Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
82 rupiah mencapai miliaran setiap tahunnya, sehingga jika kita membayangkan jika dalam
satu tahun tersebut terjadi beberapa bencana banjir, maka kelipatan dari jumlah itu akan berlaku dan tidak menutup kemungkinan akan semakin bertambah apabila penanggulangan
yang tidak tepat belum terlaksana. Kerugian materi yang diderita berupa rusaknya rumah-rumah, lahan pertanian, dan
areal perekonoamian lainnya yang terganggu di setiap tahunnya dapat diperkirakan dengan angka nominal sebagai berikut :
Pada rencana pembangunan lima tahun, apabila kerugian materi sejumlah Rp. 16.700.000.000
43
4.2 Kerusakan Lingkungan
akan dikalikan setiap tahunnya dengan nilai nominal tersebut selama 5 tahun bahkan tidak tanggung-tanggung angka tersebut dapat naik tergantung kasus
banjirnya yang tergolong ke dalam banjir besar ataupun hanya berupa genagan-genagan saja, namun biarpun begitu, setiap kasus banjir memberi dampak yang berpengaruh pada
perekonomian masyarakat kota Medan.
Mengenai masalah kerusakan lingkungan sudah barang tentu menjadi perhatian karena adanya kerusakan lingkunganlah maka bencana banjir sering melanda kota Medan,
tidak hanya itu pencemaran di mana-mana juga ikut menambah kualitas air yang semula bersih kini tercemar dan tidak dapat digunakan oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat di
43
Angka ini berdasarkan pada kasus banjir yang terjadi di kota Medan dan sekitarnya pada tahun 1997
Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
83 kawasan parit busuk dimana sungainya sudah menjelma menjadi cairan berbau busuk dan
sangat tidak higienis untuk digunakan oleh masyarakat. Dan karena adanya parit busuk ini, sehingga warga sekitar parit busuk berpikiran bahwa sungai ini bukanlah merupakan sungai
namun parit untuk membuang sampah dan limbah rumah tangga lainnya. Sehingga demikian perilaku masyarakat yang seperti ini akan menambah indikasi terjadinya banjir di
kota Medan. Kerusakan lingkungan yang mengakibatkan rusaknya jaringan infrastuktur
kesehatan dan sanitasi seperti selokan, parit, maupun lubang sampah dimana yang sebelumnya masih normal hingga berubah menjadi kotor dan bau nmenyebabkan
pemukiman warga di sekitarnya mengalami gangguan kesehatan seperti diare, penyakit kulit, gangguan pernafasan dan lain-lainnya
Selain itu, normalisasi yang dilakukan sebagai antisipasi banjir di kota Medan juga membawa dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar sungai Deli. Hal ini dapat
dibuktikan dengan berkurangnya flora dan fauna yang hidup di sungai Deli sehingga sungai Deli yang dulunya lebar bahkan tongkang-tongkang besar pun dapat berlayar di atasnya,
kini sungai Deli hanya memiliki lebar beberapa meter saja. Bahkan jika ekosistem di sungai Deli terganggu tidak menutup kemungkinan akan datangnya masalah multikultur yang
menyebabkan masyarakat tidak lagi dapat tinggal di sekitar sungai Deli. Meskipun dalam beberapa kasus normalisasi memang mengurangi dampak banjir di sekitar areal
permukiman warga yang sering dilanda banjir.
Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009
84
4.3 Perencanaan Wilayah Sungai Deli Terpadu dan Menyeluruh 4.3.1 Konsep Pengelolaan DAS Terpadu