Ketidakpedulian Gereja Terhadap Persoalan Masyarakat

Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. tidak jauh berbeda dengan Maduma. Terakhir program ini juga nantinya gagal karena sejak dini program ini rakyat hanya menjadi objek tanpa dilibatkan.

3.4 Ketidakpedulian Gereja Terhadap Persoalan Masyarakat

Pada abad 19 tepatnya pada tahun 1824 Tanah Batak Tapanuli didatangi oleh Burton dan Wenda merupakan penginjil yang pertamakali datang yaitu utusan dari Gereja Baptis Inggris. Tetapi mereka tidak lama dan tidak ada kontribusi terhadap warga. Kemudian Pdt.Muson dan Lyman pada tahun 1829 dari Badan Zending Amerika dating ke Tanah Batak. Tidak lama di Tanah Batak mereka terbunuh. Menyusul Pdt. Van Asselt pada tahun 1857 yang berasal dari Belanda berhasil mengkristenkan orang Batak dengan membaptis dengan membaptis yang merupakan pertamakalinya yaitu Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar di Sipirok. 25 Penginjil yang membuat gebrakan besar di Tapanuli ialah Pdt.Ingwer Ludwig Nommernsen yang dating ke Tanah Batak tepatnya di Lembah Silindung pada tahun 1861 26 Untuk membantu pemberitaan injil, Nommensen membuat beberapa gerakan besar yang sekalian memberikan kemajuan bagi Orang Batak. Beberapa hal yang tidak bisa dilepaskan dari perannya adalah memajukan pendidikan di Tanah Batak dengan membangun sekolah. Pada awalnya sekolah tersebut bertujuan untuk menghasilkan ahli-ahli teologia yang membantu misionaris dalam pemberitaan injil. . Ia diutus oleh Badan Zending Jerman RMG yang membuat gerakan besar di Tanah Batak. Sehingga Nommensen dianggap sebagai tokoh yang memajukan Tanah Batak sehingga ia disebut sebagai rasul Tanah Batak. 25 Lothar Schreiner, Adat dan Injil: Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003 hal. 7. 26 Dari tahun inilah diambil sebagai tahun berdirinya HKBP yang diperingati setiap tahunnya dan Nommensen merupakan Ephorus gereja HKBP yang pertama hingga ia meninggal pada tanggal 23 Mei 1918 di Sigumpar Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. Tetapi kemudian melihat perkembangan yang dirasakan, perlu mendirikan sekolah untuk umum. Hal ini tentunya berawal dari tujuan agar orang Batak membaca Alkitab dan supaya lepas dari keterbelakangan. Atas dorongan tersebut akhirnya Badan Zending di Tapanuli lebih banyak memiliki sekolah dibanding milik pemerintah kolonial, dimana 509 sekolah milik zending sedangkan pemerintah colonial Belanda hanya memiliki 32 sekolah 27 Ditawannya para misionaris Jerman oleh pihak Belanda, menyebabkan dilaksanakannya Sinode Agung Istimewa pada tanggal 10 Juli 1940. Dari sinode . Banyaknya jumlah sekolah berdampak tingkat pendidikan yang sudah mulai merata dan menghasilkan orang Batak yang berpendidikan. Hal ini juga menyebabkan semakin banyaknya pemuda-pemuda Batak merantau ke daerah-daerah di pulau Sumatera sampai di penjuru nusantara. Dimana mereka mencari pekerjaan diluar sektor pertanian karena terbukanya berbagai kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan gaji dan pangkat yang tinggi di instansi pemerintah maupun swasta. Khususnya di perkebunan Sumatera Timur dimana seiring perkembangan pesat perusahaan-perusahaan dagang membutuhkan banyak tenaga dan bersedia membayar gaji yang lebih tinggi. Aspek berikutnya yang mendapat perhatian lembaga zending adalah bidang kesehatan. Terbukti dengan dibangunnya Rumah sakit di Pearaja yang kemudian menjadi Rumah Sakit Tarutung. Sedangkan dalam pelayanan social dibuat panti asuhan. Program-program yang dilancarkan di masa Nommensen itu dapat dikatakan mencakup bidang-bidang hidup yang mengarah kepada modernisasi. Tidak bisa juga dilepaskan dalam upaya Nommensen melakukan pendekatan terhadap masyarakat Batak dengan segala struktur kemasyarakatan dan adatnya. 