78
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Sesuai dengan
desain penelitian
dan pengembangan yang telah dipaparkan dalam sub bab
3.2 Desain Penelitian, dalam penelitian ini terdapat enam tahapan yang dilakukan. Tahapan tersebut
meliputi 1 Potensi dan Masalah, 2 Pengumpulan Data, 3 Desain Produk 4 Validasi Desain, 5 Revisi
Desain, 6 Uji Coba Produk Uji Kelayakan dan 7 Revisi Produk. Hasil yang diperoleh pada masing-
masing tahap adalah sebagai berikut:
4.2.1 Potensi dan Masalah
Tahap pertama
yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menganalisis potensi dan
masalah yang ada di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga melalui wawancara mendalam, observasi
dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan pada bulan September hingga pertengahan bulan Oktober
2016 terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, bidang sarana dan
prasarana, dan guru BK sekolah. Selanjutnya observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan menunjang hasil wawancara.
79 Berdasarkan
hasil studi
pendahuluan tersebut, maka diperoleh hasil bahwa potensi yang
dimiliki sekolah antara lain: potensi pertama yaitu kemampuan akademik yang baik. Hal ini terlihat dari
hasil wawancara
dengan guru
BK yang
mengungkapkan bahwa:
Sekolah memang tidak menyaring murid baru tiap tahunnya dan tidak ada standar nilai yang ditetapkan
seperti yang dilakukan kebanyakan sekolah. Namun, selalu ada murid yang memiki kecerdasan istimewa
yang masuk ke sekolah tiap tahunnya dan saat ini ditempatkan ke dalam sebuah kelas yang disebut BCP
Brilliant
Class Program
dengan tujuan
untuk mempersiapkan
mereka mengikuti
lomba-lomba akademik seperti OSN, cerdas cermat, dan lain
sebagainya. Sumber: wawancara guru BK pada 21 September 2016.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan bidang sarana dan prasarana bahwa:
Sekolah memiliki program yang di sebut kelas BCP yang
bekerjasama dengan
dosen UKSW
untuk mempersiapkan
siswa-siswa yang
memiliki kemampuan akademik yang bagus dalam mengikuti
lomba-lomba seperti olimpiade, lomba mata pelajaran dan lain-lain. Sumber: wawancara bagian sarpras
pada 27 September 2016.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:
Untuk peningkatan akademik siswa ada program BCP yang dilakukan oleh sekolah tahun ini dalam
mempersiapkan para siswa mengikuti lomba-lomba akademik. Sumber: wawancara bagian kesiswaan
pada 3 Oktober 2016.
80 Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga
mendukung hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa:
Di sekolah ada kelas BCP yang bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak mengikuti lomba-lomba
akademik. Anak-anak ini diseleksi dari kelas 7 – 9 dan
diberikan tambahan khusus setelah pulang sekolah. Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober
2016.
Kepala sekolah pun mempertegas hal tersebut dengan mengungkapkan:
Siswa di sini meskipun beragam dari sisi akademiknya karena saat masuk tidak ada tes untuk mereka,
namun di antara mereka selalu ada anak yang berbakat yang mampu bersaing dengan sekolah-
sekolah lain baik dalam bidang akademik mau pun non akademik. Mereka ditempatkan ke dalam kelas BCP
yang diadakan tiap minggu sekali tiap hari kamis setelah pulang sekolah selama 2 jam pada pukul 01.30
– 15.30. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016.
Dari hasil wawancara tersebut yang kemudian didukung dari hasil observasi mengenai kegiatan
BCP pada hari Kamis setelah pembelajaran sekolah dilaksanakan dan dari studi dokumen mengenai data
prestasi akademik siswa disimpulkan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer memiliki potensi yang baik
dari sisi akademik siswa. Para siswa yang telah terseleksi dari kelas 7 hingga kelas 9 dikelompokkan
ke dalam sebuah kelas yang disebut Briliant Class Program BCP. Para siswa ini dipersiapkan untuk
meningkatkan reputasi dan daya saing sekolah
81 melalui lomba-lomba akademik yang diikuti tiap
tahunnya. Potensi kedua yang dimiliki sekolah adalah
kualitas tenaga pengajar yang handal. Hal ini terlihat dari
wawancara dengan
guru BK
yang mengungkapkan bahwa:
Guru-guru memiliki kemampuan dan kinerja yang baik dimana ada beberapa guru sudah menjadi instruktur
kurtilas bahkan ditingkat nasional untuk melatih guru- guru di sekolah lain. Sumber: wawancara guru BK
pada 21 September 2016.
