lebih ditunjukkan kepada sisi dominan laki-laki terutama di keluarga. Untuk menghilangkan keterwakilan politik dan partisipasi perempuan yang masih rendah maka ditunjukkan lebih
awal di tahap ini lalu dilanjutkan ke tahap yang lebih luas. Sisi dominan laki-laki dan ketidakpercayaan diri perempuan diharapkan sudah dapat dihilangkan di tahap ini.
Dalam konsep ketidakadilan gender, secara terstruktur perempuan selalu menjadi korban. Di dalam budaya Patriarkhi yang menempatkan laki-laki dalam posisi dominan,
juga telah mempengaruhi pandangan negara dan masyarakat bahwa arena politik tidak sesuai dengan streotip perempuan yang halus, lemah lembut, penyabar dan jauh dari
kompetesi pertarungan politik. Ini membuat perempuan sulit untuk bersaing dan mau masuk dalam dunia politik. Dunia politik dikatakan kejam, keras, dan mau melakukan hal-hal
kotor.
6.2. Lembaga legislatif
Lembaga legislatif yang sering dikatakan parlemen atau DPR adalah suatu badan birokrasi dimana wakil-wakil rakyat yang mempunyai tugas untuk menyampaikan aspirasi rakyat
kepada pemerintah berada di sana.
6.2.1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPRD merupakan lembaga yang berfungsi untuk menyalurka aspirasi masyarakat di daerah kepada pemerintah setempat. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dibentuk di
setiap provinsi dan kabupaten kota pada umumnya dipahami sebagai lembaga yang menjalankan fungsi legislatif. Namun, fungsi legislatif di daerah tidak lah berada
sepenuhnya di tangan DPRD seperti fungsi DPR-RI seperti yang tertuang dalam Pasal 20 ayat 1 dan Pasal 5 ayat 1 UUD 1945 hasil Perubahan Pertama. Pasal 20 ayat 1
menyatakan Presiden berhak untuk mengajukan RUU kepada DPR. Sedangkan kewenangan untuk menetapkan Peraturan Daerah Perda, baik dari daerah provinsi maupun
kabupatenkota, tetap berada di tangan Gubernur dan BupatiWalikota dengan persetujuan DPRD. Gubernur dan BupatiWalikota tetap merupakan pemegang kekuasaan dan sekaligus
legislatif, meskipun pelaksanaan legislatif harus dilakukan dengan persetujuan DPRD yang merupakan lembaga pengontrol terhadap kekuasaan pemeririntah di daerah.
6.2.2. Fungsi Legislatif
Fungsi DPRD ada tiga yaitu: 1.
Legislasi
Universitas Sumatera Utara
Sebagai badan legislasi, DPRD berfungsi sebagai badan pembuat peraturan perundang-undangan. Melalui fungsi ini DPRD mengaktualisasikan diri sebagai wakil
rakyat. DPRD bersama-sama dengan kepala daerah menyusun dan menetapkan peraturan daerah untuk kepentingan daerah dalam batas-batas wewenang yang diserahkan kepala
daerah. Rancangan peraturan daerah dapat diajukan oleh kepala daerah atau DPRD. 2.
Keuangan Hak anggaran ini memberi kewenangan kepada DPRD untuk ikut menetapkan dan
merumuskan kebijaksanaan daerah dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Pelaksanaannya, mulai dari perumusan rancangan naskah APBD,
perubahan APBD, atau perhitungan APBD. Pembahasan anggaran pada tahap pertama dilakukan oleh Panitia Anggaran untuk dipelajari. Pandangan-pandangan Panitia Anggaran
diserahkan kepada komisi-komisi untuk dibahas. Selain Rapat Komisi, diadakan Rapat Fraksi untuk rencana anggaran dari aspek politiknya. Pada pembahasan ini, anggota-
anggota DPRD mengambil sikap menerima atau mengamander bagian-bagian tertentu dalam APBD.
3. Pengawasan
Penilaian terhadap pelaksanaaan peraturan-peraturan daerah oleh eksekutif adalah bentuk dari pengawasan. Di dalam hak-hak DPRD ada hak mengajukan pertanyaan, hak
meminta keterangan dan hak penyelidikan. Rangkaian hak ini sebenarnya telah memberi kewenangan bagi DPRD untuk menjalankan fungsi pengawasan.
Menurut UUD 1945 yang lama, DPR berhak mengajukan usul inisiatif perancangan UU. Demikian pula DPRD, berdasarkan ketentuan UU No. 221999 berhak mengajukan
rancangan peraturan daerah kepada gubernur. Namun, hak inisiatif ini sebenarnyatidaklah menyebabkan kedudukan DPRD menjadi pemegang kekuasaan legislatif yang utama.
Pemegang kekuasaan yang utama tetap berada di tangan pemerintah yang dalam hal ini adalah gubernur atau bupatiwalikota.
Fungsi utama DPRD adalah mengontrol jalannya pemerintahan daerah, sedangkan dalam fungsi legislatif DPRD bukanlah aktor yang dominan. Pemegang kekuasaan yang
dominan di bidang legislatif tetap berada di tangan gubernur atau bupati walikota. Dalam UU No. 221999, gubernur dan bupatiwalikota diwajibkan untuk mengajukan rancangan
peraturan daerah dan menetapkannya menjadi peraturan daerah dengan persetujuan DPRD. Artinya DPRD itu hanya bertindak sebagai lembaga pengendali atau pengontrol yang dapat
menyetujui atau bahkan menolak sama sekali ataupun menyetujui dengan perubahan- perubahan tertentu, dan sekali-kali dapat mengajukan usul inisiatif sendiri mengajukan
Universitas Sumatera Utara
rancangan peraturan daerah. Fungsi DPRD lebih tercermin dalam mengawasi pererintahan daerah. Di bidang legislasi, lebih berkaitan dengan sifat-sifat teknis yang banyak
membutuhkan dukungan-dukungan yang teknis pula.
6.3. Kinerja DPRD 6.3.1. Kinerja