22
B A B II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG EKSEKUSI SERTIFIKAT HAK
TANGGUNGAN DALAM HAL PEMEGANG HAK TANGGUNGAN PERSEORANGAN
A. HUBUNGAN PERJANJIAN UTANG-PIUTANG DENGAN JAMINAN
1. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya
Dalam Pasal 1313 KUH Perdata pengertian perjanjian menyebutkan:
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainya
99
Hubungan hukum yang senantiasa terdapat sekurang-kurangnya dua orang, yaitu sebagai kreditor yang berpiutang dan satu lagi sebagai debitor
yang berutang. Menurut J. Satrio pengertian perjanjian adalah:
sekelompok perikatan-perikatan yang mengikat para pihak dalam perjanjian yang bersangkutan
100
99
R. Subekti, Hukum Perjanjian Jakarta, intermasa 1982, halaman 122
100
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak-hak Jaminan Kebendaan bandung, Citra Aditya bakti 1992 Halaman 4.
23 Perikatan tersebut memberi hak dan kewajiban bagi kreditor atau
debitor untuk memenuhi suatu prestasi yang dapat berupa memberi, berbuat, atau tidak berbuat.
Menurut M. Yahya Harahap, pengertian perjanjian adalah: Suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara dua orang atau
lebih yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain
untuk menunaikan prestasi.
101
Hubungan hukum tersebut termasuk dalam lapangan hukum kekayaan atau harta benda sehingga prestasi tersebut harus dapat dinilai
dengan uang. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa perjanjian adalah hubungan hukum yang termasuk dalam lingkungan harta kekayaan antara dua pihak atau lebih untuk mengadakan
suatu perikatan dimana salah satu pihak berhak atas suatu prestasi dan dipihak lain berkewajiban memenuhi suatu prestasi yang dapat berupa
memberikan atau melakukan atau tidak melakukan suatu hal dan hal tersebut sifatnya dapat dipaksakan.
2. Pengertian Perjanjian Utang–Piutang Pada Umumnya
Dalam peraturan KUH Perdata tidak ditemukan apa yang dimaksud dengan Perjanijan utang-piutang tetapi dapat diambil dari pengertian
101
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian , bzndung, alumni 1986 hal. 6
24 Perjanjian pinjam mengganti sebagaimana diatur Pasal 1754 KUH Perdata
menyebutkan: Pinjam mengganti adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu
memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang- barang yang menjadi habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa
pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula.
Ketentuan mengenai pinjam mengganti yang dimaksud objek tersebut adalah berupa barang-barang tertentu dan dapat pula berupa uang dalam
jumlah tertentu pula. Istilah benda mengandung makna segala sesuatu yang dapat dinilai dengan uang. Sedangkan dalam ketentuan KUH Perdata, uang
dikategorikan sebagai benda yang habis karena pemakaian. Dengan kata lain pengertian benda identik dengan uang karena sama-sama dapat ditentukan
besaran jumlahnya dan sifatnya dapat menghabis karena pemakaian serta bila dipinjam harus diganti atau jika diutangkan harus dibayar.
Menurut Subekti, pinjam mengganti adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah
tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari
jenis dan mutu yang sama pula. Dengan kata lain utang-piutang adalah persetujuan dimana antara
pihak yang satu memberikan pinjaman kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu atau suatu benda yang dapat dinilai dengan uang dan dipihak yang
25 lain mempunyai kewajiban untuk mengembalikanya sejumlah yang sama dari
dan keadaan yang sama pula dalam jangka waktu tertentu.
3. Pihak dalam Perjanjian Utang-Piutang