25
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Sayuti 2006 menyebutkan motivasi kerja seseorang di dalam melaksanakan pekerjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor
internal yang berasal dari proses psikologis dalam diri seseorang, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri environment factors.
Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari: 1. Kematangan pribadi
Orang yang bersifat egois dan kemanja-manjaan biasanya akan kurang peka dalam menerima motivasi yang diberikan sehingga agak sulit untuk
dapat bekerjasama dalam membuat motivasi kerja. Oleh sebab itu kebiasaan yang dibawanya sejak kecil, nilai yang di anut dan sikap bawaan seseorang
sangat mempengaruhi motivasinya. 2. Tingkat pendidikan
Seorang pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi biasanya akan lebih termotivasi karena sudah mempunyai wawasan yang
lebih luas dibandingkan dengan karyawan yang lebih rendah tingkat pendidikanya, demikian juga sebaliknya jika tingkat pendidikan yang
dimilikinya tidak digunakan secara maksimal ataupun tidak dihargai sebagaimana layaknya oleh manajer maka hal ini akan membuat karyawan
tersebut mempunyai motivasi yang rendah di dalam bekerja.
26 3. Keinginan dan Harapan Pribadi
Keinginan adalah hasrat seseorang yang sungguh-sungguh; kebutuhan seseorang yang amat sangat; dorongan nafsu yang ditujukan kepada sesuatu
yang nyata. Orang yang ingin mencapai potensi lebih tinggi harus melihat secara serius pada tempat yang ia masuki. Pertama-tama harus ada keinginan
dari diri kita sendiri untuk terus menerus mengembangkan diri. Kedua harus ada keinginan untuk menerima tanggung jawab yang lebih tinggi. Orang yang
ingin maju adalah orang yang memahami kemajuan, itu harus dibina dan diarahkan secara teratur dan juga seseorang mau bekerja keras bila ada
harapan pribadi yang hendak diwujudkan menjadi kenyataan. 4. Kebutuhan
Kebutuhan adalah setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya. Seseorang membutuhkan makanan
karena lapar, membutuhkan minuman karena kehausan, dan membutuhkan pakaian karena kedinginan.Kebutuhan biasanya berbanding sejajar dengan
motivasi, semakin besar kebutuhan seseorang untuk dipenuhi, maka semakin besar pula motivasi yang karyawan tersebut untuk bekerja keras.
5. Pengakuan recognition Pengakuan adalah bentuk perhatian dari pihak perusahaan, dalam hal
ini adalah pihak atasan terhadap karyawan yang berprestasi. Pengakuan merupakan salah satu faktor pendorong karyawan agar motivasinya
meningkat. Dengan pengakuan atas prestasinya, karyawan akan terus mencoba untuk lebih meningkatkan lagi prestasi kerjanya. Pengakuan tidak
27 hanya dalam bentuk materi, non materi pun akan memberikan kepuasan bagi
karyawan yang berprestasi. Pemberian pengakuan baik material maupun non material hendaknya harus benar-benar objektif, guna mencegah terjadinya
kecemburuan sosial antar karyawan jika pengakuan yang diberikan tidak memiliki alasan yang jelas sangat subjektif.
6. Responsibility Tanggung jawab Tanggung Jawab merupakan salah satu faktor motivasi internal atau
yang datang dari dalam diri karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Bila karyawan mempunyai rasa tanggung jawab dalam pekerjaannya, maka
karyawan akan akan memberikan hasil kerja yang baik kepada perusahaan. Agar tanggung jawab benar menjadi faktor motivator bagi bawahan,
pimpinan harus menghindari supervisi yang ketat, dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan
menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip partisipasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya.
Mathis dan Jackson 2002, menyatakan bahwa banyak karyawan masih menginginkan keamanan dan stabilitas, pekerjaan yang menarik,
seorang supervisor yang baik dan mereka hormati, serta gaji dan tunjangan yang kompetitif.
28
Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari: 1. Kondisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa
aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Sedarmayanti 2007 “lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan pekerjaan dibedakan menjadi
dua bagian yaitu Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik. Lingkungan Kerja Fisik meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu
pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan. Sementara Lingkungan Kerja Non Fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan
hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan”.
