Metode Penelitan Banjir Di Kota Medan: Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An

Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 27 Pembangunan ini menitikberatkan pada pengembangan infrastruktur permukiman yang terbagi ke dalam dua sektor, yaitu drainase dan banjir kota. Seluruh pengerjaan diprioritaskan pada pengoptimalan kembali Daerah Aliran Sungai DAS yang sering menyempit oleh maraknya bangunan liar. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan normalisasi saluran air yang berada di kawasan kota. Namun, dari data yang diperoleh meski proyek penanggulangan banjir dengan dana miliaran rupiah sudah ada namun banjir akibat hujan tetap terlihat hampir di setiap sudut kota. Ironisnya, ruas jalan protokol yang berada di pusat kota pun tak luput dari genangan air.

1.6 Metode Penelitan

Penulisan sejarah merupakan suatu karya ilmiah yang memerlukan adanya suatu metode untuk menghasilkan suatu tulisan sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari peninggalan masa lalu 10 . Metode berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran dari suatu peristiwa sejarah. Metode sejarah bersifat ilmiah jika dengan ilmiah dimaksudkan mampu untuk menentukan fakta yang dapat dibuktikan dengan fakta, maka diperoleh hasil pemeriksaan yang kritis terhadap dokumen sejarah dan bukan suatu unsur daripada aktualitas yang lampau 11 10 Louis Gottscalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto dari judul Understanding History, Jakarta: UI Press, 1985, hal. 32. 11 Ibid, hal. 143. . Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 28 Tahap pertama dari penelitian ini adalah tahap heuristik yaitu: mengumpulkan literatur termasuk bahan-bahan keterangan berkenaan dengan penelitian, data atau laporan juga sebagai referensi digunakan situs internet dan wawancara dengan informan-informan yang telah dipilih untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap dan mendalam. Dengan demikian penulisan skripsi ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari data atau sumber yang terkumpul dilakukan kritik terhadap sumber agar menjadi sumber yang dipilih. Langkah ini disebut kritik sumber, baik kritik intern maupun kritik ekstern. Kemudian langkah berikutnya adalah interpretasi, yaitu menafsirkan sumber-sumber yang terkumpul agar menjadi fakta yang valid. Langkah yang terakhir adalah historiografi, yaitu penulisan secara sistematis dan kronologis. Metode sejarah digunakan oleh penulis dengan tahapan-tahapan seperti disebutkan di atas untuk menghasilkan tulisan bersifat ilmiah. Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 29 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dengan letak wilayah pada posisi 30.30’ LU-30.48’ LU dan 980.39’BT-980.47’36”BT dengan ketinggian 0-40 meter di atas permukaan laut. Suhu kota Medan pada pagi hari berkisar 23,70 ºC-25,10 ºC, siang berkisar 29,20 ºC-32,90 ºC, dan pada malam hari berkisar 26 ºC-30,8 ºC. sedangkan kelembaban udara berkisar antara 68 sampai 93 . Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 30 Posisi dan letak kota Medan berada di dataran pantai Timur Sumatera, persis di antara Selat Malaka dan jajaran pegunungan yang membujur dari Barat Daya sampai wilayah tenggara Pulau Sumatera menjadikan kota Medan daerah yang strategis baik untuk menjalankan roda perekonomian hingga pusat kebudayaan, Medan adalah tempat yang selalu terbuka bagi siapa saja yang memiliki kompeten dan kemampuan bertahan hidup sebagai orang kota. Topografinya miring ke utara dan berada pada ketinggian 0-40 meter di atas permukaan laut dengan kelembaban dan curah hujan yang relatif tinggi. Mengenai curah hujan di Tanah Deli, Medan dapat digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama yang berarti bagi waktu yang lebih banyak mendapat curah hujan dan Maksima Tambahan yang berarti bagi waktu yang mendapat lebih sedikit curah hujan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober sd bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari sd September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mmjam. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa di samping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda berada di tempat yang bernama Bakaran Batu sekarang Medan Tenggara atau Menteng orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu bernama Deli Klei. Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 31

2.1. Sejarah Berdirinya Kampung Medan