Pernyataan di atas juga didukung oleh wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum yang
mengungkapkan:
Sekolah saat ini menjadi sekolah pilotting untuk pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah. Terdapat
dua sekolah imbas yaitu SMPN 8 dan SMP Lab sehingga dua sekolah ini sering ke sekolah untuk
belajar. Beberapa guru juga sudah menjadi instruktur kurtilas dan telah mendapatkan pelatihan di luar kota.
Selain itu ada satu guru yang menjadi instruktur nasional
sebagai guru
pembelajar. Sumber:
wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Hal senada juga terlihat dari hasil wawancara kepala sekolah yang mengungkapkan:
SDM sekolah juga sudah sangat baik, kemarin ada satu guru menjadi instruktur nasional sebagai guru
pembelajar, beberapa guru juga menjadi pendamping tim kurikulum 2013 mementori guru-guru di sekolah-
sekolah lain. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016.
82 Hasil wawancara di atas menginformasikan
bahwa tenaga pengajar di SMP Kristen 2 Eben Haezer memiliki kualitas yang sangat baik. Sekolah yang
ditunjuk dari pemerintah sebagai sekolah pilotting untuk menjalankan kurikulum pendidikan 2013
memiliki beberapa tenaga pengajar yang handal yang telah menjadi instruktur untuk melatih guru-guru di
sekolah-sekolah lain terkait implementasi kurikulum pendidikan 2013. Hasil wawancara tersebut juga
didukung dari studi dokumen terhadap Salinan Keputusan
Kepala Badan
Penelitian dan
Pengembangan Kementrian
Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor:
022HKR2015 menetapkan SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga menjadi sekolah rintisan penerapan
kurikulum 2013. Selanjutnya dari laporan hasil kegiatan pelatihan kurikulum 2013 oleh SMP Kristen
2 Salatiga pada tahun 20152016 ditemukan bahwa terdapat dua guru yang telah menjadi instruktur
dalam pelatihan
kurikulum 2013
di tingkat
kabupatenkota. Hal
ini membuktikan
bahwa sekolah memiliki potensi yang baik dari segi kualitas
tenaga pengajar.
83 Potensi ketiga yang dimiliki oleh sekolah
adalah daya juang karyawan yang tinggi. Potensi ini terlihat dari hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:
Guru-guru saat ini memberikan tambahan pelajaran untuk siswa yang nilainya di bawah KKM di jam ke nol
06.15-07.00 selama 4 hari setiap minggunya. Selain itu, guru-guru juga selalu menawarkan dan membuka
pintu rumah untuk anak-anak yang ingin belajar tambahan khususnya jika mendekati ujian nasional.
Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala
sekolah bidang
kesiswaan yang
mengungkapkan bahwa:
Siswa di sekolah ini mendapat tambahan mata pelajaran untuk anak-anak yang nilainya masih di
bawah kkm pada jam ke nol 6.15-06.55 dan juga pengayaan atau tambahan pelajaran untuk kelas 9
diadakan pada jam ke nol untuk persiapan ujian nasional. Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada
3 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa daya juang guru-guru untuk melayani peserta didik tinggi.
Guru-guru tanpa dibayar pun rela memberikan pelajaran tambahan di pagi hari bahkan merelakan
diri tanpa dibayar untuk membimbing para siswa yang
ingin belajar
tambahan setelah
proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut juga di
dukung dari observasi yang dilakukan mengenai
84 pemberian jam tambahan pada pagi hari untuk siswa
yang masih kesulitan dalam pelajaran dan juga studi dokumen mengenai jadwal pemberian pelajaran
tambahan serta RKAS Tahun 20162017 yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil
belajar siswa maka dilakukan pemberian pelajaran tambahan untuk 8 mata pelajaran bagi siswa kelas
VII dan VIII yang mengalami kesulitan dalam penguasaan materi dan juga bagi siswa kelas IX
untuk persiapan ujian sekolah dan nasional selama 4 hari dalam seminggu.
