Pendekatan Awal Analisa Hasil Temuan

mereka juga wajib mengikuti aturan-aturan panti yang ada. Mereka para klien berasal dari daerah yang berbeda-beda, serta latar belakang keluarga, pendidikan, ekonomi mereka berbeda-beda yang kemudian di sosialisasikan dipanti dengan yang lainnya, agar tercipta suasana harmonis didalam panti terhadap sesama teman penghuni satu dengan yang lainnya. 15 Pembimbing yang memberikan rehabilitasi di Panti sosial ini adalah mereka yang disebur PEKSOS pekerja sosial, dan penyuluh agama dengan latar belakang pendidikan yang baik yang lulusan SMA sd S1. dan pengalaman mereka tidak diragukan lagi. Karena selain mereka berpengalaman dalam memberikan rehabiltasi di Panti mereka juga memiliki pengalaman sebelumnya di tempat rehabilitasi lain. 16 Adapun rehabilitasi sosial yang diberikan PSKW Mulya Jaya Jakarta memiliki Tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, dan bermaksud memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien. Pendekatan yang dimaksud meliputi; kegiatan-kegiatan orientasi dan 15 Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta pada bulan februari sd September 2011. 16 Wawancara peneliti dengan pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi dan seksi advokasi sosial Bambang Sulistiono S. St, dan penyuluh islam mental-spiritual Ahmad Afandi, S.Sos.I di ruang konsultasi dan ruang kerja PEKSOS dan REHSOS pada hari senin tgl 22 Agustus 2011, pukul 10 sd 12 petang. konsultasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi klien. Berikut penjelasan tentang pendekatan awal di PSKW Mulya Jaya Jakarta. “Pendekatan awal yang dilaksanakan oleh seksi program adalah memberikan informasi tentang program panti ini yaitu bukan hanya TS tuna susila akan tetapi juga untuk korban trafficking, kemana pendekatan awalnya yaitu: ke instansi terkait diantaranya dinas sosial, satpol PP, pihak polri dan instansi-instansi lainnya. Kita mengadakan sosialisasi.. ya, selama sosialisasi itu bagaimana cara mekanismenya yaitu dengan memberikan tugas pada pihak panti untuk menjelaskan pada pihak terkait diatas, dengan memberikan penjelasan bahwa di Panti ini ada 2 angkatan dalam 1 Tahun, yang dimulai penerimaannya dari Januari sd Juni ya.. dan juli baru angkatan ke-dua sampai Desember. 17 Dalam pendekatan awal PSKW mendapatkan informasi tentang WTS dari dinas-dinas sosial. “Jadi gini, masalah kita mendapatkan informasi tentang WTS dari mana kita kan hanya menginformasikan pada pihak polri misalkan bahwa ada lembaga pihak PSKW di Pasar Rebo ini, jadi pihak Panti yang bertugas datang pada pihak berwenang dan menjelaskan bahwa lembaga PSKW ini adalah milik kementrian sosial. Fungsinya apa? Yaitu kita melakukan rehabilitasi pada wanita Tuna Susila TS dan korban Traficking yang di eksploitasi seksnya kan begitu.. adapun kewenangan dari peraziaan itu bukan wewenang kami akan tetapi pihak-pihak yang berwenang yang seleksi, maksudnya seleksi apakah betul klien yang di tangkap benar-benar TS atau bukan dinas-dinas sosial yang melakukan itu. 18 Adapun faktor pendukung dan penghambat PSKW dalam melakukan pendekatan awal. 17 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. 18 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. “Ya faktor penghambatnya dalam hal ini adalah yang namanya Panti ini kan tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan jangkauan langsung,jadi kita ga tau penyeleksian mereka sudah akurat atau belum dalam artian kewenangannya adalah dinas sosial dengan instansi terkait, karena apa itu otonomi daerah kan.. jadi pihak kami ga bisa langsung. Bisa saja kita langsung pendekatan-pendekatannya langsung pada klien kita, tapi kan kita ada wilayah pembinaan sosial tiap daerahnya dan disanalah kita melakukan kerjasama yaitu namanya kita membuka jaringan kerja sama melalui program sosialisasi. Nah itu yang namanya pendekatan awal”. 19 Pendekatan awal meliputi kegiatan-kegiatan orientasi, konsultasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi dengan rincian sebagai berikut : a. Orientasi dan Konsultasi Adalah kegiatan pengenalan program pelayanan kepada pemerintah daerah, instansi-instansi teknis, dan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahan atau pengakuan, dukungan dan bantuan serta peran sertanya dalam pelaksanaan program. Pendekatan awal di PSKW Mulya Jaya yang dilakukan dalm bentuk orientasi dan konsultasi. Pendekatan awal orientasi dan konsultasi yang dilaksanakan PSKW Mulya Jaya sebagai berikut : “Orientasi masa perkenalan dan konsultasi itu dilakukan oleh bagian rehsos rehabilitasi sosial, prosesnya yaitu ketika klien masuk sini sudah ditentukan, bahwa apakah klien sudah termasuk definitive dan sudah syarat untuk dibimbing, maka ada program yang namanya sosialisasi, jadi, mereka kan yang namanya masih labil karena dari 19 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. luar dan pergaulan bebas, emosi tidak stabil dengan perlahan maka akan kita kenalkan pada mereka tentang cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan bukan hanya itu, kita juga perkenalkan pada mereka, tentang bagaimana cara bersosialisasi dengan program kita. Konsultasi diantaranya seperti mereka klien ingin dibimbing seperti apa di Panti, dan dibagi juga pembinanya siapa-siapa aja ni untuk dilakukannya proses konsultasi ini agar berjalan dengan baik.. konsultasinya dengan diadakannya bimbingan, serta diberikan kesempatan bagi keluarga untuk dilakukannya konsultasi tentang keberadaan keluarganya disini. Baik melalui pekerja sosial diadakannya kini, maupun petugas-petugas yang ditunjuk”. 