2. Kompensasi yang Memadai Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling
ampuh bagi perusahaan untuk memberikan dorongan kepada para karyawan untuk bekerja secara baik. Mathis dan Jackson 2002, penghargaan nyata
yang diterima karyawan karena bekerja adalah dalam bentuk gaji, insentif, dan tunjangan. Satu hal yang penting terhadap retensi karyawan adalah
mempunyai “konpensasi kompentitif” artinya harus dekat dengan apa yang diberikan oleh perusahaan yang lain dan apa yang diyakini oleh karyawan
29 sesuai dengan kapabilitas, pengalaman dan kinerjanya, apabila tidak dekat
perputaran akan lebih tinggi. Perusahaan menerima keuntungan dari pekerja ketika ada perbedaan
antara gaji dan insentif yang rendah. Upah yang rendah tidak akan membangkitkan motivasi para pekerja dan pengalaman mengindikasikan
bahwa motivasi meningkat ketika upah naik. 3. Mutu Pengawasan Supervisi
Mathis dan Jackson 2002, menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang supervisor dalam memberikan inspirasi, semangat,
dan dorongan kepada orang lain pegawai untuk mengambil tindakan- tindakan. Pemberian dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang-
orang atau pegawai agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut. Oleh karena itu seorang
supervisor dituntut pengenalan atau pemahaman akan sifat dan karakteristik bawahannya, suatu kebutuhan yang dilandasi oleh motif dengan penguasaan
supervisor terhadap perilaku dan tindakan yang dibatasi oleh motif, maka supervisor dapat mempengaruhi bawahannya untuk bertindak sesuai dengan
keinginan organisasi. Mathis dan Jackson 2002, banyak individu yang membangun
hubungan yang akrab dengan rekan kerja, dalam survei yang dilakukan terhadap individu dengan berbagai usia dan yang bekerja di berbagai industri,
faktor yang disebutkan dengan sangat positif tentang bekerja adalah hubungan dengan para rekan kerja. Seorang supervisor membangun
30 hunbungan positif dan membantu motivasi karyawan dengan berlaku adil dan
tidak diskriminatif, yang memungkinkan adanya fleksibilitas kerja dan keseimbangan bekerja memberi karyawan umpan balik yang mengakui usaha
dan kinerja karyawan dan mendukung perencanaan dan pengembangan karier untuk para karyawan.
4. Hubungan Kerja antar karyawan Hubungan kerja yang baik dan harmonis antar atasan dengan bawahan
sangat penting untuk menjalin hubungan baik dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Agar dapat tercipta, dituntut adanya komunikasi
dua arah yang efektif dan keterbukaan antar sesama karyawan. Manajer memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana
harmonis dengan memberikan contoh yang baik bagi bawahannya. Disamping itu, hubungan antar rekan sejawat juga sangat penting dalam
lingkungan pekerjaan. Hubungan yang harmonis dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, sehingga karyawan akan bergairah dalam bekerja.
5. Ada Jaminan Karir penghargaan atas prestasi Karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang
ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Para karyawan mengejar karir untuk dapat memenuhi kebutuhan individual secara mendalam. Setiap orang akan
bersedia untuk bekerja secara keras dengan mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karir
yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat terwujud bila perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan, baik berupa
31 promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan dan
penempatan untuk dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri karyawan tersebut.
6. Kebijakan dan Administrasi Perusahaan. Faktor lain yang diketahui dapat mempengaruhi motivasi adalah
didasarkan pada hubungan yang dimiliki para karyawan dalam organisasi. Bidang-bidang seperti kelayakan dari kebijakan manajemen, keadilan dari
tindakan disiplener, cara yang digunakan untuk memutuskan hubungan kerja dan peluang kerja semua akan mempengaruhi retensi karyawan , apabila
karyawan merasakan bahwa kebijakan itu terlalu kaku atau diterapkan secara tidak konsisten, mereka akan cenderung untuk mempunyai motivasi kerja
yang rendah.
2.1.5 Tujuan Pemberian Motivasi