Pelarangan Kegiatan KSPPM TANTANGAN KSPPM DALAM PENDAMPINGAN MASYARAKAT

Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. dimana banyak memakan korban kekerasan khususnya dari pihak pendukung “SSA” datang sendiri ke kantor KSPPM untuk meminta pertolongan atau perlindungan. Inilah salah satu penyebab munculnya isu tersebut. Padahal KSPPM tidak memihak kepada salah satu kelompok. 39 Kelompok Sugapa dampingan KSPPM yang terkenal dengan kegigihan perjuangan mereka karena kuatnya persatuan, ternyata bisa pecah akibat konflik dalam dalam tubuh gereja. Dari 10 KK, hanya enam KK yang masih gigih untuk menghidupkan kelompok tani Sugapa ini. Sebahagian ada juga kelompok yang bubar akibat konflik gereja tersebut karena alasan takut. Misalnya kelompok Bakara wilayah Humbang Silindung yang bubar dan tidak mau lagi berhubungan dengan KSPPM. Bagi kelompok yang pecah, takut berhubungan dengan KSPPM. Hal ini disebabkan karena telah muncul isu kalau KSPPM memihak salah satu gereja yang berkonflik. Apalagi setelah harian Sinar Indonesia Baru SIB memuat berita tentang keterlibatan KSPPM dalam konflik HKBP. 40 Kekuasaan yang cenderung otoriter dan refresif muncul dalam pemerintahan Orba. Negara menggunakan paksaan dengan mengatasnamakan consensus dan legitimasi umum, dimana kekuasaan itu mewujud berupa kemampuan menciptakan kekerasan secara massif, teratur, dan memonopoli hak untuk menciptakan kekerasan dalam berbagai wujudnya. Sekaligus hal ini menunjukkan bagaimana Negara sangat berkuasa bila ibandingkan dengan kekuasaan yang dimiliki rakyat. Hal ini terwujud karena sosoknya yang berupa sistem politik birokratik otoriter yang ditandai oleh

