Perencanaan Wilayah Sungai Deli Terpadu dan Menyeluruh .1 Konsep Pengelolaan DAS Terpadu

Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 84 4.3 Perencanaan Wilayah Sungai Deli Terpadu dan Menyeluruh 4.3.1 Konsep Pengelolaan DAS Terpadu Pengelolaan DAS terpadu adalah merupakan suatu proses formulasi dan implementasi kebijakan dan kegiatan yang menyangkut pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan manusia dalam suatu DAS ddengan mempertimbangkan aspek- aspek fisik, sosial, ekonomi dan kelembagaan di dalam dan sekitar DAS untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konsep keterpaduan ini juga tercermin perlunya berbagai disiplin ilmu yang mendasari berbagai jenis kegiatan. No Uraian Keterangan 1 Luas 48.162 Ha 2 Letak 3 ˚12’58”- 3˚47’15” 98 ˚28’50”- 98˚41’50” 3 Rentang Wilayah Kab. Karo Kab. Deli Serdang Kota Medan 4 Sub- DAS Sub DAS Petani Sub DAS Simai-mai Sub DAS Bekala Sub DAS Babura Sub DAS Sikambing Sub DAS Paluh Besar 5 Panjang Sungai Utama 61,34 km 6 Panjang DAS 71,91 km 7 Lebar 5,58 km Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 85 8 Kerapatan Drainase 0,871 variable Sifat kepadatan aliran : tidak mudah terjadi penggenangan maupun kekeringan 9 Debit M³detik Kondisi DAS kurang baik. Aliran sungai deras pada musim hujan. Sungai hampir kering pada masa kemarau. 10 Curah hujan rata-rata Hulu dan tengah 2.000 mmtahun Hilir 1.000-1.500 mmtahun Tabel 4. Profil DAS Deli 44 Kondisi suatu DAS dianggap mulai terganggu apabila koefisisen aliran air cenderung terus naik dari tahun ke tahun, tinggi permukaan air tanah berfluktuasi secara ekstrim. Gambaran terganggunya kondisi DAS tersebut juga terlihat pada DAS Deli. Pola Hidrograf aliran sungai Deli menunjukkan kecenderungan penyimpangan dari yang normal antara lain : fluktuasi aliran debit air maksimum dan minimum yang telah mencolok, pergeseran waktu debit puncak terhadap waktu debit puncak normal, terdapatnya debit puncak ganda double peak pada suatu periode kalender hidrologi yang terlihat nyata pada tahun 1994. sinyal lain adalah frekuensi banjir yang semakin rapat seperti banjir yang terjadi dalam selang waktu dua tahun terakhir yaitu pada tanggal 22 November 1994 dan tanggal 22 November 1996. No Wilayah DAS Deli Indikasi Penyebab Akibat Keterangan 1 Hulu 1. Penebangan kayu Perubahan tenaga Desa Berneh 44 Hasibuan, Gindo Maraganti, Op Cit,, hlm. 45 Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 86 legal dan illegal 2. Perubahan fungsi kawasan 3. Pencurian serasah tanah erosivitas. Ekosistem berubah Perubahan infiltrasi potensial Pemukiman terselubung di Bumi Perkemahan Sibolangit Kec. Simpang Empat 2 Tengah 1. Perubahan fungsi kawasan 2. Galian C Ekosistem terganggu Erosi, sedimentasi Maraknya bangunan- bangunan liar sepanjang jalan. Pengambilan pasir. 3 Hilir 1. Pembuangan sampah limbah 2. Perubahan fungsi kawasan Polusi dan penyumbatan aliran sungai Ekosistem terganggu Dimulai dari kelurahan Titi kuning Bangunan berdekatan sempadan sungai Deli kota Medan Tabel 5. Indikator penyebab ketidaknormalan DAS Deli 45 Dari tabel dapat dilihat bahwa luasan lahan kritis di ekosistem DAS Deli hampir mencapai separuh luasan total, yang secara teoritis akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian kawasan DAS Deli. Hampir dapat dipastikan, kenormalan aliran sungai Run Off DAS Deli berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini jelas akan merubah nilai infiltrasi sudah turun beberapa tingkat dari nilai infiltrasi potensialnya. Rusaknya vegetasi penutup lahan di DAS Deli yang berpengaruh terhadap infiltrasi lewat tiga bentuk, yaitu : pemekaran dan pori-pori memperbesar permiabilitas tanah, vegetasi menahan Run- Off dan vegetasi mengurangi jumlah air perkolasi melalui transpirasi. Kondisi vegetasi DAS Deli juga mempengaruhi erosi melalui beberapa proses. Tajuk pohon 45 Hasibuan, Gindo Maraganti, Ibid, hlm. 47 Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 87 akan mengubah tenaga erosivitas jatuhan hujan yaitu mengubah kecepatan dan ukuran butir tetes hujan. Memasuki wilayah Medan Titi Kuning, kondisi sungai sudah sangat memprihatinkan. Sangat banyak ditemukan penyempitan-penyempitan, terlebih pada titik pertemuan antara Sungai Deli dan Sei Bekala, sangat banyak terlihat sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat dan perlahan terhanyut ke sungai. Sungai Bekala bersumber dari hutan Selatan Simalingkar B Perkebunan Bekala. Aliran sungai sangat tererosi, bahkan pada saat kemarau sekalipun. Aliran sungainya sarat muatan tanah hasil erosi dan sampahlimbah, yang selanjutnya bersatu dengan sungai Deli di Titi Kuning. Setelah melewati Titi Kuning, aliran sungai Deli banyak membawa material-material sampah. Hal ini diperparah dengan sempadan sungai yang