31 promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan dan
penempatan untuk dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri karyawan tersebut.
6. Kebijakan dan Administrasi Perusahaan. Faktor lain yang diketahui dapat mempengaruhi motivasi adalah
didasarkan pada hubungan yang dimiliki para karyawan dalam organisasi. Bidang-bidang seperti kelayakan dari kebijakan manajemen, keadilan dari
tindakan disiplener, cara yang digunakan untuk memutuskan hubungan kerja dan peluang kerja semua akan mempengaruhi retensi karyawan , apabila
karyawan merasakan bahwa kebijakan itu terlalu kaku atau diterapkan secara tidak konsisten, mereka akan cenderung untuk mempunyai motivasi kerja
yang rendah.
2.1.5 Tujuan Pemberian Motivasi
Pemberian motivasi adalah suatu yang sangat penting yang dilakukan oleh para manajer untuk dapat bertahan. Karyawan yang termotivasi
dibbutuhkan untuk merubah lingkungan kerja secara cepat. Karyawan yang termotivasi membantu organisasi untuk bertahan.
Karyawan yang termotivasi akan lebih produktif, kreatif dan inisiatif. Untuk itu manajer perlu memahami apa yang memotivasi karyawan berkaitan
dengan peran yang ditampilkan. Pemberian motivasi pada dasarnya adalah memberi kepuasan kerja kepada karyawan dengan harapan karyawan akan
bekerja dan mempunyai produktivitas yang lebih baik lagi di dalam bekerja yang pada akhirnya kinerja organisasi juga akan semakin baik.
32
2.1.6 Pengukuran Motivasi Kerja
Pengukuran motivasi kerja dapat diketahui dengan melakukan survei dalam mendiagnosis bidang masalah tertentu kepada karyawan, sebagai
contoh, kuesioner diberikan guna mengumpulkan ide untuk memperbaiki sistem penghargaan kinerja atau untuk menentukan seberapa puas para
karyawan dengan program tunjangan mereka. Mathis 2002, menyatakan bahwa: salah satu jenis survei yang sering dilakukan oleh banyak organisasi
adalah survei yang sering dilakukan oleh banyak organisasi adalah survei sikap attitude survey yang berfokus pada perasaan dan keyakinan para
karyawan tentang pekerjaanya dan organisasi. Dengan berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan data tentang cara
para karyawan memandang pekerjaan mereka. Survei ini dapat menjadi awal mula untuk meningkatkan motivasi kerja untuk periode waktu yang lebih
lama. Murray dalam Mangkunegara 2001, menyatakan bahwa: pengukuran
dapat dilakukan dengan melihat karakter orang sebagai berikut: 1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
2. Kreatif dan inovatif. 3. Melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan.
4. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan.
5. Selalu mencari sesuatu yang baru.
33 6. Berkeinginan menjadi orang terkenal atau menguasai bidang
tertentu. 7. Melakukan pekerjaan yang sukar dengan hasil yang memuaskan.
8. Inisiatif kerja tinggi. 9. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.
Robbins dalam Sayuti 2006, menyebutkan bahwa pengukuran motivasi kerja dapat dilakukan dengan melihat pada beberapa aspek antara
lain sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat agresif.
2. Kreatif di dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari.
4. Mematuhi jam kerja. 5. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan sesuai dengan
kemampuan. 6. Inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong prestasi kerja.
7. Kesetiaan dan kejujuran. 8. Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan pimpinan.
9. Tercapai tujuan perorangan dan tujuan organisasi. 10. Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat.
34
2.1.7 Kepuasan Kerja