13 hambatan yang ada dan cara mengatasinya khususnya pelaksanaan
eksekusi sertifikat hak tanggungan di Pengadilan Negeri di Semarang. Sedangkan analistis mengandung maksud mengelompokan,
menghubungkan, membandingkan, dan memberi makna pada pelaksanaan eksekusi sertifikat hak tanggungan dalam hal pemegang hak tanggungan
perseorangan, dalam penelitian ini juaga akan diuraikan secara cermat segi-segi teoritis maupun praktis dengan cara dari pelaksanaan eksekusi
sertifikat hak tanggungan dalam hal pemegang hak tanggungan perseorangan.
3. Cara Penelitian
Dalam mencari serta mengumpulkan materi yang diperlukan maka dilakukan studi kepustakaan dan survai lapangan.
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mencari norma-norma hokum dari sumber hokum yang akan dipergunakan sebagai bahan
penelitian, meliputi: Bahan Hukum Primer yang terdiri atas:
1. UU Hak Tanggungan
2. Peraturan yang mengatur tentang eksekusi
3. HIR
14 4.
Rbg 5.
UUPA 6.
UU Perbankan Bahan hokum sekunder yang terdiri atas:
1. Kepustakaan yang berhubungan dengan eksekusi
2. Kepustakaan yang berhubungan dengan lelang
3. Kepustakaan yang berhubungan dengan Agraria
4. Hasil-hasil pertemuan ilmiah, seminar, lokakarya yang terkait
dengan sertifikat hak tanggungan. Bahan
hokum tersier
yang terdiri atas: 1.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2.
Kamus Hukum
b. Survai Lapangan
Survai lapangan merupakan cara untuk memperoleh data baik data primer maupun data sekunder. Dalam memperoleh data primer dapat
dari keterangan langsung dan pengalaman praktek dari pihak yang terkait dengan pelaksanaan eksekusi sertifikat hak tanggungan dalam
hal pemegang hak tanggungan perseorangan khususnya di Pengadilan Negeri Semarang. Data sekunder didapatkan dari penelitian lapangan
yaitu keterangan yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pelaksanaan eksekusi sertifikat hak tanggungan dal;am
15 hal pemegang hak tanggungan perseorangan khususnya di Pengadilan
Negeri Semarang. Penentuan tempat dan sampel penelitian dilakukan dengan cara
sebagai berikut: 1.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah pemerintah kota Semarang .
pemilihan wilayah penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan tujuan-
tujuan tertentu yang sudah ditentukan, hal ini karena keterbatasan waktu, tanaga dan biaya sehingga tidak semua
populasi dipilih. Pemilihan wilayah kota Semarang sebagai sampel penelitian
pada pertimbangan bahwa kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tenganh memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif
yaitu terdapat Pengadilan Negeri Kelas 1A, Kantor Lelang Negara, Jumlah Pengacara, Notaris, PPAT yang jumlahnya
lebih banyak dibanding kota lain dijawa tengah serta merupakan wilayah domisili penulis.
Berdasarkan keunggulan tersebut diatas maka diharapkan pelaksanaan eksekusi sertifikat hak tanggungan dalam hal
penegang hak tanggungan perseorangan khususnya di Pengadilan Negeri Semarang.
16 2.
Subyek Penelitian. Populasi penelitian lapangan ini adalah mereka yang terkait
dalam pelaksanaan Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan dalam Hal Pemegang Hak Tanggungan Perseorangan.
Penelitian dilakukan terhadap mereka yang dipilih sebagai responden dikelompokan berdasarkan keterkaitanperan
dalam melakukan eksekusi sertifikat hak tanggungan dalam hal Pemegang Hak Tanggungan Perseorangan. Berdasarkan
hal tersebut, maka subyek penelitian dikelompokan menjadi: 1.
Pelaksana eksekusi sertifikat hak tangungan dalam hal pemegang hak tanggungan perseorang adalah Hakim,
Panitera dan Juru Sita. Wawancara dilakukan terhadap Hakim Pengadilan Negeri yang telah ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan Negeri sebagai pemberi informasi mengenai proses eksekusi proses eksekusi sertifikat hak
tanggungan dalam hal pemegang hak tanggungan perseorangan
2. Tereksekusi yaitu para debitur sebagai pihak yang
terkait dalam pelaksanaan eksekusi sertifikat hak tangungan.
3. Institusi pelaksana pelelangan yaitu pada Kantor Lelang
Negara
17 4.
Advokat atau pengacara. Penentuan responden dari subjek penelitian terhadap mereka yang mungkin
terkait dalam proses eksekusi advokat pengacara dilakukan dengan menggunakan teknik sampling karena
advokat pengacara di Semarang banyak hanya diambil lima orang saja sebagai responden, alasannya lima
advokat pengacara ini adalah orang-orang yang biasa diteliti untuk bahan penulisan tentang hokum eksekusi.
Kedelapan orang pengacara tersebut adalah : 1.
Hendri Wijanarko, SH 2.
Zabidi, SH 3.
Wenang Noto Buwono, SH 4.
Azi Widyaningrum, SH 5.
Erany Kiswandani, SH 5.
Selain Advocat atau pengacara, penulis juga melibatkan Noataris dan PPAT di Semarang.
1. Rachmat Wiguna, SH
2. Aristyo, SH
3. Djoni Djohan, SH
18
4. Alat Pengumpul Data