4.2 Pelarangan Kegiatan KSPPM

38 Hasil wawancara dengan Saur Tumiur Situmorang, tanggal 9 November 2009. 39 Hasil wawancara dengan Eliakim Sitorus, tanggal 28 September 2009. Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. adanya suatu rezim dimana hak dan kebebasan politik berupa pluralisme terbatas dengan depolitisasi. Program pemerintah yang terlalu dipaksakan mengambil bentuk dalam konsep pembangunan. Pemerintah dapat dengan leluasa mengontrol dan menertibkan bahkan melenyapkan organisasi rakyat, organisasi politik atau organisasi seperti serikat buruh, LSM apabila tidak tunduk dengan kebijakan pembangunan yang dijalankan pemerintah. Dalam hal ini alat kekuasaan melalui institusi militer diberi hak untuk mengontrol masyarakat yang cenderung menggunakan metode pembungkaman dengan kekerasan. Tetapi tidak semua rakyat yang tunduk dengan ideologi pembangunan pada saat itu. Hal tersebut dapat dilihat dalam wujud organisasi masyarakat sipil seperti serikat buruh, petani, mahasiswa atau LSM yang menentang program pembangunan yang dijalankan tanpa melibatkan rakyat sebagai subjek. Tidak sedikit pembangunan yang dijalankan justru semakin menyengsarakan rakyat. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan KSPPM dalam proses pemberdayaan rakyat. Tentunya disebabkan oleh program-program KSPPM dalam mewujudkan prakarsa masyarakat seperti penyadaran hukum, pendidikan melalui diskusi-diskusi membuat pemerintah merasa gerah dengan kehadirannya. Dimulai dari pendampingan KSPPM terhadap 10 orang ibu-ibu di Sugapa dalam kasus pencabutan bibit pohon eucalyptus yang ditanami oleh PT.IIU dan pendampingan terhadap korban bencana longsor Bulu Silape yang disebabkan pengerukan pasir dan batu di Bulu Silape oleh PT.IIU untuk keperluan perusahaan dalam pembuakan jalan. Pemerintah daerah Taput yang dipimpin oleh Bupati Lundu Panjaitan semakin marah setelah petani dari Sugapa dan Bulu Silape berangkat ke Jakarta untuk mengadukan nasib mereka kepada Menteri Dalam Negeri. Bupati yang telah mengetahui pendampingan 40 “KSPPM ikut main di HKBP dan Mengacaukan di Universitas HKBP Nommensen” isi Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. KSPPM terhadap petani tersebut, langsung menuduh KSPPM sebagai provokator yang selalu memperuncing masalah. 41 Pada tahun 1989 staf KSPPM mengadakan investigasi dampak negatif PT.IIU di sekitar pabrik dan di dalam pabrik. Hasil investigasi tersebut kemudian dipublikasikan oleh KSPPM kepada masyarakat melalui bulletin dan ternyata di bulletin tersebut terdapat gambar seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia TNI dan di cantumkan juga hasil wawancara dengan prajurit tersebut mengenai penugasan oleh atasannya. Komandan Korem sangat marah setelah mengetahui adanya publikasi hasil investigasi tersebut. 42 Pada tanggal 25 Juli 1989 Kepala Kantor Sosial Politik Kakansospol Tingkat II Taput memanggil pengurus KSPPM untuk mempertanyakan masalah yang berhubungan dengan buku hasil diskusi pemanfaatan lahan kosong di Lumban Nabolon Kecamatan Porsea. Kemudian secara berulang-ulang pengurus KSPPM dipanggil oleh Bupati Taput dan Dandim Taput serta Danrem 023Kawal Samudra di Sibolga. Pemanggilan tersebut berkaitan dengan mempertanyakan izin resmi kegiatan atau keberadaan KSPPM dari pemerintah. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana introgasi. 43 Setelah pemanggilan berkali-kali dan terus dihadiri oleh pengurus KSPPM, kemudian pada tanggal 20 Agustus 1990 kantor KSPPM menerima tembusan telegram Dandim Taput. Isi telegram tersebut melarang kegiatan KSPPM sebelum ada izin dari aparat yang berwenang. Tentu isi telegram tersebut sangat mengejutkan para pengurus. Pengurus KSPPM berusaha menemui Dandim Taput di markasnya, untuk meminta penjelasan mengenai surat telegram tersebut. Demikian juga pengurus mengirim surat kepada Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dan kepada berita harian SIB pada tanggal 4 Oktober 1990. 41 Dalam surat kabar harian Sinar Indonesia Baru, sabtu 26 Mei 1990. 42 Wawancara dengan Eliakim Sitorus Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI seputar pelarangan kegiatan KSPPM. Tetapi tetap saja tidak diacuhkan. Pengurus KSPPM bersama sekretaris eksekutif Wahana Informasi Masyarakat WIM pada tanggal 31 Agustus 1990 bertemu dengan KADIT Sosial Politik kadit Sospol Sumut untuk meminta penjelasan dan penyelesaian mengenai surat telegram yang melarang kegiatan KSPPM oleh Dandim Taput. Tetapi saat itu juga Kadit sospol menyarankan KSPPM meninjau ulang program-programnya dan menganjurkan supaya bidang hukum dihilangkan saja. Seiring dengan berjalannya usaha-usaha untuk meminta penjelasan tentang pelarangan kegiatan KSPPM, lembaga-lembaga jaringan kerja KSPPM di tingkat lokal dan nasional sampai tingkat internasional secara bergantian mengirim surat ke kantor KSPPM yang menyatakan dukungan dan keprihatinannya atas pelarangan kegiatan tersebut. Lembaga-lembaga jaringan tersebut juga mengirim surat kepada Pemerintah daerah di Taput sampai pemerintah pusat dan bahkan pimpinan militer di Daerah sampai pusat yang isinya berupa kecaman dan permohonan supaya isi surat telegram tersebut ditinjau ulang dan segera dicabut. Walaupun KSPPM menerima surat telegram yang berisi pelarangan kegiatan, tetapi para pengurus tetap menjalankan program seperti biasanya dengan prinsip yang mereka pegang KSPPM tidak boleh dibubarkan oleh siapa pun selagi masyarakat masih membutuhkan. Tetapi dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan seperti diskusi dan pelatihan petani, militer selalu mengawasi bahkan kerap setiap pertemuan selalu dibubarkan oleh aparat militer. Melalui intimidasi-intimidasi terhadap petani 43 Hasil wawancara dengan Eliakim Sitorus. Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. dan juga terhadap staf di lapangan tidak menyurutkan semangat mereka. Bahkan pernah beberapa orang staf di tahan dalam sel dalam waktu beberapa hari. 44 Menyaksikan setiap kegiatan KSPPM selalu diintimidasi oleh militer, maka petani dampingan takut berhubungan dengan KSPPM. Apalagi setelah dimuatnya berita di surat kabar harian SIB, dimana isi beritanya menyatakan bahwa KSPPM adalah organisasi terlarang. 45 Atas desakan pengurus dan lembaga-lembaga jaringan KSPPM tersebut untuk segera mencabut surat telegram tersebut akhirnya berhasil. Pada tanggal 9 Oktober 1990 Komandan Resort Militer Danrem 023KS Kolonel Sukirman mengirim surat kepada Komandan Distrik Militer Kodim 0210TU, yang berisi perintah pencabutan surat telegram Dandim 0210TU STR1341990 tentang larangan kegiatan KSPPM. 46 Sebenarnya ijin operasional yang disebut-sebut Korem, Kodim dan Pemda Taput adalah ketentuan yang tidak dikenal dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku atau Instruksi Menteri Dalam Negeri INMENDAGRI No.8 tahun 1990. Tetapi karena kegiatan KSPPM melalui program penyadaran hukum telah meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat terutama petani yang merasa hak-haknya dirugikan. Petani yang mulai kritis dan telah sadar akan hak-haknya serta sadar hukum dengan berani memperjuangkan hak-haknya yang dilanggar oleh penguasa dan pengusaha. Hal ini dapat terlihat ketika PT.IIU menyerobot lahan petani dan petani melakukan perlawanan. 44 Hasil wawancara dengan Saur Tumiur Situmorang. 45 Harian SIB pada tanggal 6 September 1990. Akibat berita harian SIB tersebut maka selanjutnya KSPPM menggugat surat kabar harian SIB melalui Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 4 Oktober 1990. Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009.

BAB V KONTRIBUSI KSPPM TERHADAP MASYARAKAT DI TAPUT

Dokumen yang terkait

Studi Tumbuhan Anggrek Di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara

11 132 149

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Kabupaten Humbang Hasundutan

4 67 149

Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai

3 55 95

Peranan Lundu Panjaitan Dalam Pembangunan Di Tapanuli Utara Tahun (1989-1994).

0 2 16

Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Religius di Kabupaten Indragiri Hilir

0 0 9

FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BATANG TORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014 RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT, SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014

0 0 8

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PERAN OPINION LEADER DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT (Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10

KATA PENGANTAR - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 4 18