Efektifitas Kinerja Anggota Dewan Perempuan di Kota Medan dalam Menjalankan Fungsi Legislasi untuk Memperperjuangkan Kepentingan Perempuan Tahun 2009-2011

Anggota dewan perempuan juga lebih memilih kunjungan kerja dan bimbingan teknis dibandingkan mengurusi masalah masyarakat. Anggota perempuan dibawah komisi B misalnya, lebih memilih pelesiran ke luar kota, sehingga tak satu pun agenda mengurus nasib karyawan yang terselesaikan. Sejumlah buruh PT Power Indo Foam yang dikomandoi Div Advokasi DPP Solidaritas Buruh Sumatera Utara SBSU Amrul Sinaga menyebutkan, sangat menyayangkan kinerja komisi B dibawah kepemimpinan Surianda Lubis Ketua dan M Yusuf sekretaris yang tidak serius menyelesaikan masalah mereka.Seperti yng dikatakan oleh Amrul Sinaga, “Dengan kondisi ini, kita sangat kecewa, setiap saat kita resah, karena ketidakpastian jadwal dari komisi B DPRD Medan. Sampai saat ini 20 orang buruh PT Power Indo Foam tanpa ada kepastian hubungan industrional”. 56

3. Efektifitas

Berdasarkan observasi di lapangan, sikap anggota DPRD perempuan dalam merespon aspirasi dari masyarakat tidak maksimal bagi harapan perempuan. Hal ini juga terlihat sedikit bahkan jarang anggota DPRD Perempuan yang mau menerima dan mendengarkan tuntutan masyarakat dan bahkan kadang-kadang aspirasi masyarakat dilemparkan kepada anggota DPRD yang lain. Jika ada yang ingin menyampaikan aspirasi kepada mereka, mereka juga bahkan membiarkan masyarakat menunggu lama untuk mendengarkan aspirasi mereka. Ini tentu disayangkan karena tugas utama anggota dewan adalah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Tugas mereka adalah sebagai wakil rakyat dan mendengarkan keluhan- keluhan masyarakat. Efektifitas diukur apakah kinerja anggota DPRD Perempuan dalam melakukan fungsi, tugas, dan kewajiban mereka sebagai wadah aspirasi masyarakat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Dalam operasionalisasinya, penilaian kinerja Anggota Perempuan DPRD Medan terkait dengan pelaksanaan fungsi legislasi yang dimiliki Dewan yaitu berupa pembuatan produk-produk hukum baik berupa keputusan maupun Peraturan Daerah. Melalui Peraturan Daerah, DPRD telah melaksanakan kualitasnya, baik secara materiil maupun fungsional. Kemampuan Anggota Dewan Perempuan untuk membuat Peraturan Daerah akan menjadi tolok ukur dalam menjalankan fungsi untuk kepentingan perempuan. Dalam perspektif pembuatan daerah, anggota DPRD perempuan hendaknya memperhatikan kepentingan masyarakat terutama perempuan. Dari peraturan daerah yang telah dibuat selama 2009-2011 56 http:mradio916.comindex.php?option=com_contentview=articleid=1317:kinerja-komisi-dprd-medan-dituding- tidurcatid=1:newsItemid=50 Universitas Sumatera Utara hanya satu peraturan daerah yang berguna untuk perempuan yaitu Peraturan daerah Kota Medan No.6 tahun 2009 tentang kesehatan Ibu, bayi lahir dan balita KIBBLA. Peraturan daerah tersebut bahkan belum menyentuh kepentingan perempuan secara khusus. Peraturan daerah Kota Medan No.6 tahun 2009 tentang kesehatan Ibu, bayi lahir dan balita KIBBLA hanya menyentuh kebutuhan perempuan secara substansial saja. Anggota DPRD Perempuan Kota Medan belum menunjukkan kinerja yang efektif. Dalam melakukan fungsi legislatif, perempuan DPRD Kota Medan selama tiga tahun belum menghasilkan peraturan daerah yang efektif bagi perempuan di kota Medan. Seperti yang dikatakan oleh Devi, Staf Kaukus Perempuan DPRD Kota Medan” Kebanyakan peraturan daerah yang dibuat berasal dari Pemko Medan. Anggota DPRD Perempuan beserta dengan laki-laki tinggal membahas dan menyetujui jika itu layak digunakan. 57 Parahnya lagi, ada anggota dewan yang tidak paham dan memahami materi kunker tersebut. Karena saat digelar pertemuan dengan pihak pemerintah setempat, ada anggota Dewan yang hanya diam dan terkesan kebingunan. Apalagi hasil kunker tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan terhadap persoalan di Kota Medan. Hal tersebut Dari pernyataan itu, jelas dikatakan bahwa anggota DPRD Perempuan masih belum mempunyai inisiatif sebagai anggota DPRD untuk membuat satu peraturan baru mengenai pemberdayaan perempuan misalnya untuk buruh perempuan, trafiking, dan peraturan- peraturan yang sensitif gender. Jadi, pelaksanaan mereka di legislatif baru terbatas pada proses pembahasan dan memberikan persetujuan terhadap usulan rancangan yang diajukan Pemko Medan. Penggunaan hak inisiatifnya dalam melaksanakan fungsi legislasinya belum, berjalan sebagaimana meskinya. Kegiatan yang sering dilakukan anggota dewan adalah kunjungan kerja dan bimbingan teknis. Anggota dewan lebih banyak melakukan kunjungan kerja kunker kedaerah tanpa tujuan yang jelas. Sumber yang layak dipercaya menyebutkan bahwa kegiatan kunker tersebut hanya sebagai ajang ‘jalan-jalan’ dan azas manfaat untuk kepentingan pribadi nyambil urusan partai atau pribadi. Biasanya SPPD Surat Tugas Perjalanan Dinas anggota Dewan dan staf sekretariat DPRD Medan itu selama 3-4 hari. Sementara di kota yang dituju, efektifitas tugas hanya sekitar satu jam dengan agenda melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah setempat. Setelah itu, waktu lebih banyak dihabiskan jalan-jalan atau kegiatan lainnya tergantung selera anggota Dewan. 57 Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara dibenarkan oleh salah seorang anggota dewan yang enggan namanya ditulis,di kantor dewan. Menurut dia, pada saat kunjungan ke luar kota, anggota Dewan kebingungan karena tidak mengetahui apalagi memahami materi pada saat melakukan kunjungan. Malah justru minta petunjuk dan arahan dari SKPD di pemerintahan setempat 58

5. Hambatan-hambatan yang Menyebabkan Kinerja Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Rendah