Selanjutnya potensi keempat yang dimiliki oleh
sekolah adalah
komitmen dan
loyalitas karyawan. Hal ini terlihat dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah yang mengungkapkan:
Terdapat beberapa kegiatan jika harus melibatkan guru-guru tidak menjadi masalah. Kemarin ada 3
kegiatan yang dilakukan bersamaan dalam minggu yang sama yaitu live ini, study tour dan perkemahan
dan semua dapat dilakukan dengan baik. Sejauh ini juga saya melihat guru-guru tetap setia bekerja di
tempat ini sampai pensiun. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 17 Oktober 2016.
Hal demikian juga disampaikan oleh bidang sarana dan prasarana yang mengungkapkan bahwa:
Tingkat komitmen dan loyalitas pegawai di tempat ini tinggi. Sejauh ini belum ada pewagai yang saya lihat
mengundurkan diri. Sumber: wawancara bagian sarpras pada 6 Oktober 2016.
85 Dari wawancara tersebut terlihat bahwa
loyalitas dan
komitmen guru-guru
dalam menjalankan tugas dan fungsinya baik. Guru-guru
memiliki komitmen dalam menjalankan setiap kegiatan sekolah meskipun gaji yang diberikan masih
minim dan juga tetap setia di ladang pekerjaan mereka hingga pensiun. Hal ini didukung dari studi
dokumen yang dilakukan terhadap data tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Kristen 2 Eben
Haezer Salatiga dimana ditemukan 2 guru yang telah menyelesaikan masa kerja mereka karena telah
mencapai usia pensiun pada tahun 20152016. Potensi kelima yang dimiliki oleh sekolah
adalah sarana pembelajaran berbasis IT dan internet. Hal ini terlihat dari wawancara dengan bidang sarana
dan prasarana sekolah yang mengungkapkan bahwa:
Sekolah ini sudah dilengkapi dengan cctv dan LCD di tiap kelas dan ada WIFI sekolah sehingga diharapkan
guru-guru dapat lebih terbantu dalam mengajar. Sumber:
wawancara bagian
sarpras pada
27 September 2016.
Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:
Fasilitas sekolah khususnya dalam pembelajaran sudah baik. Kelas-kelas sudah dilengkapi dengan LCD,
CCTV bahkan WIFI sekolah. Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
86 Kepala sekolah juga menegaskan hal tersebut
dengan mengungkapkan bahwa:
Sarana prasarana
sekolah sudah
mendukung khususnya dalam PBM sudah berbasis IT, kelas-kelas
sudah diperlengkapi dengan LCD dan WIFI. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran sudah baik. Dari observasi mengenai sarana dan prasaran sekolah dan juga studi
dokumen terhadap data inventarisasi sarana dan prasarana
sekolah ditemukan
bahwa sekolah
memang sudah memfasilitasi LCD, CCTV di masing- serta menyediakan Hot Spot area di sekolah untuk
mendukung proses belajar mengajar agar dapat berjalan lebih optimal.
Potensi keenam yang dimiliki oleh sekolah adalah dukungan dan keterlibatan orangtua yang
tinggi terhadap kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari wawancara
dengan kepala
sekolah yang
mengungkapkan bahwa:
Relasi dan keterlibatan orang tua dengan sekolah sangat baik dan bisa dibilang menjadi potensi yang
unggul. Jika sekolah memiliki kegiatan maka orang tua melalui wadah POSG Paguyuban Orang Tua Siswa dan
Guru ini pasti akan membantu sekolah. Pada kegitan live ini sekolah, orang tua yang berprofesi sebagai
dokter terlibat sukarela memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat sekitar. Selain itu POSG juga akan
membuka stand untuk menggalang dana dalam acara
87
Bazaar sekolah sebagai bentuk partisipasi dalam membantu kegiatan sekolah. Sumber: wawancara
kepala sekolah pada 3 Oktober 2016.