sangat rapat dengan pemukiman penduduk. Titik yang paling parah kondisinya adalah pada Kelurahan Maimun Sukaraja, pemukiman penduduk di daerah ini sampai ke belakang kantor DPRD Tk 1 Sumatera Utara. Kelurahan Sei Deli belakang kampus IBBI merupakan muara pertemuan antara Sungai Deli dan Sungai Babura. Kondisi sungai di daerah ini sangat memprihatinkan sangat sempit ditambah dengan rapatnya pemukiman pada sempadan sungai. Melewati titik muara ini aliran sungai sampai bertemu dengan Sei Sikambing dan Paluh Besar sudah cukup baik sudah diperbesar. Dengan demikian, kondisi Sungai Deli terutama pada wilayah Kota Medan sangat dipengaruhi kondisi Sungai Babura dan Sungai Bekala. Kedua sungai ini memberikan Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 88 kontribusi yang sangat besar terhadap keadaan DAS Deli di hilir. Sedangkan di daerah hulu, kondisi kawasan ekosistem DAS Petani dan Simai-mai secara indikatif mempunyai peran yang sangat besar terhadap permasalahan di wilayah metropolitan Mebidang dibagi menjadi 8 kelompok besar, yaitu: prasarana, kemiskinan kota, kelembagaan, lingkungan kota, ekonomi kota, pembiayaan kota, pertanahan dan perumahan. Semakin meningkatnnya kegiatan pembangunan dan jumlah penduduk menyebabkan penggunaan lahan di kawasan tepi air ikut dimanfaatkan antara lain untuk pusat pengembangan kegiatan industri, parawisata, komersil, agrobisnis, pemukiman, transportasi dan pelabuhan. Kawasan tepi air memiliki karakteristikkeunikan dan amat bervariasi tergantung dari keadaan geografis, sejarah, budaya, kepentingan politik dan berbagai potensi yang dimiliki oleh kota tersebut. Khusus banyaknya pemukiman penduduklokasi komersil di sepanjang bantaran sungai Deli dan anak-anak sungainya harus mempunyai ngaris sempadan 5-15 m untuk melewatkan debit banjir dan sebagai jalan inspeksi dalam upaya menata lingkungankebersihan dan utamanya penyelamatan jiwa manusia. Prinsip perencanaan kawasan tepi air dapat dimanfaatkn sebagai dasar pengembangan kawasan khususnya pembangunan baru kawasan tepi air, tapi tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan wacana bagi pembangunan atau konservasi, pada prinsipnya melaksanakan hal sebagai berikut : Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 89 a. Karakteristik kawasan tepi air antara lain keadaan alam geografis, bangunan di tepi air harus menghadap ke dungai, penatapan landscape, pema pengembangan, pemanfaatan air. b. Kebijakan yang berkaitan dengan penataan di tepi air sungai Deli, Babura dn anak-anak sungainya, garis sempadan, akses, dan bangunan. c. Faktor pertimbangan pembangunan berdasarkan lingkungan, pembebasan lahan faktor pendorong dan penghambat. Dengan maksud tersebut, maka kawasan tepi sungai yang biasanya kumuh dapat berubah menjadi suatu tempat yang indah. Dalam program jangka panjang, terdapat upaya untuk melaksanakan program pengendalian banjir non-struktural yaitu memindahkan masyarakat yang ada di sepanjang tepi sungai Deli ke rumah susun, namun hal ini tergantung pada dana yang tersedia. Peran investor pada pembangunan tepi Sungai Deli dan Sunga Babura sangat diperlukan dalam upaya menata kawasan tepi Sungai Deli dan Sungai Babura menjadi tempat yang indah dan nyaman tetapi harus mengikuti garis sempadan, bangunan harus menghadap sungai dan seandainya ada pemindahan penduduk harus dengan ganti rugi yang layak dan manusiawi upaya untuk memindahkan penduduk untuk mengamankan mereka dari bahaya banjir yang pada umunya tinggal di bantaran tsnps pengamanan yang memadai dan bangunan sungai yang diperlukan. Investor disamping dapat memperindah tepi kawasan sungai Deli dan Babura juga membantu mempercepat program Proyek banjir Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 90 Medan untuk perbaikan dan pengaturan Sungai Deli dengan membuat lining di sepanjang Sungai Deli dan Sungai Babura. Jika hal ini dapat terwujud, hal utama lain yang dapat dilakukan adalah membuat transportasi air dari Belawan sampai dengan Medan, Simalingkar, dan Titi Kuning yang sebelumnya dilakukan penataan kedalaman Sungai Deli dan Sungai Babura, hal ini secara prinsip dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya di kota Medan. Juga mengingat sejarahnya, peran Sungai Deli sebagai sarana jalur transportasi yang banyak disinggahi tongkang-tongakang dan penentu kelancaran roda ekonomi di kota Medan, namun itu ssemua telah berubah menjadi suatu ketidakpedulian. Yang dibutuhkan adalah hanyalah kesadaran masyarakat kota Medan akan kelestraian sungai-sungai yang membelah kota Medan dimana sungai-sungai ini pernah memberikan manfaat yang sangat besar dan bukanlah bencana yang sering kali masyarakat kota Medan menyalahkan sungai-sungai ini seperti banjir, tentu saja.

4.4 Pembiayaan Dana Operasi dan Pemeliharaan