detik, dalam sekali break
bisa sepuluh jenis iklan yang dimunculkan. Pemahaman konsumen terhadap pesan iklan  tergantung  pada  persepsi  masing-masing  yang  menikmati  iklan  tersebut.
commit to user
Sementara  itu,  persepsi  konsumen  terhadap  suatu  iklan  menentukan  berhasil tidaknya  suatu  iklan.  Produsen  sebagai  kreator  iklan  idealnya  sudah
memperhitungkan secara
matang dampak
persepsi tersebut.
Dalam perkembangannya  terakhir,  banyak  iklan  yang  harus  diganti  karena  alasan  dari
persepsi konsumen. Berdasarkan  kelebihan  yang  dimiliki  oleh  media  televisi,  maka  para
produsen  memilih  dan  mengiklankan  produknya  melalui  media  tersebut.  Oleh karena  itu,  peneliti  juga  memilih  iklan  televisi  sebagai  objek  penelitian  dengan
penelitian yang berjudul “Bahasa pada Dialog Iklan Produk-Produk PT Unilever Tbk di Televisi Swasta Indonesia Kajian Pragmatik.”
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH