commit to user
pertanyaan nenek bahwa dia adalah benar-benar Rita cucu nenek. Namun pada dialog setelahnya, tidak dijelaskan lebih rinci apakah informasi yang diberikan
Rita benar-benar akurat.
4.2. Pembahasan
Pembahasan berikut ini akan memaparkan bagaimana hubungan antara landasan teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dengan hasil
analisis data. Kemudian akan diketahui temuan yang sekaligus sebagai benang merah mengenai efektifitas penggunaan dialog bahasa iklan PT Unilever Tbk.
4.2.1. Fungsi bahasa pada dialog iklan produk-produk PT Unilever Tbk di stasiun televisi swasta Indonesia
Dalam proses kreatif hingga terbentuknya sebuah iklan yang menarik, produsen menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi atau sebagai alat
penyalur pesan yang ingin disampaikan. Tanpa iklan, akan sangat tidak mungkin sebuah stasiun televisi mempertahankan eksistensinya. Bagi PT Unilever, iklan
bukan hanya sekedar sebagai salah satu cara promosi barang, melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang
produk yang ditawarkan. Citra yang dibentuk oleh iklan seringkali menggiring khalayak untuk percaya pada produk, sehingga mendorong calon konsumen untuk
mengkonsumsi maupun mempertahankan loyalitas konsumen. Dalam konteks ”pembacaan” iklan televisi, menghubungkan benang merah antara penggunaan
bahasa iklan, pragmatik, dan semiotik nampaknya dapat menjadi satu diskusi yang menarik. Sebagian tayangan iklan seringkali bukan menawarkan produk semata,
commit to user
tetapi juga menyetakan sistem keyakinan dan nilai budaya tertentu. Yang menarik adalah bahwa iklan televisi cenderung memainkan perannya sebagai modifikator
yakni dimana pesan iklan bukan lagi sekadar menawarkan barang, melainkan menjadi semacam alat untuk menanamkan makna simbolik.
Terkait dengan fungsi bahasa, Halliday 1976 menyatakan tujuh fungsi bahasa yaitu a fungsi instrumental: pemilihan kata-kata dapat menyampaikan
maksud; b fungsi regulatoris: untuk mengendalikan dan mengatur orang lain; c fungsi representational atau pemerian: pemakluman; d fungsi interaksional:
hubungan terus berlangsung; e fungsi personal: menyatakan perasaan; f fungsi heuristik: bagi memperoleh ilmu pengetahuan; g fungsi imaginatif: melalui
cerita-cerita. Beberapa fungsi bahasa iklan dapat dilihat dari beberapa contoh berikut ini.
Data No. 8 : Iklan Pepsodent
Dialog :
Iklan Pepsodent versi Monster
a Introduction : Pepsodent mempersembahkan sikat gigi malam bersama
Ayah Adi dan Dika
b Dika
: Yah mengapa sih setiap malam kita harus sikat gigi? c
Ayah : Soalnya pas malam hari monster dimulutmu itu
menggerogoti gigi kamu dan berubah jadi item, ada monster hula hula yang...wuaaaa
d Ibu
: ini kan kostum hula hula Dika e
Closing : Sikat gigi pagi dan malam bersama Pepsodent
Pembahasan:
Iklan Pepsodent ‘Sikat Gigi Pagi Malam’ versi Ayah Adi Dika mengetengahkan dua tokoh yakni Ayah Adi dan Dika. Ayah dan anak tersebut
commit to user
berbagi tips dan trik tentang bagaimana menjadikan menyikat gigi lebih bisa dinikmati, dan tidak menjadi pengalaman buruk bagi orang tua dan anak-anak.
Serangkaian iklan televisi akan disiarkan mulai Oktober 2009 mengajak penonton mengikuti perjalanan hidup Ayah Adi yang menggunakan humor untuk mendidik
anaknya, Dika, ketika menyikat gigi, khususnya di malam hari. Pada contoh iklan Pasta Gigi Pepsodent versi Ayah Adi dan Dika di atas,
produsen berusaha memberikan cara baru dalam membersihkan gigi dengan sikat gigi, yaitu dengan memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang memiliki fungsi
tambahan untuk memutihkan gigi. Iklan tersebut berusaha meyakinkan konsume bahwa menggosok gigi dengan sikat tidak hanya untuk membersihkan gigi dari
sisa makanan tetapi juga untuk memutihkan warna gigi. Gambar visual yang ditampilkan adalah aktifitas antara seorang ayah dan anaknya yang menggosok
gigi dimalam hari. Karena menggosok gigi adalah kegiatan yang tidak resmi maka bahasa yang digunakan juga berada dalam ragam tidak resmi, dengan tujuan agar
terdapat keselarasan suasana antara bahasa yang dipergunakan dengan gambar visual yang ditampilkan di televisi.
Tidak diragukan lagi bahwa tujuan berbahasa adalah agar terjadi komunikasi. Masalahnya adalah bagaimana bentuk komunikasi terjadi. Bahasa
memiliki berbagai macam fungsi dan salah satunya adalah untuk menghindari salah paham dalam mencerna dan menafsirkan informasi yang ada. Apabila fungsi
bahasa dalam suatu percakapan atau dialog dimengerti baik oleh penutur maupun mitra tutur maka kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat dihindari. Pada
pertanyaan Dika b Yah mengapa sih setiap malam kita harus sikat gigi?, Dika tidak hanya bertanya tentang sesuatu tetapi juga menginginkan fakta, pendapat,
commit to user
dan penjelasan mengenai sesuatu yang ditanyakannya. Bila dikaitkan dengan fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Halliday, maka tuturan tersebut termasuk
dalam kategori fungsi heuristik interpretasi yakni bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyelidiki realitas atau sesuatu.
Pada saat Dika mengajukan sebuah pertanyaan ...mengapa sih?... kepada ayahnya, Dika tidak hanya sekedar mencari fakta tetapi juga mencari penjelasan
terhadap fakta-fakta tersebut. Kalimat pertanyaan ...mengapa sih?... pada tuturan tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut yakni tentang mengapa harus
menyikat gigi dimalam hari. Tuturan c merupakan jawaban atas pertanyaan Dika. Tuturan ayah soalnya pas malam hari monster dimulutmu itu menggerogoti
gigi kamu dan berubah jadi item, ada monster hula hula yang...wuaaa’ termasuk dalam fungsi imajinatif yakni bahasa berfungsi sebagai pengungkap sistem
khayalan dan gagasan karena monster tidak mungkin ada di mulut dan memakan gigi. Kata ‘monster’ menurut KBBI 1990 didefinisikan sebagai a binatang,
orang, atau tumbuhan yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yg biasa; b makluk yg berukuran luar biasa sangat besar; c makhluk yg
menakutkan, hanya terdapat dalam dongeng seperti ular naga raksasa. Ayah Dika
menggunakan kata monster untuk memberitahu Dika bahwa apabila tidak menyikat gigi maka kuman akan dapat merusak gigi. Dalam hal ini ayah Dika
mengganti kata kuman menjadi kata monster.
Data No.7 : Iklan Molto sekali bilas
Dialog :
a Rina Gunawan
: Ibu – ibu sekarang ada Molto Ultra sekali bilas lho...Hebatnya untuk proses sekali bilas gak perlu tiga kali bilas ...cukup
sekali, lihat ni...dari deterjen langsung ke Molto Ultra sekali bilas...Liat ni setelah kering
commit to user
b Ibu 1
: Lembut ya? c
Ibu 2 : iya ya gak kaku
Wanginya tahan lama...kan dari Molto Ultra d
Anak : hmmm wangi
e Ibu
: ya f
Rina Gunawan : Yuk ikut gerakan sekali bilas dengan Molto Ultra
sekali bilas Pembahasan:
Molto adalah salah satu produk pengharum pakaian yang diproduksi oleh PT Unilever. Molto, sebagai pelopor pengharum pakaian, merupakan jawaban
bagi kebutuhan para ibu dalam kaitannya dengan tanggung jawab untuk melestarikan jumlah air bersih di Indonesia. PT Unilever yang telah menemani
masyarakat Indonesia selama kurang lebih 75 tahun memberikan solusinya yakni dengan megeluarkan produk Molto sekali bilas. Terobosan Molto Ultra Sekali
Bilas adalah varian baru yang mempermudah ibu ketika membilas sehingga hanya dengan satu kali bilas busa hilang dan tidak meninggalkan residu deterjen dan
hemat air. Konteks iklan tersebut adalah pada saat acara demo mencuci yang
diadakan oleh Molto dengan tema Molto Ultra sekali bilas. Fungsi instrumental atau direktif terdapat pada dialog terakhir f yakni pada saat pembawa acara
mengajak ibu-ibu untuk turut serta dalam gerakan sekali bilas. Tentu saja gerakan sekali bilas dengan Molto Ultra. Iklan tersebut dikatakan termasuk ke dalam
fungsi instrumental karena bahasa pada dialog iklan tersebut berfungsi untuk mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini untuk melakukan
gerakan sekali bilas dengan Molto Ultra dan hal ini tampak jelas pada dialog Rina Gunawan ‘Yuk ikut gerakan sekali bilas dengan Molto Ultra sekali bilas’. Kata
‘yuk’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ‘bersifat mengajak’.
commit to user
Data No. 12 : Iklan Rinso Anti Noda
Dialog :
a Nenek
: Yah ... b
Anak : Saya bantu ya nek uti bawanya?
c Nenek
: Aa makasih d
Anak : Bu liat
e Ibu
: Anak pintar f
Announcer : Baru Rinso anti noda dengan tenaga pengangkat noda
mengangkat noda membandel sekali direndam sekali kucek noda beres
g Ibu
: Ini nek.... h
Anak : Tenang kan ada Rinso
Rinso membersihkan paling bersih
Pembahasan : PT Unilever memang dikenal sebagai perusahaan yang paling gemar
membombardir pasar dengan iklan yang sangat agresif. Berdasarkan pemantauan Nielsen Media Research, pada periode bulan Januari hingga Juni 2004 saja PT
Unilever telah mengeluarkan dana sebesar kurang lebih Rp 29 miliar untuk kegiatan promosi above the line di berbagai media. Salah satu produk PT Unilever
yang terkenal adalah Rinso. Rinso diluncurkan di Indonesia sebagai merek deterjen pertama di negara ini. Akan tetapi, sebenarnya ini adalah merek yang
paling lazim digunakan di Amerika Serikat, Inggris dan Australia sejak tahun 1918. Pada tahun 1970 setelah menyadari potensi bangsa ini PT Unilever
memposisikan Indonesia sebagai pangkalan Rinso. Hal ini terbukti merupakan langkah yang cerdas karena dewasa ini Rinso memang merupakan pemimpin
nomor satu di pasar deterjen Indonesia. Untuk mengenalkan keunggulan suatu produk, representasi iklan ini masih
harus dirancang dengan detil. Pendekatan yang digunakan adalah dengan
commit to user
mensejajarkan produk dengan kehidupan nyata atau lebih dikenal dengan istila slice of life, di mana pada iklan tersebut digambarkan sebuah keluarga yang
terdiricl bahagia yang terdiri dari nenek, ibu dan anak yang saling berinteraksi ketika mereka dihadapkan pada kenyataan pakaian yang kotor karena noda
membandel akibat membawakan barang bawaan. Gambaran interaksi yang berakhir dengan kebanggaan ibu karena menggunakan produk Rinso
menunjukkan bahwa untuk mempromosikan sebuah komoditi diperlukan cerita yang secara kronologis dan ini sebenarnya adalah bagian dari konsep alur cerita
iklan atau storyboard. Salah satu dari dialog pada data tersebut diatas merupakan fungsi
representational atau deklaratif. Fungsi ini memungkinkan penutur iklan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan, seperti tercermin pada
kalimat deklaratif iklan tersebut. Fungsi ini terdapat pada kalimat f yang dikatakan oleh announcer bahwa ‘Baru Rinso anti noda dengan tenaga
pengangkat noda mengangkat noda membandel sekali direndam sekali kucek noda beres’. Melalui kalimat tersebut PT Unilever merepresentasikan produknya
bahwa Rinso anti noda menggunakan tenaga pengangkat noda yang dapat menghilangkan noda membandel melalui proses perendaman.
Sesuai dengan pernyataan Bovee dan Arens 1986: 8, iklan ini berfungsi untuk mengidentifikasi produk dan membedakan dari produk yang lain; selain itu
untuk mengkomunikasikan informasi tentang sebuah produk. Bagian terakhir dari iklan adalah slogan ‘Rinso membersihkan paling bersih’. Bila diperhatikan lebih
detail lagi, sebenarnya pada iklan Rinso terdapat dua versi. Bahasa persuasif dari versi yang pertama terdapat pada slogan Berani kotor itu baik. Sedangkan dalam
commit to user
versi kedua bahasa persuasif terdapat dalam slogan Rinso, membersihkan paling bersih. Dua macam slogan yang bahkan tanpa disadari masyarakat telah menjadi
satu di setiap percakapan mereka sehari-hari. Iklan Rinso versi kedua menggunakan slogan Rinso, membersihkan paling bersih.
Dalam kehidupan sehari-hari aktifitas adalah bagian hidup setiap manusia. Aktifitas itu bukan hanya berada di dalam ruangan, namun juga berada di luar
ruangan. Dalam iklan Rinso di televisi digambarkan seorang anak yang sedang bermain diluar bersama dengan neneknya. Akibatnya baju anak tersebut kotor.
Namun ada pesan yang ingin disampaikan pembuat iklan yaitu belajar itu bukan hanya di lingkungan sekolah, perpustakaan, dan ruangan bersih lainnya. Namun
belajar juga dapat dilakukan di alam terbuka, walaupun resikonya lebih berat. Kotoran pada pakaian sang anak tidak menjadi penghambat mereka dalam belajar.
Biar mereka tetap belajar karena kotoran akan diatasi dengan Rinso. Slogan tersebut menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu gaya bahasa
yang mengungkapkan sesuatu secara berlebih-lebihan. Dikatakan demikian karena slogan ini menggunakan kata paling yang bermakna superlatif. Jadi slogan ini
dapat diartikan tidak ada sabun cuci lain yang bisa membersihkan cucian paling bersih kecuali menggunakan Rinso Anti Noda.” Penggunaan slogan ini tentunya
akan memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada calon konsumennya, karena produk ini memang sangat cocok digunakan untuk mencuci dan kesan yang ingin
diberikan kepada konsumen adalah Rinso sebagai detergen terbaik dalam membersihkan pakaian. Alasan penggunaan gaya bahasa hiperbola pada slogan
produk ini adalah untuk menarik perhatian calon konsumen supaya mereka mau menggunakan atau setidaknya mencoba produk. Dengan didukung oleh formula-
commit to user
formula yang ada di dalamnya, terbukti Rinso lah detergen yang mampu menjawab masalah terkait dengan masalah kebersihan.
Namun demikian penggunaan kata ‘paling’ dalam dunia periklanan tidak diperbolehkan atau dilarang oleh undang-undang mengenai periklanan sebab
apabila semua produsen iklan menggunakan kata superlatif ‘paling’ maka dikhawatirkan akan terjadi persaingan yang tidak sehat dipasar perdagangan. Oleh
sebab itu penggunaan kata superlatif ‘paling’ tanpa data pendukung akan dikenakan teguran dan saksi yang berlaku sesuai dengan peraturan dan undang
undang yang ada.
Data No. 18 : Iklan Royko
Dialog :
a Anak – anak : Tiga empat lima enam
b Ibu
: Yuk makan siang yuk hahaha
c Anak - anak : Makan makan ma
d Ibu
: Sayur buatanku pasti bikin mereka ketagihan Royko kaldu ayam, dari bumbu rasa ayam dan rempah rempah pilihan
e Ibu
: hmm... f
anak –anak : hmm... enak
g Announcer
: Royko kaya rasa h
Royko kaya rasa kaya selera
Pembahasan : Royco kemasan dalam bentuk serbuk diluncurkan untuk pertama kali pada
tahun 1972. Selama lebih dari tiga puluh tahun, Royco telah mampu mencipakan dan memperkenalkan berbagai inovasi produk mulai dari sup, bumbu penyedap,
campuran bumbu, saus dan coco plus. Selama bertahun-tahun Royco telah membuktikan kemampuannya untuk menampilkan banyak iklan dengan beragam
commit to user
aplikasi kreatif, termasuk kegiatan pemasaran mikro di pasar-pasar seluruh Indonesia. Royco terkenal dengan format serbuknya baik rasa kaldu ayam maupun
rasa sapi yang dapat digunakan untuk berbagai masakan: diaduk sambil digoreng, digoreng sepenuhnya, dikukus, dipanggang dan sup.
Iklan diatas termasuk ke dalam fungsi personal. Hal ini tampak jelas pada kalimat f dan g yang masing-masing menggunakan tuturan ‘hmmm’. Tuturan
ini merupakan tuturan untuk mengekspresikan rasa dimana masakan yang dimaksud terasa lezat. Fungsi personal atau perorangan mengharuskan salah satu
pemeran iklan mengungkapkan perasaannya. Dari ungkapan tersebut diketahui bahwa sang ibu sedang mengekspresikan kegembiraannya yakni kegembiraan
ketika merasakan rasa masakan yang menggunakan Royko sebagai bumbu masak.
Data No.2 : Iklan Sariwangi versi Bocor
Dialog :
a Ibu
: Ayah di dapur ada yang bocor... bisa tolong dibenerin b
Ayah : Bisa... beres deh
c Ibu
: Hum..hum...mungkin aku kurang jelas kasih tau nya d
Ibu : Ngeteh yuk...
e Ayah
: Yuk... f
Ibu : Tik tik tik ada yang bocor cobalah tengok
g Ayah
: Ya ampun...aku benerin sekarang ya? h
Ibu : Nanti dulu lah
i Ayah
: Malu... Pembahasan :
Iklan ini bukan hanya sekedar mengiklankan produk teh Sariwangi saja. Namun sebenarnya ada makna lain yang ingin disampaikan oleh produsen melalui
iklan yang telah dirancangnya, yaitu pentingnya komunikasi di dalam kehidupan rumah tangga. Iklan teh Sariwangi versi bocor mengkisahkan seorang suami yang
diminta istrinya untuk membetulkan atap rumahnya yang bocor tapi karena salah
commit to user
tangkap mengenai informasi tentang sesuatu maka yang diperbaiki adalah kran wastafel. Si istri pun agak jengkel, tapi dia tidak marah sama suaminya. Sang istri
kemudian membuatkan teh Sariwangi dan mengajak suaminya minum teh sambil
nyanyi ” Tik..Tik..Tik..Ada yang bocor..cobalah tengok..” sambil melihat ke atas atapnya. Nyanyian ini menyebabkan si suami sadar bahwa terjadi kesalahpahaman
informasi. Fungsi bahasa personal adalah fungsi bahasa yang bisa menunjukkan ekspresi penutur yakni apakah ia sedang marah,sedih, ataupun senang. Dari data
diatas, fungsi personal dapat dijumpai pada dialog terakhir yakni ‘malu’. Kata ‘malu’ bisa berarti merasa sangat tidak enak hati karena berbuat sesuatu yang
berbeda dengan kebiasaan sehari-hari. Berdasarkan konteks pada dialog sebelumnya, sang ayah sebenarnya malu sebab ia menyatakan ‘bisa’ untuk
memperbaiki sesuatu yang bocor didapur tetapi kenyataannya si ayah belum memperbaikinya.
Data No.11 : Iklan Lifebuoy
Dialog :
a Anak
: Yuu...ciat ciat ciat b
Mama : Ayo cepet mandi
c Anak
: Eh mama d
Mama : Oke deh nggak ngintip deh
e Anak
: Mandi sendiri ya f
Mama : hmm memang sudah saatnya mandi sendiri
Digosok ya mukanya...belakang kuping...punggungnya juga ya... Lifebuoy bodywash membersihkan kuman dan kotoran bahkan dari bagian
tubuh yang sulit di jangkau
g Ayah
: Bersih juga h
Anak : Aku ke sekolah sendiri ya pa
Lifebuoy bodywash
commit to user
Pembahasan : Dinamika iklan dengan media televisi saat ini tidak hanya menayangkan
model yang membujuk dan mengajak masyarakat dengan secara eksplisit atau bahkan terang-terangan untuk membeli atau menggunakan suatu produk, barang,
atau jasa. Kenyataan yang ada saat ini adalah munculnya iklan yang dengan sengaja diproduksi secara khusus sehingga menimbulkan efek makna tetentu.
Struktur iklan tersebut dikonstruksi oleh tanda-tanda verbal dan nonverbal yang membentuknya.
Melalui tanda-tanda
tersebut suatu
iklan dirancang
mempengaruhi khalayak dan memiliki kepentingan lain. Iklan Lifebuoy mengandung nilai edukasi yakni mengajak masyarakat
Indonesia untuk hidup bersih meskipun sering kali berganti slogan dalam tayangan iklannya sejak dua belas tahun silam. Namun konsumen tidak akan
mudah melupakan slogan Sebenarnya Anda bisa berbuat lebih banyak daripada mereka. Sehat ada di tangan kita, Cuci Tangan sebelum makan, dll yang
mengajak konsumen untuk selalu hidup bersih. Dalam sejarahnya, Lifebuoy dikenal sebagai merek sabun tertua di dunia.
Lifebuoy sebenarnya bernama Royal Lifebuoy yakni pada saat diluncurkan pada tahun 1894 di Inggris. Lifebuoy merupakan salah satu produk sabun dari Unilever.
Promosi iklan Lifebuoy ini memang bukan iklan-iklan awal produk ini pada masa pemunculannya yang pertama kali beberapa tahun silam, namun iklan yang satu
ini berusaha untuk menggambarkan keluarga Lifebuoy dengan aktivitasnya yang selalu terlindungi oleh shampo Lifebuoy. Konteks dari iklan tersebut adalah sang
ibu berpikir bahwa sang anak sudah saatnya mandi sendiri. Hal ini nampak jelas dari dialog tersebut. Fungsi regulatoris terlihat pada dialog b yakni pada saat
commit to user
sang ibu menyuruh anaknya mandi. Tuturan ‘ayo’ berfungsi untuk menyuruh sang anak untuk segera mandi. Kemudian pada dialog f sang ibu juga menyuruh
anaknya untuk menggosok muka, telinga, dan juga punggung agar bersih. Perintah ibu lantas dilaksanakan oleh sang anak sehingga badan anak tersebut
bersih.
Data No.10 : Pepsodent versi sleeping with chicken
Dialog :
Pepsodent mempersembahkan sikat gigi malam bersama ayah Adi dan Dika a
Dika : Yah tadi sore kan udah gosokgigi kok malem gosok gigi
lagi sih b
Ayah : Terserah kalau kamu mau tidur sama ayam yang tadi
kamu makan
wok wok
wok wok
kalau makan
kambing...mbeeek...sapi...mowww...ikan...whak whak...monyet..wua a a a udah dong sekarang kamu sikat gigi
c Announcer
: Sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent Pembahasan
: Pepsodent adalah produk pasta gigi yang diproduksi oleh PT Unilever
dengan menggunakan konsep positioning sebagai pasta gigi keluarga Indonesia. Merk lain yang juga diproduksi adalah Close Up tetapi jarang sekali ditampilkan
dalam iklan sehari-hari karena segmen pasarnya sudah berbeda. Dilihat dari iklannya, Pepsodent membidik konsumen dari golongan menengah ke atas. Pasta
gigi ini mempunyai beragam varian sesuai dengan karakter penggunaan yang berorientasi kepada kepentingan konsumennya. Sehingga di pasar terdapat
beragam jenis Pepsodent mulai dari tipe urlium kemasan biasa aluminium foil, dengan variasi ukuran tube, tipe tube kemasan plastik, tipe rasa baking soda, tipe
untuk kesehatan gigi dan gusi, dan lainnya.
