Pembangunan Infrastruktur KONTRIBUSI KSPPM TERHADAP MASYARAKAT DI TAPUT

Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. Dari kenyataan itulah KSPPM kembali memberikan motivasi kepada petani agar beralih kepada sistm pertanian yang berwawasan lingkungan. Sistem pertanian agraris yang dikembangkan merupakan penggalian nilai-nilai kearifan dari sistem pertanian kampung. Dengan kata lain sistem pertanian organik adalah suatu sistem pembudidayaan pertanian yang didasarkan pada menjaga sekaligus membangun serta memperbaharui kembali hubungan manusia dengan alamnya. Artinya sistem pertanian yang menolak teknologi pertanian yang dapat merusak lingkungan dan tidak berkesinambungan. Dalam pertanian organik diperkenalkan bagaimana pupuk kompos yang berasal dari tumbuhan dan kotoran ternak ternyata dapat digunakan menggantikan pestisida dan pupuk kimia. 54 53 dalam Buletin prakarsa edisi Juli-agustus 1988 54 Wawancara dengan Siboro, tanggal 23 September 2009. Untuk lebih memotivasi para petani di Taput khususnya pemuda di desa, mereka didampingi oleh KSPPM mengadakan orientasi ke daerah-daerah yang cukup berhasil pertaniannya seperti di dataran tinggi Tanah Karo dan Simalungun. Sehingga dengan kegiatan orientasi tersebut para petani termotivasi untuk mengikuti petani seperti di daerah-daerah orientasi yang mereka kunjungi. Keberhasilan petani akibat program orientasi tersebut dapat dirasakan oleh petani di Desa Sipultak. Kalau sebelumnya warga Sipultak, mayoritas adalah bekerja sebagai buruh tani di lahan orang lain. Akan tetapi, setelah mengikuti pelatihan pertanian dan kegiatan orientasi mereka akhirnya mengolah sendiri lahannya. Sehingga mereka pun tidak lagi menjadi buruh tani di lahan orang lain. Bagi pemuda tentunya hal ini sangat berguna karena mereka tidak lagi pergi meninggalkan kampung untuk mencari pekerjaan.