27 Moksa Nadeak,dkk, Krisis HKBP: ujian Bagi Iman dan Pengamalan Pancasila. Tarutung: Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. agung tersebut terpilih putra Batak yaitu Pdt. K Sirait untuk yang pertamakali sebagai ephorus HKBP sekaligus manandakan kemandirian gereja HKBP. Tetapi setelah kemandirian HKBP, yang muncul adalah gejolak dari internal gereja. Dimulai dari Huria Kristen Indonesia HKI yang memisahkan diri pada tahun 1946. Setelah itu tenaga-tenaga baru atau pendeta-pendeta muda di tahun 1961 yang tidak setuju dengan model manajemen tradisional dalam mengelola gereja mendirikan Gereja Kristen Protestan Inonesia GKPI. Selanjutnya HKBP yang berbahasa Simalungun dimandirikan dengan nama Gereja Kristen Protestan Simalungun GKPS pada tanggal 1 September 1963. 28 Atas desakan dan tuntutan dari dalam dan luar gereja itu sendiri, maka pada Sidang Raya Dewan Gereja Indonesia DGI pada tahun 1971 di Pematang Siantar barulah gereja-gereja diingatkan akan peran sosial ini. Rumusan Sidang Raya Siantar tersebut memberikan arti yang luas dan sekaligus baru tentang diakonia gereja di Indonesia. Rumusan tersebut diwujudkan DGI dengan pelayanan Development Center dan selanjutnya berkembang menjadi Departemen Partisipasi dalam pembangunan. Lembaga-lembaga gereja tersebut melalui departemen partisipasi dalam pembangunan Fenomena semakin bertambahnya jumlah gereja di Tapanuli tidak serta merta membawa perubahan terhadap persoalan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan keterbelakangan dan banyaknya jumlah angka kemiskinan di Tapanuli Utara. Demikian juga dengan semakin banyaknya jumlah warga sebagai korban akibat dari dampak pembangunan industri raksasa. Tentu sangat jelas berbeda dengan apa yang dilakukan para misionaris sebelumnya bila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh para pemimpin gereja setelahnya. Dimana gereja-gereja lebih memusatkan pelayanan di sekitar altar dan peribadahan dan cenderung mengabaikan pelayanan sosial. Biro Informasi HKBP, 1995 hlm.18 Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. ternyata bekerja dengan menganut paham developmentalisme. Tak satu pun gereja pada kurun waktu tersebut yang menolak konsep dasar dan gagasan pembangunan yang digelontorkan pemerintah. Adapun juga program-program dari masing-masing lembaga gereja tersebut hanya bersifat charity. Misalnya proyek pembangunan sumber air minum desa, pembangkit tenaga listrik desa. Sementara sejak kehadiran perusahaan raksasa di Tapanuli Utara seperti PT.Inalum dan PT.IIU yang awalnya ditujukan untuk mengatasi kemiskinan, dari awal berdirinya sudah meresahkan warga. Mulai dari pengambilan lahan petani di Dolok Martalitali, penurunan permukaan air danau Toba akibat beroperasinya PLTA Asahan. PT.IIU melalui adat pago-pago memanipulasi masyarakat untuk merebut tanah masyarakat di Sugapa. Terjadinya bencana longsor di bulusilape Desa Sianipar yang memakan korban jiwa 13 orang dan kerugian materi akibat pengerukan bukit untuk pembuatan jalan oleh PT.IIU.

3.5 Dari KSPH Menjadi KSPPM

Dokumen yang terkait

Studi Tumbuhan Anggrek Di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara

11 132 149

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Kabupaten Humbang Hasundutan

4 67 149

Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai

3 55 95

Peranan Lundu Panjaitan Dalam Pembangunan Di Tapanuli Utara Tahun (1989-1994).

0 2 16

Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Religius di Kabupaten Indragiri Hilir

0 0 9

FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BATANG TORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014 RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT, SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014

0 0 8

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PERAN OPINION LEADER DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT (Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10

KATA PENGANTAR - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 4 18