20 Adapun hambatan dan dukungan yang dihadapi PSKW dalam melaksanakan kegiatan orientasi dan konsultasi ini sebagai berikut : “Pendukungnya adalah klien yang koperatif ya,, karena kalau siswanya yang pasif kan susah juga untuk mengikuti program tahapan orientasi dan konsultasi ini. Kalau klien yang koperatif kan istilahnya ada keluarga yang memberikan dukungan serta memberikan pemahaman pada keluarganya yang dibina di Panti bahwa arti pentingnya mereka dibina disini itu sangat mendukung sekali ya dalam hal ini. Yang tidak mendukung ya.. misalkan ada oknum- oknum yang memang berusaha untuk mengajak mereka kembali bekerja menjadi WTS, karena kaya mereka ini ka nada sindikatnya tersendiri ya.. seperti mucikari yang masih mencari-cari mereka untuk bisa di rekrut kembali.” 21 b. Identifikasi Adalah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri penyandang masalah tuna susila serta potensi 20 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. 21 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. terhadap lingkungannya, termasuk sumber-sumber pelayanan, sarana dan prasarana kerja dan usaha, fasilitas atau garis kemudahan. “Identifikasinya pertama ya di data oleh pekerja sosial, dan identifikasinya itu bukan hanya menyangkut tentang diri klien umur, pendidikan, asal daerah pribadi saja akan tetapi juga menyangkut keluarga latar belakang keluarga, permasalahan ekonomi dsb, dan segala hal yang menyangkut tentang apa yang dilakukan dia, dan identifikasi kesehatan diri klien juga yaitu mengenai penyakit-penyakit mereka yang dilakukan pengecekkan oleh tim medis. Identifikasi dilakukan pertama ketika mereka masih diluar panti atau masih dalam razia ya.. yang melakukan identifikasi dari dinas sosial. Akan tetapi ketika mereka sudah tersaring di Panti mereka melaksanakan identifikasi di PSKW dengan petugas panti. Untuk mencegah adanya kesalahan dalam identifikasi maka dari itu Panti sosial ini memiliki TIM yang berwenang untuk melakukan identifikasi klien seperti: tim medis, psikolog, polri, dsb”. 22 Adapun faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan identifikasi ini yang dihadapi PSKW. “Pendukungnya kembali ke penjelasan saya tadi ya, bahwa kalau siswanya koperatif kan gampang-gampang aja ya untuk dilakukannya proses identifikasi, penghambatnya kalau pasif kliennya kan susah juga dilakukannya identifikasi nahh susahnya disitu. Makanya kan identifikasi kita dibantu oleh seorang psikolog ya, jadi mereka tau tingkat akurasi data klien bohong atau tidaknya kan dari psikolog yang menangani klien kan gitu”. 23 c. Motivasi 22 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. 23 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Prog. Advokasi Sosial Bambang Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 10.30 sd 11.00 petang. Adalah kegiatan pengenalan program kepada penyandang masalah tuna susila untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi sosial. “Dari anak sudah ada di Panti maka si anak sudah diberikan motivasi, dalam artian mereka akan kami buat nyaman dngan keberadaan di Panti, barulah kami memberikan motivasi untuk mereka si klien. Motivasi yang kami berikan seperti konseling dan bimbingan kelompok dan individu, diskusi kelompok dan terapi kelompok. Dengan adanya kegiatan kelompok tersebut maka akan mudah bagi para pengasuh tiap-tiap kelompok dalam memberikan motivasi pada siswaklien. Pemberian motivasi ini aka terus berjalan selama mereka masih dalam tahap rehabilitasi di Panti ini, adapun tujuan dari pemberian motivasi ini adalah agar klien dapat mengikuti program dan materi serta peraturan yang ada di Panti, agar mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dalam hidup, karir, cita-cita dan masa depan dalam hidup. Adapun faktor penghambat yang biasa diatasi adalah kemalasan mereka, sifat mereka yang masih labil, karena kan mereka diluar Panti biasa hidup bebas tanpa aturan, nah itu yang terkadang menjadi penghambat dari pemberian motivasi ini di Panti. Akan tetapi pedukungnya adalah mereka klien kami berada dalam lingkungan Panti jadi mudah di jangkau untuk diberikannya motivasi dan pembelajaran materi”. 24 d. Seleksi Adalah kegiatan pengelompokkan atau klasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah di motivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan. 24 Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011, pukul 11.30 sd 12.00 petang. “Dalam menyeleksi yang paling utama adalah wanita tuna susila,korban trafficking, usia 15-45 tahun, sehat jasmani dan rohanitidak sakit ingatan, tidak mengidap penyakit berat dan menular kecuali penyakit kelamin, wajib tinggal di asrama dan mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku, wajib mengikuti bimbingan mental social dan fisik serta keterampilan selama 6 bulan, tidak sedang berurusan dengan pihak kepolisian”. 25

2. Penerimaan