5.3 Pembangunan Infrastruktur

Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. Di Taput fasilitas sarana air bersih, listrik, irigasi untuk pertanian yang merupakan kebutuhan penting bagi warga sangat sulit ditemukan. Kalaupun pemerintah melaksanakan pembangunan di pedesaan warga tidak pernah dilibatkan dari perencanaan sampai pelaksanaan sehingga warga di desa sangat kurang dalam hal kepemilikan bersama bahkan terkadang pembangunan tersebut tidak berangkat dari kebutuhan mendasar dari warga. Warga dalam memenuhi kebutuhan air bersihair minum diperoleh dari air hujan yang ditampung dan juga dari air parit yang mengalir dari lembah di bawah kampung. akibatnya sering terjadi warga menderita cacingan, terlebih anak-anak jarang mandi karena air sering kotor. kebersihan alat-alat dapur tidak terjamin dalam kondisi normal. demikian pula pakaian mereka jarang dicuci. Perempuan yang mengambil peran di rumah untuk mengerjakan pekerjaan dapur, tentu sangat direpotkan. Atas hasil pengamatan staf selama tinggal dengan warga dan atas permintaan warga kepada staff KSPPM untuk bersedia mendampingi warga dalam pembangunan sarana seperti sarana air bersih, pembangkit listrik tenaga air dan jembatan yang tersebar di beberapa desa. KSPPM dalam hal ini berperan hanya sebagai pendamping sedangkan pemilik proyek adalah warga. Dalam memulai pembangunan tersebut, KSPPM memiliki tahap-tahap dalam pengerjaannnya. yang pertama ialah tahap penyadaran. Yaitu tahap persiapan dan penyadaran sosial melalui diskusi dan musyawarah bersama masyarakat. Tahap ini merupakan sangat penting untuk membangkitkan potensi masyarakat yang telah hilang seperti saling tolong-menolong, saling bekerjasama membangun kesejahteraan bersama. karena pembangunan sarana infrstruktur tersebut hanyalah entrey point untuk perubahan, perkembangan kesadaran mereka akan kebutuhan hidup lainnya. Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. tahap yang kedua ialah tahap pengorganisasian. setelah masyarakat menyadari bahwa mereka butuh pembangunan sarana untuk kebutuhan hidup melalui diskusi-diskusi dan musyawarah, diputuskan untuk melanjutkan pembangunan maka pembicaraan selanjutnya difokuskan pada kekuatan desa. Meliputi kekuatan masyarakat dalam pembangunan dari rayat, oleh rakyat dan untuk rakyat. pengorganisasian dalam hal ini menyangkut peningkatan kemampuan dan keterampilan penduduk secara bersama- sama untuk melahirkan pemimpin melalui sebuah wadah bersama atau organisasi. organisasi inilah yang nantinya memikirkan tentang penyebaran informasi dan pemahaman prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur yaitu rakyat yang merancang, mengelola dan memelihara. oleh karena itu masyarakat memilih pengurus yang bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi berdasarkan keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah desa. dalam perencanaan termasuk pengumpulan dana swadaya, kerja gotong-royong dengan berjadwal serta bertanggungjawab dalam persoalan teknis di lapangan. Kemudian tahap yang ketiga ialah tahap pelaksanaan pembangunan. Merupakan kelanjutan dari setelah terbentuknya organisasi dan pengurusnya panitia pembangunan oleh masyarakat. Maka KSPPM menyerahkan hak penuh kepada pengurus bersama masyarakat sebagai pemilik untuk merancang, mengelola dan memelihara infrstruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut tentu membutuhkan banyak biaya, dalam hal ini KSPPM mengusahakan terlebih dahulu swadaya masyarakat. Setelah diketahui kemudian dana dari swadaya masyarakat untuk pembangunan infrastruktur apabila kurang, maka KSPPM berusaha atau menanggungjawabi pencarian dana yang kurang. Artinya dana yang kurang yang ditanggungjawabi KSPPM selanjutnya tetap akan diganti oleh masyarakat kepada KSPPM melalui koperasi yang dibentuk oleh Roganda P. Simanjuntak : Peran KSPPM Dalam Membangun Prakarsa Masyarakat Di Tapanuli Utara 1985 – 1994, 2009. masyarakat. seperti telah disebutkan sebelumnya dimana pembangunan sarana tersebut hanyalah entrey point untuk perubahan dan perkembangan kesadaran mereka akan kebutuhan hidup lainnya. oleh sebab itu setelah pembangunan infrastruktur selesai maka selanjutnya KSPPM tetap mendampingi dalam pembantukan koperasi kredit, kegiatan pengembangan pertanian melalui diskusi dan orientasi ke desa lain yang juga merupakan dampingan KSPPM seperti desa Silaban dan Dolok Martalitali dimana desa tersebut termasuk sudah maju pertaniannya. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang hukum mereka juga diikutkan dalam pelatihan dan diskusi dibidang hukum seperti latihan pokrol. Program pembangunan infrastruktur inipun hanya dilaksanakan sampai pada tahun 1989. Hal ini disebabkan kesulitan KSPPM dalam mencari dana untuk mendukung program ini.

5.4 Bidang Perempuan

Dokumen yang terkait

Studi Tumbuhan Anggrek Di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara

11 132 149

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Kabupaten Humbang Hasundutan

4 67 149

Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai

3 55 95

Peranan Lundu Panjaitan Dalam Pembangunan Di Tapanuli Utara Tahun (1989-1994).

0 2 16

Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Religius di Kabupaten Indragiri Hilir

0 0 9

FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BATANG TORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014 RISK FACTORS OF CHIKUNGUNYA FEVER OUTBREAK IN BATANG TORU SUB-DISTRICT, SOUTH TAPANULI DISTRICT, NORTH SUMATERA, 2014

0 0 8

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PERAN OPINION LEADER DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT (Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10

KATA PENGANTAR - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 4 18