Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009.
tersebut berarti melibatkan antara laki-laki dan perempuan dalam setiap permasalahan perempuan.
5.5 Pemberdayaan Ekonomi Melalui Koperasi Credit Credit Union
Pelaksanaan program pemerintahan Orba yang dikenal dengan pendekatan top down, tidak dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan. Pendekatan ini tidak pernah
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan rakyat. Adapun program pemerintah di Tapanuli untuk mengentaskan kemiskinan separti Opsusdu “Maduma” dan GPDT
“Martabe”, terkesan menghambur-hamburkan uang yang tentu mematikan kemandirian masyarakat. Padahal pembangunan ekonomi yang berorientasi kepada
rakyat haruslah membangun kemampuan masyarakat untuk mandiri. Sehingga setiap individu warganegara mempunyai kemampuannya untuk hidup sejahtera.
Seiring dengan persoalan petani di Taput, seperti penyempitan lahan pertanian, kebutuhan akan pupuk dan pestisida kimia yang mempengaruhi penghasilan petani
menurun. Oleh karena itu para rentenir di pedesaan sering menjadi tumpuan para petani. Petani sangat mudah mendapatkan pinjaman dari rentenir, walaupun dengan
bunga pinjaman yang cukup tinggi. Hal ini terpaksa dilakukan petani untuk dapat membiayai kebutuhan hidup dan sekaligus digunakan untuk modal bertani.
Berswadaya secara individual bagi petani miskin sulit dilaksanakan, tetapi bila secara bersama dalam kelompok lebih berprospek. Oleh karena itu KSPPM bersama-
sama dengan petani membangun prinsip-prinsip swadaya tersebut dalam wadah kelompok-kelompok koperasi kredit atau yang disebut CreditUnion CU. Dengan
adanya wadah kelompok melalui CU, selain peningkatan ekonomi petani, solidaritas petani juga semakin kuat. Sehingga dalam melakukan pengorganisasian masyarakat,
Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009.
KSPPM menggunakan CU sebagai entry point untuk perubahan dan perkembangan kesadaran mereka akan kebutuhan hidup lainnya.
Oleh karena semakin banyaknya kelompok CU yang terbentuk, maka kebutuhan akan pelatihan pembukuan CU pun semakin meningkat. Hal ini disebabkan
karena kelompok yang baru terbentuk belum mengetahui pembukuan yang sistematis. Maka secara rutin staf KSPPM datang ke desa-desa untuk mengadakan pelatihan
pembukuan. Biasanya setelah selesai latihan pembukuan, dilanjutkan dengan diskusi dengan topik yang lain seperti pertanian.
5.6 Pendampingan KSPPM Terhadap Korban Akibat Beroperasinya PT.IIU 5.6.1 Profil Perusahaan