Hal senada juga disampaikan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:
Sekolah memiliki
paguyuban orang
tua yang
dinamakan POSG yang bertujuan untuk menjembatani program-program sekolah dengan orang tua sehingga
memiliki pemahaman yang sama. Kegiatan-kegiatan yang akan diadakan sekolah tersebut biasanya selalu
mendapat respon yang positif dari orang tua bahkan mereka
selalu mau
terlibat membantu
dalam menfasilitasi
kegiatan sekolah
seperti halnya
menyediakan mobil untuk membantu trasportasi anak. Tahun ini dalam program live ini sekolah, ada orang
tua yang berprofesi sebagai dokter bersedia untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada
masyarakat
.
Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
Selanjutnya wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekolah juga mendukung hal tersebut
dengan mengungkapkan bahwa:
Sekolah memiliki POSG yang sudah berjalan sangat baik. Salah satu contohnya untuk live in bulan ini ada
kerjasama dengan orang tua yang berprofesi sebagai dokter untk mengadakan pelayanan kesehatan gratis
kepada masyarakat sekitar tempat anak-anak live in. Orang tua juga sangat aktif terlibat dalam kegiatan-
kegiatan sekolah seperti memberi pelatihan atau menjadi motivator sukarela di kegiatan LDKS. Sumber:
wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Senada pernyataan tersebut bidang sarana dan
prasarana sekolah
mempertegas dengan
mengungkapkan bahwa:
88
Sekolah memiliki wadah untuk berkomunikasi dengan orang tua mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang
akan sekolah lakukan yang disebut POSG. Paguyuban orang tua ini selalu mendukung kegiatan-kegiatan
sekolah dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Sumber: wawancara bagian sarpras pada 27
September 2016.
Dari wawancara tersebut terlihat bahwa peran orang tua melalui wadah POSG Paguyuban Orang
Tua Siswa dan Guru sangat berdampak bagi terlaksananya
kegiatan-kegiatan sekolah.
Dari observasi yang dilakukan pada kegiatan Bazaar
sekolah pada bulan oktober 2016 serta studi dokumen
mengenai kegiatan
wacana warsa
graduation siswa kelas sembilan tahun 20152016 ditemukan bahwa orang tua melalui wadah POSG
memang membantu sekolah baik dalam bentuk dana maupun tenaga dan memiliki keterlibatan yang
sangat baik
dalam menunjang
terlaksananya kegiatan sekolah. Hal ini menjadi potensi bagi
sekolah untuk dapat terus dipertahankan sehingga apa yang menjadi tujuan sekolah yaitu agar tercipta
kepedulian sosial yang tinggi baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat tercapai.
Potensi ketujuh yang dimiliki oleh sekolah adalah memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen
3 4 Eben Haezer Salatiga yang menjadi supplier
89 murid baru tiap tahunnya. Hal ini didukung dengan
pernyataan kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:
YPE memiliki 2 SD yaitu SD kristen 3 dan 4 dimana sekitar 70 - 80 persen muridnya masuk ke SMP
kristen 2.” Sumber: wawancara kepala sekolah pada 3 Oktober 2016.
Pernyataan ini juga didukung oleh wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum yang
mengungkapkan:
Sekolah juga puji Tuhan memiliki dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan 4 yang sebagian besar
lulusannya masuk ke SMP Kristen 2 tiap tahunnya.” Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober
2016.
Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi yang dilakukan terhadap keberadaan
kedua SD tersebut serta dari studi dokumen yang dilakukan terhadap data peserta didik SMP Kristen 2
Eben Haezer Salatiga ditemukan bahwa potensi yang penting yang dimiliki oleh SMP Kristen 2 Eben
Haezer saat ini adalah dua sekolah dasar yaitu SD Kristen 3 dan SD Kristen 4 yang merupakan
penyumbang murid terbesar bagi sekolah tiap tahunnya.
