Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
90 Medan untuk perbaikan dan pengaturan Sungai Deli dengan membuat lining di sepanjang
Sungai Deli dan Sungai Babura. Jika hal ini dapat terwujud, hal utama lain yang dapat dilakukan adalah membuat
transportasi air dari Belawan sampai dengan Medan, Simalingkar, dan Titi Kuning yang sebelumnya dilakukan penataan kedalaman Sungai Deli dan Sungai Babura, hal ini secara
prinsip dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya di kota Medan. Juga mengingat sejarahnya, peran Sungai Deli sebagai sarana jalur transportasi yang banyak disinggahi
tongkang-tongakang dan penentu kelancaran roda ekonomi di kota Medan, namun itu ssemua telah berubah menjadi suatu ketidakpedulian. Yang dibutuhkan adalah hanyalah
kesadaran masyarakat kota Medan akan kelestraian sungai-sungai yang membelah kota Medan dimana sungai-sungai ini pernah memberikan manfaat yang sangat besar dan
bukanlah bencana yang sering kali masyarakat kota Medan menyalahkan sungai-sungai ini seperti banjir, tentu saja.
4.4 Pembiayaan Dana Operasi dan Pemeliharaan
Dana yang sudah diinvestasikan untuk Sungai Deli dan anak-anak sungainya adalah ± Rp. 500 milyar, demikian juga dana yang sudah diinvestasikan untuk drainase kota
Medan baik pada proram MMUDP maupun dari Pemerintah Kota Medan yaitu sebesar Rp. 500 miliyar, sehingga total investasi yaitu sebesar ± 1 triliun.
Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
91 Disadari bahwa bangsa Indonesia sangat gemar membangun, tetapi jarang untuk
memelihara bangunan tersebut termasuk drainase dan sungai yang ada di kota Medan. Walaupun berdasarkan UU bahwa sungai lintas kabupatenkota, merupakan tugas
pemerintah provinsi, namun karena keterbatasan dana, maka hal ini dapat dilaksanakan oleh pemerintah kota tersesbut dalam hal inii kota Medan khususnya masalah operasi dan
pemeliharaan drainase. Sehingga masalah drainase menjadi masalah tanggungan Pemerintah Kota Medan, dan merupakan hal yang wajar jika hujan turun, kota Medan
masih tetap banjir. Hal ini perlu ditekankan bahwa drainase kota Medan telah rampung 70 sedangkan Sungai Deli dan anak-anak sungainya baru mencapai 50 , sehingga hal ini
merupakan suatu keharusan agar bangunan yang sudah ada dapat berfungsi sebagimana mestinya dan tidak menjadi dangkal akibat adanya sedimentasi ataupun endapan sampah
dan sebagainya.
4.5 Peran Serta Masyarakat dan Pemerintah Kota Medan
Peran serta masyarakat untuk memelihara drainase di depan rumah atsupun di lingkungan sekitarnya sangatlah minim. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi nterhadap
mereka bahwa drainase di depan rumah ataupun lingkungannya harus dipelihara oleh masyarakat yang ada tinggal di sekitarnya wilayah tersebut, selain itu peran aparat
pemerintah setempat belum optimal dalam memberdayhakan potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat kurang responsive terhadap lingkungannya sendiri.
Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
92 Dalam rangka pengembangan komunitas, peran fasilitator dalam pembangunan
masyarakat di kota Medan diperlukan sosialisasi secara terus menerus baik melalui aparat pemerintah, Lembaga Swadaya masyarakat LSM dengan cara sosialisasi langsung melalui
berbagai metode dan alat untuk ikut berpartisipasi menjaga lingkungan di Kota Medan, masalah drainase perkotaan dan pinggiran sungai di Kota Medan agar masyarakat sadar dan
aktif bahwa keterbatasan dana pemerintah untuk biaya pemeliharaan drainase kota maupun sungai perlu diimbangi dengan adanya peran serta masyarakat untuk melaksanakan
kegiatan pemeliharaan tersebut baik secara perseorangan maupun gotong royong. Masyarakat setempat bersedia untuk bergotong royong dan lingkungannya, namun menurut
mereka belum ada tokoh masyarakat atau kepala lingkungan yang memimpin untuk pekerjaan tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut peran aktif pemerintah, LSM dalam memberdayakan masyarakat untuk mengatasi dan pengelolaan banjir di lingkungannya adalah suatu
kebutuhan yng mendesak. Menumbuh suburkan semangat gotong royong, sadar lingkungan adalah suatu satu solusi agar drainase dapat terawat dan terpelihara dengan baik sehingga
banjir secara bertahap dapat dikurangi. Khusus untuk masyarakat yang bermukim pada DAS Hulu dan Tengah agar tetap menjaga kelestarian hutan dan lingkungan tempat
tinggalnya serta bercocok tanam yang tidak menimbulkan erosi. Untuk hal ini perlu sosialisasi dan pemberdayaan khusus.
Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
93
4.6 Pembentukan Lembaga dan Dewan Kota