77 tanah yang berasal dari konversi hak lama yang telah memenuhi syarat
untuk didaftarkan akan tetapi pendaftarannya belum dilakukan, pemberian hak tanggungan dilakukan bersamaan dengan permohonan
pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan. Pengertian hak lama di sini adalah hak kepemilikan atas tanah menurut hukum adat yang telah
ada, akan tetapi proses administrasi dalam konversinya belum selesai dilaksanakan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhinya adalah syarat-syarat yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Subjek Hak Tanggungan
Adapun yang menjadi subyek hak tanggungan adalah pemberi hak tanggungan dan pemegang hak tanggungan.
Menurut ketentuan Pasal 8 Ayat 1 UUHT menyebutkan: Pemberi hak tanggungan dalah orang perseorangan atau badan
hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan yang bersangkutan.
Ini berarti syarat untuk menjadi pemberi hak tanggungan adalah mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum mengenai
obyek hak tanggungan. Hal ini untuk menjamin debitor dalam hal wanprestasi maka obyek hak tanggungan tersebut dapat dijual lelang untuk
pelunasan piutangnya.
78 Kewenangan yang dimaksud yaitu kewenangan dalam melakukan
perbuatan hukum di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Yaitu pada saat pemberian hak tanggungan.
Pemberian hak tanggungan bisa debitor sendiri bisa pihak lain dan juga bisa debitor bersama pihak lain, pemilik lain bisa pemegang hak atas
tanah yang dijadikan jaminan bisa juga pemilik bangunan, tanaman dan atas hasil karya yang ikut dibebani hak tanggungan.
Selanjutnya Pasal 9 UUHT menyebutkan: Pemegang hak tanggungan adalah orang-perseorangan atau badan
hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang.
Subjek hukum hak tanggungan, yaitu mereka yang mengikatkan diri dalam perjanjian jaminan hak tanggungan, yang dalam hal ini terdiri atas
pihak pemberi dan pemegang hak tanggungan. Pemberi hak tanggungan ini bisa orang perseorangan atau badan hukum dengan syarat mereka
mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hak atas tanah yang dimilikinya dan tidak dikecualikan oleh suatu
peraturan. Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek
hak tanggungan tersebut harus ada pada pemberi hak tanggungan pada saat pendaftaran hak tanggungan dilakukan. Karena lahirnya hak tanggungan
adalah pada saat didaftarkan hak tanggungan, maka kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan diharuskan
79 ada pada Pemberi hak tanggungan pada saat pembuatan buku tanah hak
tanggungan. Untuk itu harus dibuktikan keabsahan kewenangan tersebut pada saat didaftarnya hak tanggungan yang bersangkutan.
Hak tanggungan sebagai lembaga jaminan hak atas tanah tidak mengandung kewenangan untuk menguasai secara fisik dan menggunakan
tanah yang dijadikan jaminan, tanah tetap berada dalam penguasaan Pemberi hak tanggungan kecuali dalam keadaan yang disebut dalam Pasal
11 Ayat 2 huruf c yang menyatakan bahwa janji memberikan kepada pemegang hak tanggungan berdasarkan penetapan ketua pengadilan negeri
yang daerah hukumnya meliputi letak obyek hak tanggungan, maka Pemegang hak tanggungan dapat dilakukan oleh warga negara Indonesia
atau badan hukum Indonesia dan dapat juga oleh warga negara asing atau badan hukum asing.
138
f. Utang Yang Pelunasannya dijamin hak tanggungan