99 debitor segera merealisasi kewajibannya, maka eksekusi tersebut dinamakan
eksekusi realisasi tidak langsung.
a. Eksekusi realisasi tidak langsung terdiri dari :
1 Sanksihukuman membayar uang paksa, baik karena perjanjian
maupun putusan pengadilan; 2
Paksa badan baik terhadap debitor penunggak piutang negara. Debitor penunggak piutang perseorangan dapat dipaksa badan sesuai dengan
ketentuan gijzeling sebagaimana diatur dalam Pasal 209-223 HIR Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2000, sedang terhadap
debitor penunggak piutang negara paksa badan lijfsdwang didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor
:336KMK012000 tanggal 18 Agustus 2000 tentang Paksa Badan dalam Rangka Pengurusan Piutang Negara sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 506KMK.012000 tanggal 14 Desember 2000.
3 Pencegahan bepergian ke luar negeri. Penanggungan utang debitor
piutang negara yang jumlah utang minimum 500 juta rupiah atau kurang dari itu tapi sering bepergian ke luar negeri, atau yang
beritikad baik, maupun yang barang jaminannya diperkirakan tidak mencukupi untuk membayar utang, dapat dicegah untuk bepergian ke
luar negeri Pasal 93-105 Keputusan Kepala BUPN nomor : 38PN2000 tentang Petunjuk Teknik Pengurusan Piutang Negara;
100 4
Penghentianpencabutan langganan, didasarkan pada isi perjanjian langganan listrik, air minum, telepon;
5 Surat Pemberitahuan barang di pabean dinyatakan sebagai barang
tidak dikuasai. Dalam surat Pemberitahuan tersebut diterangkan bahwa barang disimpan di tempat penyimpanan pabean dan pemilik
dapat mengurus dalam jangka waktu 30 hari disertai ancaman jika dalam 30 hari tidak diurus maka barang akan dilelang Pasal 65-66
UUKp; 6
Penegakan barang danatau sarana pengangkut untuk pemenuhan kewajiban pabean Pasal 77 UUKp;
7 Penguncian, penyegelan danatau pelekatan tanda pengaman yang
diperlukan terhadap benda import yang belum diselesaikan kewajiban pabean dan barang eksporbarang lain yang harus diawasi yang berada
di tempat penimbuan, alat pengangkut atau tempat lain Pasal 78 UUKp;
8 “Ancaman” memroses pidana. Suatu perbuatan yang menimbulkan
dua akibat hukum, yaitu akibat Hukum Perdata dan akibat Hukum Pidana, misalnya perjanjian jual beli antara A penjual dengan B
pembeli yang didalamnya terkandung unsur penipuan oleh A. Menurut Hukum Perdata perjanjian ini dapat dibatalkan Pasal 1328
KUH Perdata dan B dapat meminta kembali pengembalian harga pembelian yang telah dilakukan. Guna memperlancar pengembalian
101 ini, B dapat mengatakan A pada polisi untuk diproses perkara pidana
karena penipuan Pasal 378 KUHP;
b. Eksekusi realisasi langsung, terdiri dari :