25 lain mempunyai kewajiban untuk mengembalikanya sejumlah yang sama dari
dan keadaan yang sama pula dalam jangka waktu tertentu.
3. Pihak dalam Perjanjian Utang-Piutang
Para pihak dalam perjajian utang-piutang selalu terdiri dari pihak kreditor dan debitor. Kreditor adalah pihak yang berpiutang dalam suatu
hubungan utang piutang tertentu. Sedangkan debitor adalah pihak yang berutang dalam suatu hubungan utang piutang tertentu.
Mariam Darus Badrulzaman, menyatakan: Pada setiap perikatan sekurang-kurangnya harus terdapat satu orang kreditor
dan sekurang-kurangnya satu orang debitor.
102
4. Kedudukan dan Fungsi Jaminan Hak Tanggungan
Perjanjian hak tanggungan bukan merupakan perjanjian yang berdiri sendiri. Keberadaannyaeksistensinya adalah karena adanya perjanjian lain,
yang disebut perjanjian induk atau perjanjian pokok. Perjanjian induk bagi perjanjian hak tanggungan adalah perjanjian utang-piutang yang
menimbulkan utang yang dijamin, dengan kata lain, perjanjian hak tanggungan adalah suatu perjanjian accessoir.
103
102
Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata, Hukum Perikatan dengan Penjelasan, Alumnus, 1996, Bandung, hal 4.
103
Remy Sjahdeini, 1999, Hak Tanggungan Asas-asas, Ketentuan-ketentuan pokok dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan, Alumni, Bandung, hal. 28
26 Dalam butir 8 Penjelasan Umum UUHT disebutkan :
Oleh karena hak tanggungan menurut sifatnya merupakan ikutan atau accessoir pada suatu piutang tertentu, yang
didasarkan pada suatu perjanjian utang-piutang atau perjanjian lain, maka kelahiran dan keberadaannya ditentukan oleh
adanya piutang yang dijamin pelunasannya.
Sifat accessoir berarti mengikuti perjanjian pokok atau induk, jadi lahir, eksistensi dan hapusnya hak tanggungan tergantung pada perjanjian
pokok atau induknya. Ditegaskan kembali dalam Pasal 10 Ayat 1 UUHT disebutkan:
Pemberian hak tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu, yang
dituangkan didalam dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainya
yang menimbulkan utang tersebut;
Dalam Pasal 18 Ayat 1 UUHT disebutkan: Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan; dilepaskannya
hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan; pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan
Negeri; hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.
Dengan demikian hapusnya perjanjian tersebut juga tergantung pada perjanjian pokok atau induknya. Berarti sifat accessoir dari hak tanggungan,
eksistensinya merupakan ikutan dari perjanjian pokok yaitu perjanjian yang menimbulkan hubungan hukum utang-piutang yang dijamin pelunasannya.
Perjanjian yang menimbulkan hubungan utang-piutang ini dapat dibuat
27 dengan akta dibawah tangan atau harus dibuat dengan akta otentik,
tergantung pada ketentuan hukum yang mengatur materi perjanjian itu.
5. Kreditor Pemegang Hak Tanggungan