Selanjutnya dalam wawancara dengan kepala sekolah,
bidang kurikulum,
bidang sarana
prasarana, guru
BK dan
bendahara sekolah
90 ditemukan permasalahan yang cukup signifikan
yaitu belum adanya rencana strategis sekolah sebagai patokan dalam menyusun program tahunan
sekolah untuk mencapai visi, misi serta tujuan sekolah. Hal ini menjadi sumber masalah belum
berjalannya pengelolaan dan kegiatan sekolah dengan maksimal. Permasalahan mengenai belum
adanya rencana strategis sekolah terlihat dari wawancara
dengan kepala
sekolah yang
mengungkapkan bahwa:
Sekolah memang belum memiliki rencana strategis untuk saat ini dan masih dalam proses penggodokan
karena butuh melibatkan banyak data pendukung. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober
2016.
Hal ini juga didukung oleh wakil bidang kurikulum bahwa:
Untuk rencana strategis sekolah yang empat tahunan itu setahu saya masih dalam proses penyusunan dan
yang dijalankan selama ini masih berupa program tahunan sekolah yang mengacu pada program tahunan
sebelumnya. Tetapi idealnya harus ada untuk menjadi acuan tiap tahunnya agar visi misi sekolah dapat
tercapai. Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Senada dengan itu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan juga mempertegas hal tersebut
dengan mengungkapkan bahwa:
Selama ini saya belum melihat rencana strategis empat tahunan sekolah, namun kita lagi mencoba untuk
91
menggarap itu. Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
Hal tersebut juga didukung oleh bendahara sekolah dengan mengunkapkan bahwa:
Sekolah saat ini memiliki acuan program yang disebut RKAS atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah yang
merupakan turunan dari RKT atau Rencana Kerja Tahunan. Untuk acuan RKT tersebut sepengetahuan saya
harusnya dari RKJMS atau Rencana Kerja Jangka Menengah Sekolah. Namun selama ini yang terlihat di
sekolah adalah hanya rencana kerja tahunan saja sedangkan untuk rencana kerja menengah empat atau
lima tahun itu belum ada. Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rencana strategis sekolah atau yang identik
dengan rencana jangka menengah sekolah belum ada. Dari studi dokumen yang dilakukan terkait
rencana kegiatan sekolah ditemukan bahwa selama ini sekolah masih berpatokan pada rencana kerja
tahunan yang diperbaharui setiap tahunnya. Sekolah belum memiliki rencana strategis yang menjadi
acuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah untuk kurun waktu tertentu sehingga hal ini
memberikan beberapa dampak permasalahan yang ditemukan dilapangan yaitu:
Pertama, jumlah tenaga pengajar di sekolah masih terbatas dan perlu adanya penambahan SDM.
92 Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kurikulum
bahwa:
Tenaga SDM sekolah masih sangat kurang, guru-guru banyak
merangkap mengajar
seperti guru
IPA merangkap mengahar prakarya, guru bahasa inggris
mengajar bahasa jawa dan rata-rata jumlah jam perminggunya lebih dari 25 jam. Sumber: wawancara
bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:
Permasalahan yang ada di sekolah saat ini adalah jumlah SDM kita masih sangat terbatas mengingat
kegiatan-kegiatan sekolah sangat banyak. Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
Selanjutnya hal ini dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengungkapkan bahwa:
Dari jumlah SDM juga kita memang terbatas. Terlihat saat pelajaran ekstrakurikuler dimana terdapat sangat
banyak siswa yang berminat pada ekskul tertentu. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober
2016.
Dari wawancara tersebut yang didukung dengan studi dokumen yang dilakukan terhadap data
jadwal mengajar guru-guru di sekolah, ditemukan bahwa sekitar tujuh guru diantaranya guru IPA dan
guru bahasa Inggris merangkap mengajar di luar dari bidang pengajaran mereka. Selain itu, observasi yang
dilakukan terhadap kegiatan ekstrakurikuler seperti basket memang memiliki satu tenaga pengajar dari
luar yang menghandle kurang lebih 55 siswa putra
93 dan putri. Ektrakurikuler band pun terkendala
dalam keterbatasan alat dimana jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut sekitar 22 siswa.
