Hakim berwenang menilai kepastian besarnya hutang

182 tanggungan dan grosse akta pengakuan hutang mempunyai kekuatan eksekutorial, sama dengan putusan hakim yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam praktek di Indonesia eksekusi hak tangguga secara paksa melalui PN tidak selalu berjaln dengan baik. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi kreditor dalam menjalankan eksekusi secara paksa, sehingga hasilnya tidk sesuai dengan harapan. Salah satu kendala bagi eksekusi sertifikat hak tanggungan adalah adanya gugatan perlawanan dari pemberi hak jaminan dengan alasan dia keberatan atas surat paksa, tanahnya telah disewakan sebelum dijaminkan, barang jaminan merupkan harta gono-gini, atau harga lelang terlalu rendah. 269 Bahkan kendala lainya adalah adanya pembeli yang sulit melakukan pengosongan atas obyek hak tanggungan yang telah dibeli dari pelelangan, karena pihak pengadilan negeri melakukan penangguhan pengosongan. Jadi kendala yang sering terjadi kreditor dalam mengeksekusi obyek hak tanggungan adalah sulit mencari pembeli lelang atau peminat pembeli lelang sedikit. 270 Data yang diperoleh dari para hakim dapat diketahui bahwa dalam prakteknya hakim mempunyai wewenang untuk menilai sebuah grosse akta yang meliputi: a. menilai kepastian besarnya hutang b. menilai kemurnian bentuk grosse akta c. menilai kelengkapan dokumen grosse akta Di bawah ini akan diuraikan secara singkat mengenai kewenangan hakim tersebut.

a. Hakim berwenang menilai kepastian besarnya hutang

269 M. Khoidin, Op. Cit., hal. 29 270 M. Khoidin, Ibid, hal. 30 183 Terkait dengan penilaian hakim mengenai kepastian jumlah hutang penulis mendapat data sebagai berikut: Menurut Soetoyo, hal yang menjadi penyebab terjadinya selisih besarnya jumlah hutang adalah disebabkan besarnya selisih yang terdapat dalam pengakuan, grosse akta dengan jumlah yang diminta oleh Pemegang Hak Tanggungan dengan mendasarkan pada rekening pembukuan. maksudnya jumlah hutang pokok sebagaimana tercantum dalam perjanjianpengakuan hutang misalnya sebesar 10 juta, tetapi jumlah yang diminta oleh Pemegang Hak Tanggungan pada saat eksekusi sesuai dengan catatan pembukuan Pemegang Hak Tanggungan Perseorangan, ternyata sudah berlipat ganda menjadi Rp. 25 juta padahal Pemberi Hak Tanggungan pernah mencicil hutangnya yang dikuatkan dengan bukti pembayaran. Penyebab membengkaknya hutang dari sepuluh juta rupiah menjadi lebih dari dua puluh enam juta rupiah adalah didasarkan pada perhitungan hutang yang didalamnya terdapat rincian mengenai denda, biaya administrasi, bunga angsuran dan angsuransi. 271 Menurut Nirwana, adanya ketidakpastian mengenai jumlah hutang ini menyebabkan pengadilan dapat menilai bahwa masih ada yang dipersoalkan dan perlu dipastikan lebih dahulu berapa sebenarnya jumlah hutang Pemberi Hak Tanggungan, hal ini merupakan kewenangan hakim yang bersumber dari adanya realitas konkrit yang perlu diberi penyelesaian lebih dahulu. 272 Kemungkinan adanya perbedaan mengenai besarnya hutang banyak terjadi dalam praktek penyebabnya adalah adanya kebiasaan mencantumkan 271 Wawancara dengan Hakim PN Semarang, Soetoyo, Tgl. 19 Mei 2006 272 Ibid 184 syarat dalam akta hak tanggungan yang biasanya berisi janji bahwa pihak Pemegang Hak Tanggungan berwenang penuh untuk menentukan besarnya jumlah hutang pada setiap saat penagihan. Di sisi lain, pihak Pemberi Hak Tanggungan sudah pula menyatakan bahwa dia akan tunduk pada jumlah hutang yang dikemukakan oleh pemegang hak tanggungan sebagaimana yang tercantum dalam rekening pembukuan, apabila kerangka yang dijadikan acuan adalah klausul tersebut dan asas kebebasan berkontrak semata, maka pengadilan kehilangan kewenangan dan tidak mencampuri kesepakatan yang sudah dibuat para pihak. Menurut Nirwana, apabila ada perbedaan jumlah hutang yang mencolok dan diduga ada itikad buruk di dalamnya, hakim hanya dapat menyatakan bahwa masih terdapat ketidakpastian jumlah hutang karena dari jumlah yang disebut dalam akta hak tanggungan, akta pengakuan hutang dan dikaitkan dengan jumlah yang diminta oleh Pemegang Hak Tanggungan dalam permohonan eksekusi belum dapat ditentukan secara pasti. Apabila masih ada ketidakpastian mengenai jumlah hutangnya, pengadilan dapat memutuskan untuk menunda lebih dahulu pelaksanaan eksekusi barang jaminan. 273

b. Hakim berwenang untuk menilai kemurnian bentuk grosse akta Sertifikat hak tanggungan