107 titik area sekolah dan hot spot WIFI dalam
mengoptimalkan proses
kegiatan belajar
dan mengajar di kelas. Namun, diperlukan adanya
perawatan dan pengecekan secara berkala terhadap sarana dan prasarana sekolah sehingga kualitas
pengajaran di kelas yang berbasis IT dapat terus dipertahankan.
c. Sumber Daya Manusia
Dari hasil wawancara mengenai sumber daya sekolah diperoleh data bahwa tenaga pengajar di
sekolah sudah bergelar sarjana bahkan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Selain itu guru-guru
juga telah mengajar sesuai dengan bidang yang diampuh namun rata-rata guru di sekolah masih
merangkap mengajar mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah
yang mengungkapkan bahwa:
Syarat minimal
untuk tenaga
pengajar sudah
terpenuhi. Guru-guru sudah bergelar sarjana dan ada tiga guru yang sudah bergelar master. Guru-guru di
sekolah 95 berasal dari lulusan UKSW dan sudah mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga sependapat dengan pernyataan tersebut dengan
mengungkapkan:
108 Gu
ru-guru di sekolah sudah memenuhi kualifikasi semua bahkan sudah ada guru yang sudah S2. Guru-
guru juga sudah mengajar sesuai bidangnya masing- masing namun tetap ada tambahan tanggungjawab
yang diberikan di luar bidang yang diampuh. Salah satu contohnya guru bahasa inggris merangkap
mengajar bahasa jawa. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016.
Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:
Tingkat pendidikan guru-guru di sini sudah sarjana semua dan sudah ada guru yang S2. Guru-guru juga
sudah mengajar sesuai bidangnya namun tetap memiliki tambahan mengajar mata pelajaran di luar
bidangnya seperti contohnya guru IPA tetapi juga mengajar prakarya. Sumber: wawancara bidang
sarpras sekolah pada 6 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut dan didukung dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data
tenaga pendidik dan kependidikan serta data mengenai beban mengajar guru SMP Kristen 2 Eben
Haezer Salatiga ditemukan bahwa terdapat 14 guru tetap YPE, 4 guru tidak tetap, 3 guru PNS
diperbantukan. Dari data tersebut juga ditemukan bahwa terdapat 3 guru yang sudah bergelas S2 dan
18 guru lainnya telah bergelar S1. Selanjutnya ditemukan juga terdapat sekitar 7 guru yang
mengajar dua mata pelajaran di luar dari bidang keahliannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa guru-guru di SMP Kristen 2 Eben Haezer
109 Salatiga sudah berkualifikasi Sarjana dan Master.
Namun yang menjadi permasalahan adalah guru- guru tersebut juga dituntut untuk dapat mengajar
mata pelajaran yang lain di luar dari bidang keahlian mereka.
Hubungan antar SDM di sekolah pun baik dan harmonis, serta tingkat adaptasi, loyalitas dan
komitmen pegawai cukup tinggi. Hal ini terlihat dari dari pernyataan kepala sekolah bahwa:
Hubungan antar karyawan di sekolah serta tingkat adaptasi guru-guru cukup baik. Minggu kemarin ini
kita memiliki tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu live in kelas IX, study tour kelas VIII
dan perkemahan kelas VII dan semua dapat berjalan dengan baik. Selama ini sepengetahuan saya tidak ada
guru yang mendundurkan diri bahkan rata-rata mereka pensiun di tempat ini. Sumber: wawancara
kepala sekolah pada 17 Oktober 2016.
Hal tersebut juga didukung oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:
Loyalitas dan komitmen guru-guru sangat tinggi dan tidak pernah hitung-hitungan. Guru-guru di tempat ini
tanpa dibayar pun rela memberikan tambahan mata pelajaran
di rumah
bagi siswa-siswa
yang membutuhkan.
Sumber: wawancara
wakasek kurikulum sekolah pada 3 Oktober 2016.
Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana sekolah bahwa:
Tidak ada gap antar karyawan dan guru. Contohnya tiap ada kegiatan, karyawan juga selalu dilibatkan
seperti diikutsertakan
dalam kegiatan
live in,
perkemahan, study tour dan lain sebagainya. Sejauh ini
110
setiap kebijakan bisa dijalankan dengan baik di sekolah. Tingkat komitmen dan loyalitas pegawa juga
di sekolah ini tinggi dan sejauh ini belum ada pegawai yang
saya lihat
mengundurkan diri.
Sumber: wawancara bidang sarpras sekolah pada 6 Oktober
2016.
Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi pada kegiatan sekolah yaitu perayaan Dies
Natalis Sekolah melalui kegiatan Bazaar dan observasi terhadap kegiatan pelajaran tambahan
pada pukul 06.15 pagi ditemukan bahwa hubungan antar pegawai di sekolah terjalin dengan baik dalam
menjalankan kegiatan tersebut, komitmen guru-guru juga tinggi dimana guru-guru datang tepat waktu ke
sekolah. Selain itu, dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data pendidik dan kependidikan,
ditemukan bahwa loyalitas karyawan di SMP Kristen 2 Eben Haezer cukup tinggi mengingat tidak ada
karyawan yang
mengundurkan diri
bahkan ditemukan 2 guru yang setia melayani di sekolah
hingga pensiun. Pengembangan
SDM sekolah
dilakukan melalui pelatihan in house training rutin yang
diadakan tiap tahun pada akhir semester satu di bulan desember dengan mengundang para pakar
pendidikan dari LPMP semarang, Universitas Negeri Semarang dan dari Dinas pendidikan kota Salatiga.
111 Guru-guru di sekolah juga mendapatkan pelatihan
implementasi kurikulum pendidikan tahun 2013 dari pemerintah tiga kali dalam satu semester dan aktif
dalam mengikuti MGMP tiap bulannya untuk pengembangan profesionalisme mereka. Hal ini
terlihat dari wawancara dengan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:
P
engembangan SDM sekolah rutin dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan desember dalam bentuk in house
training dengan mendatangkan motivator atau pakar di bidang pendidikan dari LPMP semarang dan dinas
pendidikan kota salatiga terkait implementasi kurtilas atau peningkatan profesionalisme guru. Guru-guru
juga difasilitasi untuk mengikuti MGMP tiap bulannya. Pemerintah
rutin mengadakan
pelatihan terkait
implementasi kurtilas di sekolah karena sekolah kita adalah sekolah pilotting dan tahun ini dilakukan tiga
kali dalam satu semester. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016.
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:
Workshop dari pemerintah diadakan tiga kali dalam satu
semester mengenai
kurtilas dengan
mendatangkan instruktur dari provinsi di sekolah. Sedangkan dari internal sekolah sendiri pelatihan
guru-guru diadakan tiap tahun di akhir semester satu dengan mendatangkan trainer dari UNES dan LPMP
semarang. Untuk tahun kemarin pelatihan diadakan di luar kota selama tiga hari dan tahun ini disepakati
untuk diadakan di sekolah saja. Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum pada 3 Oktober 2016.
112 Selanjutnya
pernyataan tersebut
juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan bahwa:
Workshop atau
pelatihan guru-guru
untuk pengembangan diri dilakukan tiap tahunnya di bulan
desember. Kegiatan ini biasa dilakukan di luar sekolah dengan mendatangkan nara sumber dari luar. Materi
yang utama dikembangkan ada dua yaitu spiritual dan akademikprofesionalisme.
Sumber: wawancara
wakasek bidang kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut yang didukung dari studi dokumen terhadap laporan kegiatan workshop
SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga pada tahun 20152016 dan dari surat yang dikeluarkan oleh
sekolah, ditemukan bahwa bahwa sekolah memang rutin mengadakan pelatihan kepada guru guru tiap
tahunnya mengenai peningkatan profesionalisme guru ataupun terkait implementasi kurikulum
pendidikan tahun 2013 kurtilas. Kegiatan workshop sekolah pada tahun
20152016 dilaksanakan
pada tanggal
14-16 Desember 2015 bertempat di Taman Eden 1
Kaliurang, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mereview, merevisi dan membuat RKS, RKAS, RKT,
KKM, RPP dan memotivasi pendidik dalam sisi spiritualitas dan etos kerja. Selanjutnya, workshop
tersebut juga melibatkan seluruh pendidik dan
113 tenaga
kependidikan di
sekolah dan
juga mengundang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Salatiga, KABID Dikdas-Disdikpora Kota Salatiga, Kepala Seksi Kurikulum SMP Kota
Salatiga, Pendeta Listijabudi, Ph.D, Ketua Penguru YP Eben Haezer GKI Salatiga, Pengawas SMP Kota
Salatiga, dan Ketua Komite SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.
Permasalahan mengenai SDM sekolah yang dirasakan oleh SMP Kristen 2 Eben Haezer selain
dari upah pegawai yang sangat rendah adalah belum adanya pengembangan atau pelatihan PTK untuk
guru-guru di sekolah. Hal ini dinyatakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:
Untuk penghasilan rata-rata sekolah jika dibandingkan dengan UMR dan rata-rata gaji PNS masih sangat di
bawah. Permasalahan lain adalah meskipun sekolah menjadi pilotting untuk kurtilas namun sekolah belum
memfasilitasi guru-guru untuk pelatihan penulisan PTK. Sumber: wawancara wakasek bidang kurikulum
pada 3 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut yang selanjutnya didukung dari studi dokumen terhadap kegiatan
tahunan sekolah sekolah tahun 20152016 dan rencana
kegiatan sekolah
tahun 2016217
ditemukan bahwa
sekolah memang
belum memfasilitasi
guru untuk
pelatihan penelitian
114 tindakan kelas PTK. Padahal dari data yang telah
terkumpul, guru-guru di sekolah memiliki kualitas yang baik dan juga sarana dan prasarana sekolah
yang menunjang. Oleh karena itu diperlukan adanya optimalisasi kompetensi guru-guru di sekolah saat
ini.
d. Sumber Daya Organisasional