dunia politik.Pembahasan mereka dalam membuat kebijakan yang mewakili kepentingan perempuan dapat membuktikan pemberian kuota 30 memang layak diberikan atau tidak
kepada perempuan. Untuk dapat bertahan di dunia politik, perempuan yang telah duduk di parlemen haruslah memperlihatkan kapasitasnya dengan selalu aktif berpartisipasi dalam
melaksanakan fungsi kerja mereka yaitu di bidang legislasi dimana mereka membuat kebijakan-kebijakan sesuai dan efektif bagi kebutuhan masyarakat. Jika mereka dapat
melaksanakan fungsi ini, kinerja mereka di parlemen akan meningkat. Berdasarkan uraian
di atas maka penulis tertarik dan ingin melihat dan meneliti tentang Kinerja Anggota Dewan Perempuan di Kota Medan dalam menjalankan Fungsi Legislasi untuk
memperperjuangkan kepentingan Perempuan tahun 2009-2011
2. Perumusan Masalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai tiga fungsi parlemen yang harus dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Ketiga fungsi itu adalah membuat kebijakan-
kebijakan melalui Undang-undang legislasi, anggaran, dan melakukan pengawasan. Baik buruknya suatu organisasi ditinjau seberapa besar partisipasi mereka melakukan fungsi
kerja untuk meningkatkan kinerja mereka. Untuk menunjukkan kemampuan mereka, anggota legislatif perempuan harus menunjukkan seberapa besar prestasinya dalam
menjalankan fungsi parlemen. Anggota DPRD perempuan berkewajiban memperhatikan kepentingan perempuan
dalam partisipasi politik dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan membuat kebijakan-kebijakan agar dapat efektif dan efisien. Anggota DPRD Perempuan di Kota
Medan hanya berjumlah lima orang saja. Mereka belum maksimal dalam melakukan fungsi kerja untuk membuat kebijakan yang memperjuangkan kepentingan perempuan di Kota
Medan. Dari produk-produk legislasi yang telah dihasilkan belum adaperaturan daerah yang membawa isu-isu perempuan dan kepentingan perempuan. Masih banyak hak-hak
perempuan yang selama ini kurang mendapat perhatian anggota legislatif perempuan yang berhasil duduk di DPRD. Diskriminasi terhadap perempuan, trafficking, persoalan
kesehatan, pendidikan, kemiskinan, partisipasi politik perempuan dan pemberdayaan perempuan adalah persoalan perempuan yang perlu mendapat perhatian khusus.
3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kinerja anggota DPRD Perempuan Kota Medan dalam melaksanakan fungsi
legislasi untuk memperjuangkan kepentingan perempuan tahun 2009-2011?
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat anggota DPRD Perempuan dalam
melaksanakan kinerja?
4. Fokus Penelitian
Penelitian tentang kinerja DPRD dengan perspektif gender ini difokuskan pada pelaksanaan salah satu fungsinya yakni : Fungsi Legislasi. Fungsi ini yang memberikan
nama lembaga DPRD sebagai lembaga legislatif atau badan pembuat undang-undang. Adapun rincian masalah yang akan diamati adalah:
1. Kehadiran Anggota Perempuan DPRD di Kota Medan
Kehadiran merupakan faktor utama anggota DPRD Perempuan dalam melaksanakan kinerjanya. Mereka pasti tidak bisa melaksanakan tugas mereka dengan baik jika
mereka tidak hadir di DPRD Kota Medan. 2.
Penguasaan Materi tentang Fungsi yang dilaksanakan Penguasaan materi yang dimaksud adalah seberapa besar mereka faham
melaksanakan fungsi legislasi mengenai kepentingan perempuan. 3.
Hal inisiatif dan penyampaian gagasan Seberapa sering Anggota DPRD Perempuan menyampaikan pendapatnya untuk
membuat kebijakan-kebijakan khususnya untuk Pemberdayaan Perempuan. 4.
Kemampuan kerjasama Bagaimana Anggota DPRD Laki-laki dan Perempuan dapat bekerjasama dalam
melaksanakan kinerja mereka di bidang legislasi.
10
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5.1. Tujuan penelitian