Kedua, belum adanya laboran sekolah. Hal ini disampaikan oleh wakil bidang kurikulum bahwa:
Sekolah saat ini tidak memiliki laboran yang
mengurusi Lab sehingga guru seringkali kelabakan saat akan mengadakan eksperimen dengan siswa
karena harus mempersiapkan alat dan bahan sendiri, mencuci alat, merapikan dsb. Sumber: wawancara
bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut dan didukung dari observasi dan studi dokumen terhadap data tenaga
pendidik dan
kependidikan ditemukan
bahwa laboran sekolah memang belum ada dan selama ini
kegiatan praktikum di handle oleh guru mata pelajaran masing-masing
Ketiga, upah karyawan masih minim. Hal ini disampaikan oleh guru BK dalam hasil wawancara
yang mengungkapkan bahwa:
Hal lain yang sering menjadi perbincangan di sekolah adalah sangat minimnya gaji yang diberikan yayasan
kepada pegawainya dibandingkan dengan sekolah- sekolah lain. Sumber: wawancara guru BK pada 21
September 2016.
Hal serupa juga disampaikan oleh wakil bidang kurikulum yang mengungkapkan bahwa:
Di sekolah ini guru-gurunya kebanyakan double job dalam artian ada yang mengajar lebih dari satu mata
pelajaran sehingga butuh persiapan yang lebih
94
sedangkan gaji yang diberikan oleh yayasan masih sangat kurang. Sumber: wawancara bagian kurikulum
pada 3 Oktober 2016.
Pernyataan ini juga dipertegas oleh bendahara sekolah yang mengungkapkan bahwa:
Gaji karyawan di sekolah ini masih di bawah UMR Salatiga. Hal ini sudah sering dibicarakan dengan
yayasan namun belum mendapat jawaban. Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016.
Hal senada juga didukung oleh bidang sarana dan prasarana sekolah yang mengungkapkan
bahwa:
Permasalahan lain yang memang masih sering diusulkan ke pihak yayasan adalah gaji yang diberikan
masih sangat kurang sehingga kadang masih sering menjadi pembicaraan di dalam rapat sekolah. Sumber:
wawancara bagian sarpras pada 27 September 2016.
Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen terhadap slip gaji salah seorang guru
di sekolah yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun ditemukan bahwa gaji guru masih sangat minim dan
belum mencapai standar UMR Salatiga. Keempat, image sekolah mahal di mata
masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh wakil bidang kesiswaan bahwa:
Uang SPP siswa di sekolah ini tergolong tinggi yaitu sekitar 400an ribu per bulannya sehingga membuat
orang tua siswa khususnya yang memiliki anak yang bukan berasal dari sekolah YPE kurang antusias untuk
menyekolahkan ke tempat ini. Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
95 Hal tersebut juga didukung oleh bendahara
sekolah yang mengungkapkan bahwa:
Image sekolah mahal di mata masyarakat dimana SPP sekolah tiap bulannya itu berkisar Rp. 385.000 sd Rp.
420.000 tergantung bulan masuknya dan UPP sekolah
Rp. 4.500.000.
Sumber: wawancara
bendahara sekolah pada 1 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut dan didukung dari studi dokumen terhadap biaya sekolah dan RKAS
tahun 20162017 ditemukan bahwa biaya sekolah di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga memang
berkisar antara Rp. 385.000 – Rp. 420.000
tergantung pada waktu kapan calon siswa baru mendaftar. Semakin cepat calon siswa tersebut
mendaftar maka biaya SPP sekolah pun lebih ringan. Kelima, perpustakaan sekolah yang belum
memadai. Hal ini diungkapakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang mengungkapkan:
Buku-buku di Library juga masih sangat kurang menunjang karena berisi kebanyakan buku paket,
sedangkan buku fiksi, non fiksi dan buku referensi masih sangat minim. Kondisi ruangan di library juga
masih pengap dan panas. Sumber: wawancara bagian kurikulum pada 3 Oktober 2016.
Senada dengan itu bendahara sekolah juga sependapat dengan mengungkapkan:
Yang masih
kurang di
sekolah ini
adalah perpustakaannya. Dari segi buku, tata ruang dan
akses masih kurang. Buku-buku kebanyakan buku paket sedangkan buku referensi masih sangat kurang.
