Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian

Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 22 dialihkan menjadi komplek perumahan serta pembangunan villa dan bungalow. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mengancam daerah di bawahnya dari serangan banjir sewaktu-waktu. Dari uraian-uraian ini jelaslah bahwa perubahan unsure-unsur lingkungan dapat menjadi salah satu factor penyhebab terjadinyha bencana banjir.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peristiwa banjir di kota Medan dan letak permasalahannya yang menyebabkan dammpak langsung dan tidak langsung pada masyarakat kota. 2. Bagaimana penganggulangan bencana banjir yng diupayakan oleh pemerintah dan peran serta masyarakat kota Medan beserta swasta yang terkait.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui bagaimana peristiwa banjir di kota Medan dan letak permasalahannya yang menyebabkan dampak langsung dan tidak langsung pada masyarakat kota Medan. Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 23 2. Untuk mengetahui bagaimana penganggulangan bencana banjir yng diupayakan oleh pemerintah dan peran serta masyarakat kota Medan beserta swasta yang terkait. Manfaat dari penelitian ini, yaitu: 1. Sebagai tambahan referensi bagi masyarakat umum dalam mengetahui sejarah bencana banjir di kota Medan agar selurh jajaran masyarakat dan pemerintah kota sadar akan lingkungannya yang dapat menyebabkan banjir. 2. Menambah inventarisasi sumber sejarah lokal umumnya di daerah Propinsi Sumatera Utara dan khususnya bagi masyarakat kota Medan dan sekitarnya.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian di dalam penelitian ini berkisar pada tahun 1971-1990. awal penelitian dimulai pada tahun 1970-an karena penulis menganggap pada kisaran tahun 1970-an kotamadya Medan mengalami pemekaran wilayah untuk pertama kalinya sehingga hal ini diyakini sebagai tindakan awal untuk memperhitungkan masalah urbanisasi di kota Medan. kemudian, penelitian akan diakhiri pada tahun 1990 yang menampakkan perbandingan yang cukup besar mengenai bencana banjir yang terjadi di kota Medan. jika kurangnya intensitas bencna banjir pada akhir tahun 1990-an, maka penelitian yang menyangkut campur tangan pemerintah dan masyarakat kota Medan patut diadakan. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah pemikiran mengenai amnesia sejarah bencana dimana ketika banjir dan bencana lain yang disebabkan oleh manusia manmade Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 24 disaster berulang terjadi setiap tahun, serta ttidak adanya upaya penangan bencana ini secara permanen, maka kondisi ini adalah sebuah pertanda terjadinya amnesia sejarah bencana di dalam memori kolektif masyarakat. Banjir sebagai sebuah amnesia sejarah bisa diartikan sebagai sebuah kondisi dimana masyarakat kita secara personal maupun kolektif menjadi kehilangan ingatannya tentang bencana banjir ketika bencana itu berlalu. Dalam kondisi ini, semua pihak akan ribut dan saling menyalahkan ketika bencana banjir terjadi. Namun, kita segera melupakannya ketika bencana banjir itu bencana banjir itu berlalu. Demikian seterusnya kondisi ini terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun. Kondisi amnesia sejarah yang terulang ini sebenarnya sangat bebahay kalau tidak ditanggulangi. Ketika kesadaran kolektif masyarakat tentang bencana hilang, maka masyarakat secara sadar maupun tidak sadar akan membenarkan klaim pemerintah bahawa banjir adalah bencana alam, yang lama kelamaan masyarakat kita menjadi terbiasa akan keadaan ini. Di sis lain, kesadaran palsu false conciousness masyarakat yang disebabkan oleh adanya amnesia ini sangat menggemberikan pihak yang selama ini menikmati keuntungan dari eksploitasi hutan yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang, seperti pengusaha dan pemerintah yang gagal dalam menangani banjir secara permanen. Permasalahan banjir sebenarnya adalah permasalahan dampak banjir terhadap manusia. Fenomena banjir sebenarnya fenomena alamiah di dataran banjir. Namun banjir menjadi masalah ketika aktivitas manusia berada di daerah rawan banjir, sehingga banjir akan menganggu manusia. Permasalahan perilaku manusia yang menyebabkan banjir Piolina : Banjir Di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971-1990-An, 2009. USU Repository © 2009 25 seperti pembuangan sampah hanalah secuil dari permasalahan yang menyebabkan banjir. Penyebab banjir yang utama tentunya curah hujan yang berlebih sehingga menyebabkan tingginya debit air sungai. Permsalahan banjir terbesar adalah penggunaan lahan di daerah rentan banjir flood plain oleh manusia, sehingga manusia menerima dampak banjir.

1.5 Tinjauan Pustaka