Amanah dalam Pisik dan Nyawa

2. Amanah dalam Pisik dan Nyawa

Termasuk amanah terhadap orang lain adalah menahan diri untuk tidak menyakiti dan mengganggu pisik dan nyawanya seperti membunuh, melukai dan semacamnya. Membunuh orang lain termasuk yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Firman Allah dalam al-Qur'an :

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar ". (QS. Al-Isra'/17 : 33)

Dalam menafsirkan ayat di atas, Sayyid Quthub mengungkapkan bahwa Agama Islam adalah agama kehidupan dan kedamaian, oleh karena itu membunuh

116 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî , Kitâb al-Istiqrâdh, Bâb Man akhadza Amwâl an-Nâs 116 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî , Kitâb al-Istiqrâdh, Bâb Man akhadza Amwâl an-Nâs

Dari Abdullah bin Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: " Tidak dihalalkan darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu di antara tiga perkara ini : Seorang janda yang berzina, seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan dirinya dari

jamaah umat Islam " . (HR. Bukhari Muslim) 117

Az-Zuhaylî mengungkapkan tentang ayat di atas bahwa membunuh tanpa alasan benar merupakan kejahatan yang besar; karena membunuh itu merupakan kerusakan sedangakan Allah tidak suka kerusakan. Begitu juga membunuh merupakan bahaya, penganiayaan, merusak keamanan, menyebabkan kegoncangan

117 Sayyid Quthub, Fî Zhilâl al-Qur’ân , Jld. 1, h. 2224. Hadits adalah riwayat : al-Bukhârî, Shah îh al-Bukhârî , Kitâb ad-Diyât, Bâb Ann Nafs bi an-nafs wa al-‘ayn bi al-‘Ayn…, jld. 4, juz 8, h.

38; Muslim, Shahih Muslim, Kitâb al-Qasâmah, Bâb Mâ Yubâhu Bihi Dam al-Muslim, jld. 3, h. 1302-1303.

dalam masyarakat serta pemusnahan terhadap kemanusiaan. Sebagai alasan yang benar dalam membunuh, beliaupun juga mengutip hadits di atas 118 .

M. Quraish Shihab juga menafsirkan hal yang tidak jauh berbeda dengan kedua mufassir di atas 119 .

Dari ketiga mufassir itu jelas bahwa membunuh tanpa alasan yang benar merupakan tindak kejahatan terhadap manusia yang diharamkan Allah dan termasuk dosa besar. Bagi seorang muslim tidak ada jalan lain kecuali ia harus

meninggalkannya. Inilah salah satu bentuk amanah yang arus ia tunaikan terhadap sesama manusia, dan sekaligus menunaikan amanah terhadap Allah dengan meningalkan larangan-Nya.

Di samping membunuh, melukai atau memukul orang lain termasuk yang dilarang dalam Islam. Menurut pengetahuan penulis tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini, tapi dapat kita pahami dari hadits di bawah ini :

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash r.a dari Nabi saw, beliau bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang orang-orang Islam lain merasa aman dari (gangguan) lidah dan tangannya, dan orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa-

apa yang dilarang Allah ". (HR. Bukhari) 120

118 az-Zuhaylî, at-Tafsîr al-Munîr , jld. 8, juz 15, h. 71.

119 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâh , vol. 7, h. 460.

120 a-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, Kitâb, al-Îmân, Bâb al-Muslimu Man Salima al-

Dalam hadits ini, tidak mengganggu atau tidak menyakiti orang lain, baik dengan perkataan maupun dengan pisik seperti memukul merupakan ciri seorang muslim sejati. Menyakiti orang lain dengan perkataan atau dengan menyakiti pisiknya mengurangi kesempurnaan iman. Ini berarti, hal itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.