commit to user
Dalam tayangan televisi, ada beberapa versi iklan Pepsodent diantaranya Pepsodent versi ‘tidur dengan ayam’ sleeping with chicken, versi ksatria malam
dan versi ‘bertukar peran’ changing role. Masing-masing iklan memiliki ciri khas tersendiri. Yang tidak kalah menarik adalah iklan Pepsodent versi ‘tidur
dengan ayam’ sleeping with chicken yang menceritakan tentang dialog antara ayah Adi dan Dika ketika mereka akan menggosok gigi. Percakapan itu dimulai
saat Dika menanyakan mengapa ia harus sikat gigi dimalam hari padahal ia sudah menyikat giginya di sore hari. Kemudian ayah Adi menjawab dengan
berimaginasi yakni apabila Dika tidak menyikat giginya maka ia akan tidur dengan apa yang baru saja ia makan yakni ayam, ikan, dan sebagainya. Dalam
dialog tersebut maka dapat diketahui bahwa fungsi bahasa yang digunakan oleh ayah Adi adalah fungsi imaginatif sedangkan isi pesannya adalah agar orang tua
mengajarkan kepada anak tentang pentingnya sikat gigi pagi dan malam. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa pada Data No. 8: Iklan
Pepsodent, produsen menggunakan dialog yang berfungsi untuk menyelidiki realitas atau sesuatu. Pada Data No.7 : Iklan Molto sekali bilas, produsen
menggunakan pola dialog yang bersifat perintah atau direktif. Kemudian pada Data No. 12: Iklan Rinso Anti Noda, produsen menggunakan iklannya untuk
menyampaikan informasi akan produk detergen merk Rinso. Selanjutnya pada Data No. 18: Iklan Royko, produsen berusaha mengekspresikan kegembiraannya.
Kegembiraan ini bersifat pribadi atau personal. Hal ini juga bisa dilihat pada Data No. 2: Iklan Sariwangi versi Bocor. Selanjutnya pada Data No.11: Iklan Lifebuoy,
iklan ini lebih bersifat direktif. Data No.10: Pepsodent versi sleeping with chicken, pepsodent menggunakan bahasa dengan fungsi imaginatif.
commit to user
Dari beberapa contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara teori tujuh fungsi bahasa yang disampaikan oleh M.A.K
Halliday dengan penggunaan bahasa dalam dialog iklan PT Unilever Tbk. Pertama, PT unilever menggunakan fungsi instrumental yakni bahwa penutur
tidak hanya membuat konsumen melakukan sesuatu, bertindak atau berkata tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang direncanakan penutur seperti
perintah, maupun permohonan. Kedua, fungsi instrumental yang digunakan dalam iklan berfungsi untuk menyampaikan fakta maupun pengetahuan, maupun
menjelaskan realitas yang sebenarnya. Ketiga, fungsi ekspresif yang diterapkan pada beberapa dialog iklan. Keempat, PT Unilever juga sering menggunakan
fungsi personal yakni untuk mengemukakan pendapat, pikiran, sikap, atau mengekspresikan perasaannya sehingga dapat diketahui apakah produsen sedang
marah, sedih, ataupun gembira. Kelima, fungsi regulatoris the regulatory function yakni PT Unilever menggunakan bahasa untuk memberikan instruksi
dan aturan kepada orang lain. Dalam hal ini produsen dapat mempengaruhi sikap atau pendapat konsumen. Keenam, PT Unilever seperti pada iklan Pepsodent
menggunakan bahasa untuk menciptakan sistem khayalan dan gagasan. Ketujuh fungsi tersebut mewakili frame work dari produsen dalam menggunakan bahasa
melalui iklan televisi.
4.2.2. Penerapan prinsip kerjasama pada dialog iklan produk-produk PT Unilever Tbk di stasiun televisi swasta Indonesia.
Dalam dunia bahasa terdapat suatu prinsip yakni prinsip kerjasama. Prinsip-prinsip kerjasama cooperative principles tersebut berdasarkan pada
commit to user
asumsi tentang bagaimana seseorang melakukan percakapan. Percakapan yang baik tentunya adalah percakapan yang dapat memenuhi tujuannya. Untuk
mencapai tujuan percakapan tersebut, Grice menyertakan empat maksim dasar percakapan sebagai dasar sekaligus sebagai tuntunan kearah kerjasama efektif
dalam penggunaan bahasa, atau yang lebih dikenal dengan prinsip kerjasama. Maksim-maksim percakapan yang mendukung prinsip kerjasama tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Maksim Kualitas Maxim of Quality