Kesimpulan K E S I M P U L A N D A N S A R A N

266

BAB IV K E S I M P U L A N D A N S A R A N

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi tesis yaitu pelaksanaan eksekusi Sertifikat hak tanggungan dalam hal Pemegang Hak Tanggungan Perseorangan di PN Semarang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Syarat utama eksekusi Sertifikat hak tanggungan dalam hal Pemegang Hak Tanggungan adalah: a. Adanya Perjanjian Utang-piutang b. Utang telah jatuh tempo belum dibayar wanprestasi 267 c. Jaminan dibebani dengan Hak Tanggungan dituangkan dalam Sertifikat Hak Tanggungan 2. Prosedur Pelaksanaan eksekusi Sertifikat hak tanggungan dalam hal Pemegang Hak Tanggungan Perseorangan prosesnya dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Karena ada wanprestasi dari Pemberi Hak Tanggungan, Pemegang Hak Tanggungan melalui kuasanya mengajukan permohonan eksekusi grosse akta kepada Ketua PN tahap permohonan eksekusi b. Ketua PN memberikan peringatan kepada Pemberi Hak Tanggungan termohon c. Apabila Pemberi Hak Tanggungan yang sudah dipanggil secara patut tetap tidak mau memenuhi isi peringatan maka Ketua Pemgadilan Negeri memerintahkan kepada panitera atau yang ditunjuk untuk melakukan penyitaan tahap penyitaan. d. Selanjutnya dilakukan eksekusi dimana Ketua PN telah membuat rincian kepastian jumlah hutang penjualan lelang e. Tahapan pengumuman disurat kabar selama 2x 15 hari f. Tahapan penjualan lelang. 2. Pasal 224 HIR memuat ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kewenangan hakim untuk melaksanakan grosse akta tersebut. Pandangan yang sepintas yang menyatakan bahwa ketentuan Pasal 224 HIR menutup peluang hakim untuk memeriksa grosse akta adalah kurang tepat. Data yang diperoleh dari para hakim dapat diketahui bahwa dalam prakteknya hakim mempunyai wewenang untuk menilai: - menilai kepastian besarnya hutang 268 - menilai kemurnian bentuk grosse akta - menilai kelengkapan dokumen grosse akta 3. Hambatan-hambatan tersebut berupa ketidakpastian jumlah hutang, kekuranglengkapan dokumen grosse akta, bentuk grosse akta tidak murni, benda jaminan sudah tidak ada hilang atau rusak ataupun sudah berada pada penguasaan orang lain sehingga menimbulkan adanya perlawanan verzetdarden verzet atau gugatan, dalam hal tertentu upaya perlawanan verzetdarden verzet atau gugatan juga digunakan untuk menghambat pelaksanaan eksekusi Sertifikat hak tanggungan tersebut 4. Sedangkan upaya-upaya untuk menyelesaikan hambatan tersebut yaitu yang bisa dilakukan secara manusiawi dengan memeberi kesempatan kepada Pemberi Hak Tanggungan untuk menjual sendiri obyek hak tanggungan tersebut, tetapi apabila hal itu mengalami kesulitan maka dengan gugatan ke PN setempat, sebagai upaya hukum terakhir yang harus dilakukan.

B. Saran