96
Buku-bukunya banyak yang sudah tua sehingga perlu ada penambahan buku fiksi, non fiksi dan referensi.
Sumber: wawancara bendahara sekolah pada 4 Oktober 2016.
Hal ini juga dipertegas oleh kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa:
Saat ini sekolah masih menggarap perbaikan sarana dan
prasarana perpustakaan
dan elengkapan
penyediaan referensi
buku-bukunya. Sumber:
wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut serta didukung dari observasi terhadap perpustakaan SMP Kristen 2
Eben Haezer Salatiga, ditemukan bahwa ruang perpustakaan memang masih belum kondusif, buku-
buku yang tersedia pun kebanyakan buku paket pelajaran dan juga masih terdapat buku-buku cerita
yang sudah sangat lama. Keenam, keterbatasan biaya anggaran sekolah
yaitu kenaikan maksimal 10 dari total anggaran di tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan dari hasil
wawancara dengan wakil bidang kesiswaan yang mengungkapkan bahwa:
Dana yang diperbolehkan untuk sekolah sangat terbatas tiap tahunnya yaitu hanya diperbolehkan naik
10 dari biaya tahun lalu sedangkan kadang kegiatan yang dirancang lebih dari dana yang diberikan.
Sumber: wawancara bagian kesiswaan pada 3 Oktober 2016.
97 Bendahara sekolah juga sependapat dengan
hal ini dengan mengungkapkan:
Permasalahan yang terjadi sekarang adalah standar pengeluaran dana dari yayasan yang sangat rendah.
Sekolah kurang bisa leluasa melakukan kegiatan- kegiatan tambahan karena dana yang diperbolehkan
oleh yayasan hanya boleh 7 - 10 dari total anggaran di tahun sebelumnya. Sumber: wawancara bendahara
sekolah pada 1 Oktober 2016.
Dari wawancara tersebut serta didukung dari studi dokumen yang dilakukan terhadap RKAS
sekolah pada tahun 20142015 dan 20162017 ditemukan bahwa adanya keterbatasan anggaran
yang sudah menjadi kebijakan dari yayasan yaitu sekolah hanya diperbolehkan menaikkan anggaran
setiap tahunnya berkisar antara 10 hingga15 dari total anggaran tahun lalu.
Ketujuh, penurunan pencapaian nilai UN tahun 2016. Permasalahan ini terlihat dari ungkapan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa:
Rata-rata nilai Ujian Nasional yang diperoleh selama ini cukup
memuaskan. Tetapi
tahun ini
sekolah mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata UN
dimana sekolah turun posisi ke enam dari seluruh SMP di Salatiga. Sumber: wawancara bagian kurikulum
pada 3 Oktober 2016
Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala sekolah yang mengungkapkan:
Pencapaian nilai UN tahun ini mengalami penurunan, sekolah berada di posisi ke enam untuk seluruh SMP
di salatiga. Sumber: wawancara kepala sekolah pada 11 Oktober 2016.
98 Dari wawancara tersebut serta didukung dari
studi dokumen terhadap hasil Ujian Nasional siswa ditemukan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer
Salatiga memang mengalami penurunan pencapaian nilai UN dimana pada tahun 2015 sekolah mampu
meraih peringkat ke dua sekota salatiga untuk SMPMTS, kini turun ke peringkat ke enam pada
tahun 2016. Dari data yang telah dipaparkan tersebut
dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang muncul terkait belum adanya rencana strategis
sebagai acuan dalam merancang program sekolah tiap tahunnya menimbulkan beberapa permasalahan
di lapangan yaitu: 1 jumlah tenaga pengajar di sekolah masih terbatas, 2 belum adanya laboran
sekolah, 3 Gaji karyawan yang minim, 4 image sekolah yang mahal, 5 perpustakaan sekolah yang
belum memadai, 6 keterbatasan biaya anggaran sekolah dan 7 penurunan pencapaian nilai UN
tahun 2016. Setelah identifikasi potensi dan masalah
dilakukan, maka
tahapan selanjutnya
adalah pengumpulan data.
99
4.2.2 Pengumpulan Data